Konflik Iran Vs Israel
10 Negara dengan Pengeluaran Militer Terbesar Dunia: Ada Israel yang Jor-joran Belanja Alutsista
Berikut daftar 10 negara dengan pengeluaran militer tertinggi di dunia berdasarkan persentase PDB pada tahun 2024-2025, Israel masuk urutan kedua
TRIBUNNEWS.COM - Berdasarkan riset terbaru dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) pengeluaran militer dunia dari tahun 2015 hingga 2025 meningkat tajam.
Adapun kenaikan pengeluaran militer dunia selama 10 tahun terakhir melesat sebesar 37 persen.
Selain itu, laporan SIPRI mengungkap bahwa persentase produk domestik bruto (PDB) global yang dialokasikan untuk pengeluaran militer atau yang dikenal sebagai beban militer global turut mengalami peningkatan.
Dari awalnya di patok 2,3 persen pada tahun 2023 kini melesat menjadi 2,5 persen pada akhir tahun 2024 .
Lonjakan ini terjadi seiring dengan memanasnya ketegangan global, setelah sejumlah negara kian gencar menggelontorkan anggaran besar untuk sektor pertahanan.
Seperti misalnya Israel yang tercatat sebagai negara dengan pengeluaran militer tertinggi dibandingkan pendapatan nasional mereka, menunjukkan tren global menuju perlombaan senjata yang makin intens.
10 Negara dengan Pengeluaran Militer Terbesar Dunia
Simak berikut daftar negara-negara dengan pengeluaran militer tertinggi di dunia berdasarkan persentase PDB pada tahun 2024-2025, dilansir dari Indian Express.
1. Ukraina
Semenjak terlibat perang dengan Rusia, negara Ukraina telah mengalokasikan lebih dari sepertiga pendapatan nasionalnya untuk membiayai perang melawan Rusia.
Dana digunakan untuk operasi militer aktif, amunisi, dukungan logistik, pelatihan pasukan, serta perbaikan infrastruktur pertahan mencapai 64,7 miliar dolar AS atau sekitar 34,0 persen dari GDP.
Baca juga: Iran-Israel Saling Balas Serangan Udara, Menlu Klaim Evakuasi WNI Hanya Bisa Gunakan Jalur Darat
Ukraina menjadi negara dengan beban militer tertinggi di dunia karena faktor perang yang menyedot seluruh pendapatan domestik, kebutuhan menghadapi musuh yang jauh lebih besar, serta upaya membangun kemandirian industri militer.
Tanpa dukungan asing, tidak ada anggaran untuk Ukraina menghidupkan layanan publik non-militer.
2. Israel
Berdasarkan data SIPRI Israel menempati peringkat kedua tertinggi dunia setelah Ukraina.
Dimana Israel pada 2024 telah menghabiskan 46,5 miliar dolar AS, yaitu sekitar 8,8 persen dari GDP.
Jumlah ini diprediksi meningkat drastis di tahun 2025, mengingat saat ini Israel tengah terlibat konflik panas dengan Iran.
Sebagai perbandingan, pada tahun-tahun sebelumnya, pengeluaran militer Israel berada di kisaran 20–25 miliar dolar AS.
Artinya, anggaran pertahanan Israel mengalami kenaikan hampir dua kali lipat hanya dalam kurun waktu setahun.
Dengan belanja militer yang mencapai hampir 9 persen dari PDB, negara ini menunjukkan tekad kuat untuk mempertahankan keunggulan militernya.
Namun, lonjakan pengeluaran ini juga menuai kritik di dalam negeri karena berpotensi mengorbankan sektor sosial dan ekonomi lainnya.
3. Aljazair
Menurut SIPRI, pada 2024 Aljazair membelanjakan 21,8 miliar dolar AS untuk pertahanan, naik sekitar 12 persen YoY yang setara sekitar 8 persen dari PDB.
Lonjakan pengeluaran militer Aljazair membengkak untuk modernisasi militer, akuisisi pesawat tempur, helikopter, dan kapal patroli dalam rangka memperkuat pertahanan nasional.
Hal tersebut dilakukan lantaran Aljazair berbatasan dengan Libya yang konflik, Mali yang tidak stabil, dan wilayah Sahara Barat. Alasan itu yang mendorong Aljazair memperkuat persenjataan militer.
Perlu dicatat saat ini Aljazair masih sangat bergantung pada impor peralatan militer dari Rusia, China, dan Eropa.
Lantaran Industri lokal masih berkembang lambat walaupun sudah mulai memproduksi peralatan ringan dan beberapa kapalnya dirakit lokal.
4. Arab Saudi
Data SIPRI yang dikutip dari Arab News melaporkan, SIPRI, Saudi Arabia menghabiskan 75,8 miliar dolar AS untuk pertahanan pada 2024, setara dengan 7,1 persen dari GDP.
Menempatkan negara ini sebagai salah satu pengeluaran militer relatif GDP tertinggi di dunia.
Adapun sebagian besar alokasi digunakan untuk pengadaan sistem pertahanan udara, pesawat, kapal perang, dan pelatihan militer, serta persenjataan untuk operasi regional.
Lingkungan geopolitik di Timur Tengah yang tegang (Iran, Yemen, konflik saudara) mendorong Saudi untuk mempertahankan kekuatan militer yang besar, bukan hanya sebagai alat deteksi dini tapi juga sebagai alat penstabil domestik .
5. Rusia
Laporan Anadolu mencatat Rusia mengalokasikan sekitar 149 miliar dolar AS untuk pertahanan di tahun 2024, sekitar 7,1 persen dari GDP dan 19 1 persen dari anggaran federal.
Ini merupakan lonjakan sebesar 38 persen YoY, pertumbuhan paling tajam sejak pecahnya Perang Dingin dengan Ukraina pada 2022 silam.
Dengan anggaran tersebut, Rusia menginvestasikan dana besar untuk logistik perang, produksi senjata, amunisi, dan sistem pertahanan udara serta nuklir .
6. Kuwait
Menurut SIPRI, pada tahun 2024 Kuwait mengalokasikan 7,8 miliar dolar AS untuk pertahanan, setara dengan 4,8 persen dari GDP.
Angka ini menempatkan Kuwait sebagai peringkat ke-6 di dunia dalam hal proporsi pengeluaran militer terhadap GDP .
Sejak 1991, Kuwait memiliki hubungan militer dan latihan bersama dengan Amerika Serikat dan anggota Gulf Cooperation Council (GCC). Kemitraan ini mencakup pembelian peralatan militer canggih dan investasi yang konsisten dalam sistem pertahanan modern .
Sejumlah anggaran juga turut digunakan untuk pelatihan personel, modernisasi sistem pertahanan udara dan laut, dan infrastruktur militer, sejalan dengan strategi untuk memastikan kesiapan operasional tinggi.
7. Polandia
SIPRI mencatat Polandia membelanjakan sekitar 38 miliar dolar AS untuk pertahanan, atau sekitar 4,2 persen dari GDP.
Hal ini menempatkan Polandia sebagai negara-negara NATO di Eropa Tengah dan Barat yang menggelontorkan anggaran banyak untuk militernya.
Sebagai negara perbatasan Uni Eropa dengan Rusia, Polandia meningkatkan belanja untuk tank, sistem udara, rudal, dan belanja untuk peningkatan kesiapan NATO .
Belakangan Polandia turut menginisiasi East Shield, proyek pertahanan perbatasan dengan biaya lebih dari 2,5 miliar dolar AS untuk infrastruktur dan sistem senjata canggih.
Negara ini juga memanfaatkan dana ekstra dari obligasi dan dana EU pasca pandemi untuk memperkuat sektor pertahanan.
8. Amerika Serikat
AS dilaporkan telah mengalokasikan hampir 1 triliun dolar untuk belanja militer, mencakup 3,4 persen dari GDP dan sekitar 37 persen dari seluruh pengeluaran militer global .
Lonjakan dana yang dikeluarkan AS untuk membiayai militernya dipicu oleh mandat global, modernisasi skala besar, tanggung jawab NATO, serta dukungan militer internasional.
Meski secara persentase hanya berada di kisaran 3–4 persen, namun jumlah nominalnya mendominasi dunia karena skala ekonominya yang sangat besar.
9. Kolombia
Negara Kolombia diketahui telah membelanjakan 15,1 miliar dolar AS untuk militer pada 2024, meningkat dari 10,8 miliar dolar AS pada 2023 .
Angka ini membuat Rasio terhadap GDP Kolombia naik sekitar 3,4 persen dari GDP, jauh melebihi rata-rata global yang dipatok 2,5 persen.
Pendorong utamanya yakni konflik internal dan ancaman kejahatan terorganisir, termasuk sisa konflik paramiliter dan kartel narkoba.
10. Yunani
SIPRI melaporkan Pada 2024, Yunani mengalokasikan lebih dari 8 miliar dolar AS, yakni sekitar 3,1 persen dari GDP .
Ini hampir dua kali lipat rata-rata Uni Eropa yang hanya 1,5 persen.
Adapun alasan Fundamental mengapa Yunani menggenjot anggaran belanjanya yakni untuk moderenisasi kapal perang, pesawat tempur, peremajaan angkatan laut, persenjataan tempur lainnya ditengah ketegangan geopolitik dengan Turki, terutama tentang wilayah maritim dan pulau-pulau Aegea.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.