Berkat Tol Laut Sapi Dari Kupang Dapat Pelayanan VIP di Kapal
Pola pengiriman sapi kemudian diubah menggunakan tol laut karena sapi jadi merasa lebih nyaman
POS KUPANG, KUPANG - Pengusaha sapi di Kabupaten Kupang salut terhadap program Tol Laut yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Program tol laut, dengan menghadirkan kapal pengangkut ternak, mulai dioperasikan sejak November 2015 untuk satu kapal ternak dan lima kapal ternak lainnya di September 2018.
Tol laut merupakan peralihan dari pola kargo pengiriman sapi dari Kabupaten Kupang ke DKI Jakarta dan Kalimantan.
Melky Tanehe, seorang peternak sapi di Kabupaten Kupang, kepada Pos Kupang, Senin (4/2/2019) mengatakan, pola pengiriman sapi dari Kabupaten Kupang selama ini menggunakan sistem kargo.
Biaya pengiriman sapi menggunakan kargo dari Kupang ke Surabaya, Jawa Timur Rp 1.250.000/ekor.
Sistem kargo ini memang memiliki risiko cukup besar karena sapi yang diangkut dalam kapal berimpitan.
"Kalau sistem kargo memang risiko cukup besar. Bisa sapi mati atau patah kaki karena di dalam kapal itu sapi berdiri berimpitan. Risiko sapi stres lebih besar dan ini imbasnya pada berat sapi bisa turun," katanya.
Dia melanjutkan, pola pengiriman kargo ini kemudian diubah menggunakan pola pengiriman tol laut karena sapi jadi merasa lebih nyaman.
Semua fasilitas VIP sehingga sapi lebih leluasa bergerak di dalam kapal.
Walaupun biaya agak tinggi mencapai Rp 1.450.000/ekor, tetapi harga tersebut seimbang dengan fasilitas yang disiapkan.
"Proses pengiriman lebih tertib jika menggunakan pola pengiriman melalui tol laut. Setelah kita dapat rekomendasi dari Dinas Peternakan Kabupaten Kupang kemudian dibawa ke provinsi lalu ke Kantor Satu Atap untuk ambil sampel darah, baru masukan ke karantina," jelasnya.
Baca: Tol Laut Bikin Distribusi Jadi Mudah dan Murah. Dapat Subsidi dari Pemerintah
Dirinya menilai program tol laut sangat menguntungkan karena pemilik sapi tidak akan gelisah karena langsung ke DKI Jakarta.
Dirinya mengusulkan agar pengiriman sapi harus mempertimbangkan mutu berat.
Selama ini berat sapi yang diminta dari daerah tujuan berkisar antara 150-200 kilogram dan ini akan memberatkan daerah.
Maksudnya, jika ini terus dilakukan maka populasi akan berkurang.
"Kalau bisa berat sapi yang dikirim keluar daerah minimal 250-225 kilogram sehingga populasi dengan berat dibawa ini masih tetap ada. Ini masukkan saya untuk pemerintah," katanya.
Peran Penting Pemerintah Daerah
General Manager Pelindo III Pelabuhan Tenau Kupang Baharuddin mengharapkan pengiriman hewan ternak menggunakan kapal tol laut lebih ditingkatkan.
Baharudin menyampaikan itu, Senin (4/1/2019) lantaran pengirim menggunakan kapal tol laut sangat minim.
Bahkan kontainer sering kosong dengan presentase 80-85 persen.
"Jangan sampai kapalnya datang kosong tidak ada muatan. Kontainer kami masih kosong 80-85 persen," katanya di kantor Pelabuhan Tenau Kupang.
Menurutnya, peranan pemerintah daerah sangat dibutuhkan guna menggenjot pengirim hewan ternak menggunakan kapal tol laut.
"Masyarakat antusias menggunakan kapal perintis dari tahun ke tahun karena sangat membantu. Namun seiring dengan pembangunan kapal laut itu, pemerintah daerah harus mendukung," ujarnya.
Baca: Sukseskan Program Tol Laut Kemenhub-PMS Gagas Mini Container
Dirinya juga berharap tol laut membangkitkan industri dan meningkatkan percepatan distribusi barang ke wilayah-wilayah yang terisolasi.
"Kalau Kupang ini kan menyambung antara pelabuhan-pelabuhan kecil baik yang berada di NTT maupun luar NTT, seperti Makassar, Maluku," katanya.
Selain itu, Baharuddin juga menjelaskan arus transportasi barang di Pelabuhan Tenau Kupang secara umum selalu mengalami kenaikan berkisar 5-10 persen.
Untuk arus kapal tahun 2018, lanjut Baharuddin, tidak mencapai target 100 persen karena pada umumnya kapal sudah didominasi kapal-kapal besar seperti kapal peti kemas.
"Kalau arus barang terutama peti kemas naik. Tapi kalau barang nonpeti kemas tidak signifikan karena semua beralih menggunakan kontainer," jelasnya.
Sementara itu, untuk total arus kapal yang berlabuh di Pelabuhan Tenau Kupang berdasarkan data yang diberikan pihak Pelindo III yakni pada tahun 2016 sebanyak 2.074 unit kapal dan pada tahun 2017 sebanyak 2.213 unit kapal serta pada tahun 2018 sebanyak 2.333 unit kapal.
Baharuddin menjelaskan, pihaknya pada tahun 2018 tidak melakukan pembangunan.
Namun demikian, pada tahun 2013 pihaknya membangun satu dermaga baru yang telah beroperasi pada tahun 2015 lalu.
"Kami bangun dermaga baru yang juga bisa digunakan untuk kegiatan lain untuk menggunakan barang-barang kargo. Kami siapkan untuk mendukung kelancaran pembangunan di NTT," katanya.
"Jadi kalau ada barang-barang yang tidak siap masuk kontainer kami siapkan dermaga itu," tambahnya. (*)