Diplomat Indonesia Ditembak di Peru
Penembakan terhadap Diplomat RI di Peru Terekam Kamera: Pelaku Menunggu di Pintu Masuk Kondominium
Zetro Leonardo Purba ditembak tiga kali saat tiba di kondominiumnya di Blok 3 Jirón César Vallejo di distrik Lince di Lima, Ibukota Peru.
TRIBUNNEWS.COM, LIMA - Insiden penembakan terhadap diplomat Indonesia Zetro Leonardo Purba hingga tewas, saat bersepeda pulang dari tempatnya bekerja di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lima, ibukota Peru, terekam kamera keamanan.
Rekaman tersebut menunjukkan pelaku penembakan sudah menunggu korban di pintu masuk kondominium tempatnya tinggal di kondominiumnya di Blok 3 Jirón César Vallejo di distrik Lince di Lima, Ibukota Peru.
Zetro Leonardo Purba ditembak tiga kali. Lokasi penembakan hanya berjarak beberapa meter dari tempat tinggalnya pada Senin malam, 1 September 2025.
Dalam rekaman video terlihat, detik-detik penembakan pelaku terhadap Zetro Leonardo Purba terlihat ketika korban mendekati pintu masuk kondominiumnya, sementara seorang pria menunggu untuk menembaknya.
Mengutip Elcomercio, salah satu media besar di Peru, beberapa detik kemudian, seorang pria lain muncul dengan sepeda motor, dan keduanya melarikan diri bersama setelah serangan itu.
Para pembunuh bayaran dilaporkan masih berada di area tersebut menunggu kedatangan staf diplomatik tersebut. Kepolisian Nasional sedang menganalisis rekaman tersebut untuk mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab.
Dalam pernyataan kepada TV Perú, Komandan Kepolisian Nasional (PNP) Víctor Guívar mengindikasikan bahwa motif kejahatan tersebut masih belum diketahui.
Namun dia mengisyaratkan tidak menutup kemungkinan karena faktor balas dendam.
Menurut versi polisi, para pelaku diduga merupakan warga negara asing, berdasarkan ciri-ciri fisik yang dapat mereka buktikan.
Dugaan balas dendam diduga sebagai motif pembunuhan tersebut, sementara petugas polisi menyelidiki pertumpahan darah tersebut.

"Berdasarkan ciri-ciri fisik yang kami lihat di kamera pengawas, mereka diyakini warga negara asing," ujarnya.
Di sisi lain, seorang teman dan rekan kerja pejabat tersebut menepis kemungkinan bahwa Zetro Purba telah menerima ancaman atau memiliki konflik pribadi.
Ia juga mencatat bahwa diplomat tersebut tidak bisa berbahasa Spanyol, sehingga kecil kemungkinan ia mengalami masalah apa pun di Lima. "Diario El Comercio. Seluruh hak cipta dilindungi undang-undang."
“Saya tidak tahu apa yang terjadi. Kami tidak punya informasi tentang ini. Saya bekerja dengannya di kedutaan besar Indonesia yang sama," ungkapnya.
"Dia dan keluarganya baru tiba di Lima April lalu. Dia bahkan tidak bisa bahasa Spanyol, jadi bagaimana mungkin dia punya masalah (dengan orang lain di sini)?” kata orang yang dekat dengannya kepada RPP.
Baca juga: Istri-Anak Zetro Purba Dilindungi Kepolisian Peru, Diplomat Tewas dengan Tembakan Fatal di Kepala
KBRI di Peru sudah mengeluarkan pernyataan belasungkawa atas tewasnya Zetro Leonardo Purba, yang mereka identifikasi sebagai "pengatur kanselir muda" misi diplomatik di Lima.
Dalam pesan tersebut, Kementerian Luar Negeri Indonesia memohon kepada Tuhan untuk "menerima amal saleh almarhum" dan memberikan kekuatan kepada keluarganya.
Zetro tiba di Peru lima bulan lalu, untuk bertugas sebagai Administrator Kanselir Junior di Kedutaan Besar Indonesia di Lima.

Dia tinggal bersama istri dan dua anak kecilnya di sebuah apartemen di César Vallejo Avenue, Peru, Lima, mengutip La Republica, salah satu media utama di Peru.
Zetro Punya Kebiasaan Bersepeda
Selama bertugas di KBRI Peru, Zetro biasa bersepeda untuk berangkat bekerja dari kondominium tempatnya tinggal menuju gedung KBRI Peru di San Isidro.
Saat insiden penembakan tersebut terjadi, sang istri tengah menunggu Zetro di pintu masuk kondominium mereka.
"Mereka pasti sudah memeriksanya; mereka sedang menunggunya. Diplomat itu datang dari Arequipa Avenue menuju kondominiumnya."
"Begitu mereka mencegatnya, mereka melepaskan tiga tembakan, salah satunya di kepala, yang mengakibatkan kematiannya," kata Anggota Kepolisian Nasional Peru (PNP), kepada media setempat.
Istri dan anak Zetro Purba kini berada di bawah perlindungan kepolisian Peru.
Pasca-insiden penembakan, Zetro sempat dilarikan ke Klinik Javier Prado, namun dinyatakan tewas karena luka-lukanya.
"Ini adalah kasus pembunuhan bayaran pertama yang kami lihat tahun ini di distrik ini. Motif pembunuhan belum diketahui, tetapi kemungkinan balas dendam belum dikesampingkan. Divisi pembunuhan dan Departemen Kepolisian Jesús María (DEPINCRI) sedang melakukan penyelidikan," ujar Mayor Daniel Guivar dari PNP, mengutip Exitosa.
Sumber: Elcomercio
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.