Mengenal 'Attachment Style' Gaya Berinteraksi dengan Orang Lain yang Sedang Booming
Ciri-cirinya, jika ada orang yang ingin mendekati, ia cenderung menghindar. Bahkan sebaliknya, ia tidak ada keinginan untuk mendekati orang lain.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akhir-akhir ini topik attachment style tengah ramai di media sosial. Lantas apa itu attachment style? Psikolog Klinis Medwin Wisnu Prabowo, S.Psi., M.Psi pun menjelaskan apa makna dari istilah tersebut. Attachment menurut Wisnu bukanlah teori baru.
Baca juga: Ngemil Saat Stres Bisa Picu Penyakit, Ini Solusi dari Psikolog
"Mungkin ini teori lama, cuma lagi booming saja. Attachment style sendiri adalah gaya atau cara kita berinteraksi dengan orang lain. Dalam arti, setiap manusia punya cara atau gaya yang berbeda dalam berinteraksi dengan orang lain," ujarnya dalam talkshow yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jumat (23/5/2025).
Teori attachment style ini ditokohi oleh John Bowlby. Ia merupakan seorang psikolog analisis dari Inggris. Lebih lanjut Wisnu menjelaskan empat jenis attachment style.
Pertama, secure attachment. Artinya, attachment atau kelekatan yang sehat. Biasanya jenis ini terbentuk karena pola asuh dari keluarga atau orang tua yang baik.
"Artinya apa? Terpenuhi kebutuhan emosional anak dan juga terpenuhi fasilitas yang diperlukan oleh anak," kata Wisnu.
Namun, pola asuh orang tua dipastikan tidak diberikan secara berlebihan. Karena kalau kebutuhan anak diberikan secara berlebihan, ujung-ujungnya malah memberikan dampak tidak baik.
"Misalkan saat anak minta ini, harus ada. Saat minta ini, harus ada juga. Itu akan membuat anak bertumbuh menjadi anak narsistik. Jadi kalau pola asuh yang sehat, sebetulnya diberi reward dan punishment," tegasnya.
Artinya, saat anak melakukan kesalahan akan diberi hukuman atau punishment. Sementara kalau perilaku anak itu menunjukkan suatu prestasi atau kelebihan, diberi reward.
Baca juga: Pandangan Psikolog soal Paula Verhoeven yang Disebut Selingkuhi Baim Wong, Nilai Tak Masuk Akal
Kedua, attachment avoidance. Avoidance, artinya seseorang memiliki kecemasan. "Jadi kalau dia mau ikut berteman, atau misalkan ikut gabung dalam suatu grup tentu, belum apa-apa (sudah) sangat cemas. Dia tidak yakin dengan dirinya dia sendiri, tidak pede dia butuh keyakinan, butuh diyakinkan, butuh validasi," ujarnya.
Attachment jenis ini kata Wisnue biasanya dipengaruhi oleh pola asuh yang ambivalent. "Artinya semacam kayak on-off. Anaknya dimanja, lalu di waktu yang lain, orang tua tersebut akan memberi pengabaian. Dan begitu terus," ujarnya.
Ketiga, tipe attachment style berupa namanya avoidance atau penghindaran. Jadi berawal dari pola asuh yang tidak diberi kedekatan emosional.
Anak tidak diberi kasih sayang dan cinta. Jadi kedua orang tua dengan anak tipe ini bisa saja memenuhi kebutuhan anak secara fisik. Namun tidak untuk kebutuhan emosional. Dari situlah terbentuk perilaku menghindar dari sang anak.
Ciri-cirinya, jika ada orang yang ingin mendekati, ia cenderung menghindar. Bahkan sebaliknya, ia tidak ada keinginan untuk mendekati orang lain.
Baca juga: Psikolog Soroti Motif Lisa Mariana Baru Bongkar Isu Selingkuh Ridwan Kamil: Ada Dendam?
Lalu tipe terakhir, adalah disorganized attachment. "Disorganized ini orang-orang yang merasa tidak layak dicintai, orang-orang yang mereka itu tidak percaya diri, dan punya kestabilan emosi yang tidak baik. Biasanya penyebabnya karena adanya pelecehan waktu masa kanak-kanak," jelas Wisnu.
Selain itu bisa juga disebabkan karena adanya gangguan psikologis pada individu tersebut. Sehingga ia memiliki attachment style yang disorganized.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.