Faktor Risiko Penularan AIDS, Berikut Perbedaan Antara HIV dan AIDS
AIDS adalah kondisi gangguan kesehatan yang diakibatkan dari melemahnya sistem imunitas tubuh tersebut. Berikut inilah faktor risiko penularan AIDS.
TRIBUNNEWS.COM - Simak inilah beberapa faktor risiko penularan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
AIDS merupakan kondisi ketika sistem kekebalan tubuh sudah tidak mampu lagi melawan infeksi yang masuk.
Berbeda dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) yakni salah satu jenis virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menyebabkan penyakit serius bagi penderitanya.
Apabila tidak ditangani sesegera mungkin, infeksi HIV ini dapat berkembang hingga mencapai stadium akhir.
Stadium akhir dari HIV adalah AIDS.
Baca juga: Gejala AIDS, Lengkap dari Stadium 1 hingga Stadium 4
Melansir Siloam Hospitals, perbedaan HIV dan AIDS terletak pada konteksnya.
HIV adalah virus yang menyebabkan melemahnya sistem imunitas tubuh.
Sedangkan, AIDS adalah kondisi gangguan kesehatan yang diakibatkan dari melemahnya sistem imunitas tubuh tersebut.
Maka dari itu, penderita HIV/AIDS ini rentan untuk terkena penyakit tertentu, seperti TB atau tuberkulosis, infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA, beberapa jenis kanker, dan lain sebagainya.
Lantas, apa saja faktor risiko penularan AIDS?
Baca juga: Cara Pengobatan AIDS, Bisa untuk Mencegah Penularan HIV dari Ibu Hamil ke Janin
Dikutip Tribunnews dari WHO, ada beberapa faktor risiko yang dapat memicu penularan HIV/AIDS, berikut di antaranya:
- Bergonta-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual serta tidak menggunakan alat kontrasepsi.
- Mengidap penyakit infeksi menular seksual (IMS) lain seperti sifilis, herpes, klamidia, gonore dan bakterial vaginosis.
- Terlibat dalam penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang dalam konteks perilaku seksual.
- Berbagi jarum suntik yang terkontaminasi, alat suntik dan peralatan suntik lainnya serta larutan obat saat menyuntikkan narkoba.
- Menerima suntikan yang tidak aman, transfusi darah dan transplantasi jaringan, dan prosedur medis yang melibatkan pemotongan atau penindikan yang tidak steril.
- Mengalami cedera jarum suntik yang tidak disengaja, termasuk di antara petugas kesehatan.
Tidak bisa dipungkiri, hingga saat ini masih banyak orang yang salah kaprah dalam memahami penularan HIV/AIDS.
Penularan HIV/AIDS sejatinya hanya bisa terjadi karena adanya kontak dengan cairan tubuh penderita.
Kontak cairan tersebut adalah darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI.
HIV tidak dapat ditularkan melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, ataupun sentuhan fisik.
(Tribunnews.com/Latifah)