Kesehatan
Sulit Memaafkan Orang Lain? Manfaat Jadi Pemaaf di Bawah Ini Wajib Kamu Perhatikan!
Sulit Memaafkan Orang Lain? Manfaat Sifat Pemaaf di Bawah Ini Wajib Kamu Perhatikan!
Sulit Memaafkan Orang Lain? Manfaat Sifat Pemaaf di Bawah Ini Wajib Kamu Perhatikan!
TRIBUNNEWS.COM - Sebagian orang mungkin ada yang sulit memaafkan orang lain.
Sulit memaafkan orang lain bisa jadi disebabkan karena sakit hati yang dirasakan.
Selain itu, perbuataan seseorang yang sangat tidak menyenangkan oleh orang yang menyakiti juga dapat menjadi alasan.
Namun, jika kamu sulit memaafkan orang lain, inilah saatnya untuk memiliki sifat pemaaf.
Baca: 5 Zodiak yang Paling Mudah Memaafkan Kesalahan Orang Lain, Siapa Saja Mereka?
Baca: 7 Manfaat Infused Water Mentimun, Mencegah Kanker hingga Menurunkan Tekanan Darah
Baca: Manfaat Kopi, dari Melawan Kanker hingga Memperbaiki Daya Ingat
Ternyata, mudah memaafkan orang lain atau sifat pemaaf memiliki manfaat.
Dilansir Medical Daily, para peneliti mengklaim, memaafkan orang lain atau sifat pemaaf dapat memberi beberapa manfaat kesehatan.
Seorang penulis buku terkenal tentang tindakan memaafkan setuju dengan hal tersebut.
Ia mengembangkan model dan intervensi yang dapat membantu orang lain untuk menjadi lebih pemaaf.
Sifat Pemaaf Mengurangi Tekanan Darah
Sebuah penelitian yang diterbitkan di Science Direct mengklaim sifat pemaaf dapat mengurangi tekanan darah.
Pertama-tama, para peserta menulis catatan tentang tindakan memaafkan sebelum dimulainya penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan, meskipun sifat pemaaf tidak secara langsung berhubungan dengan reaktivitas kardiovaskular, sifat pemaaf yang lebih tinggi menurunkan tekanan darah diastolik di awal.
Hal ini mendorong pemulihan gangguan kesehatan lebih cepat.
Dengan demikian, para peneliti menyimpulkan bahwa tindakan memaafkan secara signifikan berperan dalam mengurangi tingkat tekanan darah.
Selain itu, sifat pemaaf juga meningkatkan pemulihan kardiovaskular dari stres.
Studi lain yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology juga mengungkapkan, menyimpan amarah dan permusuhan akan berisiko lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner.
Penyakit jantung ini termasuk kondisi seperti serangan jantung, terutama di antara mereka yang memiliki riwayat penyakit.
Memaafkan Orang Lain Akan Meningkatkan Kesehatan Mental
Sementara itu, sebuah studi dari university of Missouri mengungkapkan, memaafkan orang lain dapat melindungi diri dari depresi.
Dikutip Tribunnews dari Medical Daily, studi ini meneliti orang dewasa lanjut usia dan ingin melihat bagaimana tindakan memaafkan mempengaruhi kesehatan mental dan depresi mereka, terutama jika para peserta merasa tidak dimaafkan orang lain.
Tim riset menggunakan data dari Religion, Aging, and Health Survey yang mencakup informasi sekitar 1.000 orang dewasa yang berusia lebih dari 67 tahun.
Para peneliti menemukan, wanita yang lebih tua secara khusus mendapat manfaat dari memaafkan orang lain.
Mereka cenderung depresi jika mereka mereka merasa tidak memaafkan dan dimaafkan orang lain.
Para peneliti menunjukkan, seiring bertambahnya usia, mereka cenderung lebih memaafkan orang lain.
Ternyata, bagi wanita setidaknya, refleksi dan pengampunan ini bermanfaat bagi kesehatan mental.
"Kedengarannya seperti superioritas moral," kata seorang penulis studi dan seorang profesor di Department of Human Development and Family Science University of Missouri, Christine Proulx.
tetapi ini bukan tentang menjadi orang yang lebih baik. "Orang-orang yang cenderung memaafkan orang lain tampaknya membantu mengurangi tingkat depresi, terutama bagi wanita," lanjutnya.
Psikolog klinis sekaligus asisten profesor psikiatri dan ilmu perilaku di Johns Hopkins University School of Medicine, Neda F. Gould, menyarankan bahwa tindakan memaafkan sama saja dengan menahan amarah.
Dia mengklaim, kemarahan adalah bentuk stres yang menyebabkan konflik berkepanjangan.
Perilaku ini dapat menyebabkan efek negatif pada tubuh.
Dengan memaafkan orang lain, tubuh dapat terhindar dari respons marah.
Hal ini tentunya berdampak positif bagi kesehatan fisiologis seseorang.
Sesuai penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Health Psychology, orang yang memiliki tingkat stres tinggi dapat meningkatkan kesehatan mental mereka melalui tindakan memaafkan.
Studi lain yang diterbitkan dalam Annals of Behavioral Medicine mengungkap temuan bahwa sifat pemaaf menurunkan tingkat stres.
Bagaimana Cara Memaafkan?
Respons emosional terkait dengan tipe kepribadian atau genetika seseorang.
Profesor emeritus psikologi di Virginia Commonwealth University, Everett Worthington, mengatakan, sebagian orang merasa sulit untuk memaafkan karena pengalaman buruk yang dialami.
Worthington mengklaim, orang-orang yang terluka mengalami “kesenjangan ketidakadilan” yang membuat mereka sulit untuk memaafkan.
Ketika orang yang "bersalah" meminta maaf dan menunjukkan penyesalannya atas rasa sakit yang disebabkan, tindakan memaafkan oleh orang yang merasa tersakiti mengurangi kesenjangan ketidakadilan tersebut.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Psychology juga menyarankan, orang yang sering berdoa lebih terbuka untuk memaafkan orang lain.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)