Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Obat Anti Virus Corona yang Diujicoba di China Ternyata Sudah Puluhan Tahun Dipakai di Indonesia

Ilmuwan China Berhasil Temukan Obat Anti-virus Corona, Banyak Ditemukan di Indonesia

Editor: Sugiyarto
The Sun
Dua penumpang pesawat terlihat menutupi seluruh tubuhnya menggunakan plastik untuk menghindari virus corona. 

TRIBUNNEWS.COM -  Para ahli di China mengatakan berhasil menemukan obat virus corona, yang ternyata sering dipakai di Indonesia.

Tak disangka, obat penangkal virus corona ini, ternyata sudah sering digunakan di Indonesia.

Dikabarkan usaha para ahli di China membuahkan hasil dengan menemukan obat untuk virus corona.

Lewat uji klinis yang dilakukan para ahli di China, mereka akhirnya menemukan sebuah obat yang dirasa efektif untuk menyembuhkan pasien virus corona.

Para ahli di China menyebut obat untuk virus corona tersebut dengan nama Chloroquine Phosphate.

Sementara itu Chloroquine Phosphate di Indonesia lebih dikenal sebagai obat antimalaria.

Kabar baik tersebut juga disampaikan oleh seorang pejabat di China, pada Senin (17/2/2020) lalu.

Melansir dari Xinhua, Wakil Kepala Pusat Nasional Pengembangan Bioteknologi di bawah Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Sun Yanrong, dalam konferensi pers mengatakan para ilmuwan "dengan suara bulat" menyarankan bahwa obat tersebut bisa dimasukkan dalam versi berikutnya dari pedoman pengobatan dan diterapkan dalam uji klinis yang lebih luas sesegera mungkin.

Chloroquine Phosphate sendiri rupanya sudah digunakan selama lebih dari 70 tahun.

Sun menambahkan, jika obat Chloroquine Phosphate ini sudah di lakukan beberapa skrining uji coba.

Kini obat tersebut telah mengikuti uji klinis di lebih dari 10 rumah sakit di Beijing, serta di Provinsi Guangdong China Selatan dan Provinsi Hunan di China tengah.

Dan dari uji klinis tersebut obat Chloroquine Phosphate telah menunjukkan kemanjuran yang cukup baik.

Dalam uji coba, kelompok pasien yang telah menggunakan obat sudah menunjukkan indikator yang lebih baik daripada kelompok paralel mereka.

Beberapa tandanya yakni berkurangnya demam, peningkatan gambar pada CT paru-paru, dan persentase pasien yang menjadi negatif dalam tes asam nukleat virus.

"Pasien yang menggunakan obat juga membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk pulih," tambahnya kepada Xinhua.

Sun memberi contoh seorang pasien berusia 54 tahun di Beijing, yang dirawat di rumah sakit empat hari setelah menunjukkan gejala virus corona.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved