Inggris Tangkap 522 Pendukung Aksi Palestina di Kota London
Polisi Inggris menangkap 522 orang yang mendukung aksi pro Palestina bertajuk Palestine Action di Kota London.
Polisi di seluruh Inggris telah melakukan banyak penangkapan serupa sejak 5 Juli, ketika menjadi anggota Palestine Action atau mendukung kelompok tersebut menjadi tindak pidana yang dapat dihukum hingga 14 tahun penjara.
Polisi mengumumkan minggu ini bahwa tiga orang pertama telah didakwa dalam sistem peradilan pidana Inggris dan Wales dengan dukungan tersebut setelah penangkapan mereka pada demonstrasi 5 Juli.
Dalam pembaruannya pada hari Minggu, Met mengungkapkan bahwa 26 berkas kasus tambahan menyusul penangkapan lain pada hari itu akan diserahkan kepada jaksa penuntut "segera" dan akan ada lebih banyak lagi yang menyusul terkait protes-protes selanjutnya.
Diyakini bahwa 30 dari mereka yang ditahan pada hari Sabtu telah ditangkap pada protes-protes Palestine Action sebelumnya.
Delapan belas orang masih ditahan hingga Minggu siang, tetapi dijadwalkan akan dibebaskan dengan jaminan dalam beberapa jam, tambah Met.
Pernyataan tersebut mencatat bahwa para petugas dari komando kontraterorismenya sekarang akan "bekerja untuk menyusun berkas-berkas kasus yang diperlukan guna mengamankan tuntutan terhadap mereka yang ditangkap sebagai bagian dari operasi ini".
Tuntut Pembebasan Tawanan Israel di Gaza
Para demonstran yang menuntut pembebasan tawanan Israel yang ditahan di Gaza berunjuk rasa di pusat kota London pada hari Minggu.
Para pengunjuk rasa, yang berencana berbaris menuju kediaman Perdana Menteri Keir Starmer di Downing Street untuk berunjuk rasa, termasuk Noga Guttman, sepupu Evyatar David, tawanan berusia 24 tahun, yang muncul dalam sebuah video yang memicu kemarahan warga Israel ketika dirilis oleh Hamas pekan lalu.
Video tersebut memperlihatkan David yang kurus kering mengatakan ia sedang menggali kuburnya sendiri di dalam sebuah terowongan di Gaza.
Dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan, yang memicu perang Israel di Gaza, lebih dari 200 orang ditawan. Sekitar 50 tawanan masih belum dibebaskan. Dua puluh orang diperkirakan masih hidup.
Pekan lalu, Israel mengumumkan niatnya untuk merebut Kota Gaza sebagai bagian dari rencana untuk mengakhiri perang dan memulangkan para tawanan.
Anggota keluarga dan banyak pemimpin internasional mengecam rencana tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu akan menyebabkan lebih banyak pertumpahan darah dan membahayakan para tawanan.
"Kami bersatu dalam satu tuntutan yang jelas dan mendesak: pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera," ujar Stop the Hate, sebuah koalisi kelompok yang mengorganisir pawai tersebut, dalam sebuah pernyataan.
"Terlepas dari beragam pandangan politik kami, ini bukan masalah politik – ini masalah kemanusiaan."
Sumber: Aljazeera/kantor berita
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.