Padel Lagi Tren di Indonesia, Ketahui Jenis Cedera Apa Saja yang Sering Terjadi
Di balik hype yang kian meluas, para ahli kesehatan mengingatkan adanya risiko cedera yang meningkat seiring populernya olahraga padel.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Olahraga padel tengah menjadi bintang baru di Indonesia.
Lapangan-lapangan padel muncul di berbagai kota besar, komunitasnya tumbuh, dan media sosial dipenuhi unggahan permainan yang memadukan unsur tenis dan squash ini.
Baca juga: Main Padel Bisa Di Mana Aja Tanpa ke Lapangan!
Namun, di balik hype yang kian meluas, para ahli kesehatan mengingatkan adanya risiko cedera yang meningkat seiring populernya olahraga padel.
Dokter spesialis ortopedi dan traumatologi yang praktik di RS Pondok Indah dr. Oryza Satria, Sp.OT, ungkap memang ada peningkatan cedera.
Ia mengungkapkan bahwa laporan cedera akibat padel kini semakin sering dijumpai.
“Jadi setiap kali ada keluhan, entah di bagian tubuh manapun, terutama di bagian tangan, dari bahu sampai pergelangan tangan, itu memang sekarang angkanya banyak, meningkat,” ungkapnya pada diskusi media virtual, Kamis (28/8/2025).
Dokter yang mendalami bidang bedah tangan dan rekonstruksi mikro ini pun ungkap jenis cedera apa saja yang sering terjadi karena padel.
Menurut dr Ariza, padel dapat menimbulkan cedera di berbagai bagian tubuh, mulai dari kaki hingga tangan.
Pergelangan kaki rentan mengalami ankle sprain akibat pergerakan tiba-tiba.
Baca juga: Cabor Padel Turut Ditampilkan di OMIA: Adakan Pertandingan Komunitas – Coaching Clinic
Lutut pun tak jarang bermasalah karena tekanan berulang.
Cedera bahu sering muncul akibat gerakan overhead yang salah.
Sementara radang pada siku (tennis elbow) dan strain ligamen pergelangan tangan juga cukup sering ditemui.
“Misalnya cenderung pergelangan kaki, itu ankle sprain, kemudian ada cenderung lutut juga, kemudian cenderung bahu, paling sering ya bahu, siku, dan pergelangan tangan. Kalau bahu itu biasa jadi bahu, kalau siku biasa tenis elbow, kalau pergelangan tangan itu strain atau sprain ligamen,” jelasnya.
Selain itu, pilihan raket yang tidak sesuai, misalnya terlalu berat atau terlalu kaku, dapat meningkatkan getaran ke pergelangan tangan dan siku.
Bahkan kondisi lapangan pun ikut berperan. Lapangan licin membuat risiko terkilir semakin tinggi.
Faktor Utama: FOMO dan Kurang Persiapan
Tren padel yang booming membuat banyak orang langsung terjun bermain tanpa mempelajari teknik dasar.
Faktor fear of missing out (FOMO) membuat sebagian besar pemain pemula bermain hanya karena ajakan teman, tanpa pengalaman maupun pelatihan khusus.
“Faktor-faktornya itu kurang pengalaman, kurang pengetahuan, dan kurang latihan yang cukup,” tegas dr Ariza.

Minimnya pemanasan dan conditioning juga memperbesar risiko cedera.
Tubuh yang tidak disiapkan akan kesulitan menerima beban mendadak dan gerakan eksplosif.
Alhasil, sendi dan otot lebih mudah mengalami trauma.
Meski demikian, padel tetap bisa dimainkan dengan aman asal dilakukan dengan persiapan yang tepat.
Pemanasan, latihan dasar footwork, serta teknik pegangan raket yang benar perlu dibiasakan sejak awal.
Edukasi mengenai cara bermain yang sehat juga penting agar tren padel membawa manfaat kesehatan, bukan justru menambah daftar pasien di klinik ortopedi.
Olahraga seharusnya menjadi jalan menuju kebugaran, bukan sumber masalah kesehatan baru.
Kesadaran ini menjadi kunci agar padel dapat terus berkembang sebagai olahraga populer yang sehat, menyenangkan, dan aman bagi semua kalangan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.