Selasa, 30 September 2025

Pertama di Dunia, Menpar Arief Yahya Jaring Wisman Via Teknologi CDM

CDM itu dikerjakan oleh teknologi, menggunakan big data, tanpa menabrak semua regulasi dan kerahasiaan customers-nya.

Editor: Content Writer
dok. Kemenpar
Menpar Arief Yahya. 

Timeline yang kritis itu, adalah ketika mereka sedang searching, sebelum booking, sampai membuat keputusan booking dan payment.

Seperti diketahui, 75% travelers Tiongkok sudah melakukan Looking, Booking, dan Payment secara online.

Alur kebiasaan mereka dalam berwisata adalah mencari-cari ide atau surfing di internet atau online media.

Lalu menemukan banyak content, gambar, video, story yang membuatnya tertarik. Bisa alam, budaya, maupun buatan. Alam sendiri juga bisa gunung, hutan, sawah ladang, pantai, antar pulau, bawah laut.

IP gadget yang berulang kali meng-klik tema content yang sama, gambar, video dan cerita yang sama, terbaca sebagai ketertarikan mereka. Inilah profile customers yang potensial untuk di-CDM-kan.

Misalnya mereka suka explore underwater di Thailand, Philipina, Jepang, dan lainnya, saat itulah CDM bekerja, dengan mengirimkan aneka keindahan Indonesia langsung ke gadget mereka.

“Karena resources kita memang hebat, baik natural resources maupun cultural resources kita selalu top 20 besar dunia, maka kita sangat pede untuk “compete” dengan destinasi dari mana saja di seluruh dunia. Produk kita kuat, dan sekarang dipromosikan dengan channel yang pas, di saat yang tepat,” jelas Arief Yahya.

Pertama, mereka mencari informasi paket-paket promo yang dirilis oleh OTA (online travel agent) atau airline.

Kedua, sembari proses mencari, mereka diperlihatkan info produk destinasi di online media, atau travel site.

Ketiga, mereka berkunjung ke produk-produk Indonesia itu. Keempat, mereka booking, payment, sampai jadwal terbang dan tiba di tanah air.

Mereka mengkategorisasi customersnya ke dalam tiga segmen, berdasarkan ketertarikannya saat searching.

Pertama, mereka yang search Asia Tenggara termasuk Indonesia. Kedua, mereka yang search Asia Tenggara tanpa memasukkan nama Indonesia. Ketiga, selain Negara-negara Asia Tenggara.

“Dari sinilah mesin digital itu bekerja,” kata Arief Yahya.

Apa kendalanya? Banyak sekali, salah satunya adalah hoax, atau informasi yang tidak benar. Misalnya info soal gempa Lombok, gempa Palu-Donggala, itu berdampak langsung dan bisa dilihat di dashboard monitoring system.

Begitupun kabar baik seperti Asian Games, endorser yang punya followers, friends dan fans yang besar bisa menggerakkan audience-nya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan