Konflik Iran Vs Israel
Israel Mengaku Akan Menghormati Gencatan Senjata dengan Iran
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan bahwa pihaknya akan menghormati gencatan senjata dengan Iran.
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan bahwa pihaknya akan menghormati gencatan senjata dengan Iran.
Hal tersebut disampaikan oleh Katz lewat unggahannya di media sosial X yang dikutip pada Rabu (25/6/2025).
"Saya tegaskan bahwa Israel akan menghormati gencatan senjata – selama pihak lain juga menghormatinya," kata Katz setelah berbicara dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Pete Hegseth.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang disebutnya bersama-sama dengan Israel melawan ancaman nuklir Iran.
Menurutnya, Hegseth memuji Israel dan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) atas pencapaian bersejarah tersebut.
Katz juga mengatakan, mereka sepakat untuk memperdalam kerja sama keamanan AS-Israel.
Netanyahu Klaim Kemenangan Bersejarah
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, merangkum Operasi Rising Lion dengan mengeklaim kemenangan atas Iran.
Hal itu disampaikan Netanyahu dalam pernyataan pertamanya setelah gencatan senjata dengan Iran.
"Kami telah mencapai kemenangan bersejarah, dan kemenangan ini akan bertahan selama beberapa generasi."
"Kami bangkit seperti singa dan auman kami mengguncang Teheran. Perang ini akan dipelajari oleh semua angkatan bersenjata di dunia. Kami menghancurkan fasilitas penting di Arak, Natanz, dan Isfahan," ucap Netanyahu, dikutip dari Al Jazeera.
Lebih lanjut, Netanyahu mengatakan, jika Iran berusaha untuk membangun kembali program nuklirnya, Israel akan menghancurkannya.
Baca juga: Iran dan Israel Saling Klaim Kemenangan, Pezeshkian Sebut Kerusakan yang Diderita Musuh Lebih Besar
"Jika Iran mencoba membangun kembali program nuklirnya, kami akan menghancurkannya."
"Kami harus menyelesaikan misi melawan poros kejahatan Iran dengan memulangkan tentara yang diculik dan menghancurkan Hamas," imbuhnya.
Sementara itu, Presiden Iran Masoud Pezeshkian telah mengumumkan “berakhirnya perang 12 hari” dengan Israel.
"Hari ini, setelah perlawanan heroik bangsa kita yang hebat, yang tekadnya membuat sejarah, kita menyaksikan tercapainya gencatan senjata dan berakhirnya perang 12 hari yang dipaksakan oleh petualangan dan provokasi Israel," kata Pezeshkian.
610 Warga Sipil Tewas
Diberitakan sebelumnya, Iran mengatakan sebanyak 610 warga sipil telah tewas dan lebih dari 4.700 orang terluka di Republik Islam tersebut sejak dimulainya konflik dengan Israel pada Jumat (13/6/2025) lalu.
Juru bicara kementerian kesehatan Iran, Hossein Kermanpour, mengumumkan peningkatan dari jumlah korban yang dilaporkan sebelumnya lebih dari 400 orang tewas dan 3.056 orang terluka.
"Mereka semua adalah warga sipil," katanya, Selasa (24/6/2025).
"Selama 12 hari terakhir, rumah sakit telah dihadapkan dengan pemandangan yang sangat mengerikan," sambungnya.
Mereka yang tewas dalam serangan Israel termasuk 13 anak-anak, yang termuda berusia dua bulan, kata kementerian tersebut, serta lima dokter dan petugas penyelamat.
Kementerian tersebut juga mengatakan, tujuh rumah sakit dan sembilan ambulans telah rusak dalam serangan Israel.
Sementara itu, ketika gencatan senjata antara Iran dan Israel mulai berlaku pada Selasa, layanan darurat Israel merilis angka akhir dari pertempuran selama 12 hari.
Menurut data, 1.347 orang di Israel terkena dampak, termasuk 28 tewas, 17 luka berat, 29 luka sedang, 872 luka ringan, dan 401 dirawat karena kecemasan.
(Tribunnews.com/Deni/Nuryanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.