Rabu, 1 Oktober 2025

Kerusuhan di Amerika Serikat

Wali Kota LA Berlakukan Jam Malam usai Protes dan Kerusuhan di Pusat Kota

Wali Kota Los Angeles Karen Bass mengumumkan penerapan jam malam di pusat kota LA setelah selama 5 hari berturut-turut aksi protes besar-besaran.

Tangkapan layar YouTube Al Jazeera
KERUSUHAN DI LA - Tangkapan layar YouTube Al Jazeera yang diambil pada Rabu (11/6/2025) menampilkan Wali Kota Los Angeles Karen Bass telah mengumumkan jam malam di sebagian pusat kota Los Angeles. 

Gelombang protes ini dipicu oleh penggerebekan yang dilakukan lembaga imigrasi federal terhadap imigran tanpa dokumen, serta keputusan kontroversial Presiden Trump untuk mengerahkan 2.000 pasukan Garda Nasional dan 700 Marinir AS ke Los Angeles.

Kebijakan ini diklaim sebagai upaya untuk menjaga ketertiban umum, namun justru memicu kemarahan masyarakat dan pejabat lokal.

Gubernur California Gavin Newsom mengecam keras tindakan Trump dan menyebutnya sebagai "penyalahgunaan kekuasaan yang terang-terangan."

Ia menambahkan bahwa pengerahan militer ini “membuat masyarakat trauma dan memperburuk ketegangan.”

Negara bagian California bahkan telah mengajukan gugatan hukum untuk membatalkan federalisasi Garda Nasional.

Bass dan Newsom kompak menegaskan bahwa pengerahan militer bukan solusi yang dibutuhkan. 

McDonnell menyatakan bahwa LAPD memiliki cukup sumber daya untuk menjaga ketertiban tanpa campur tangan federal.

"Kami percaya kami bisa menangani ini bersama mitra lokal dan regional tanpa perlu melibatkan militer," kata McDonnell.

Aksi Demonstrasi dan Respons Kepolisian

Pada hari Selasa, ratusan demonstran berkumpul di luar Pusat Penahanan Metropolitan (MDC) di pusat kota Los Angeles.

Beberapa kelompok bergerak ke Jalan Bebas Hambatan Hollywood (101) dan sempat memblokir lalu lintas di kedua arah.

Demonstrasi di sekitar gedung federal dan kantor Imigrasi dan Bea Cukai AS telah berlangsung selama empat hari terakhir. 

Sejumlah besar warga yang turun ke jalan menyatakan bahwa mereka bukan kriminal, melainkan pekerja yang datang ke AS untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

“Banyak dari kami bukan pelaku kekerasan. Kami adalah tukang kebun, penjahit, buruh harian,” ujar salah satu pengunjuk rasa.

Para aktivis menyerukan agar demonstrasi tetap berlangsung secara damai, dan memperingatkan bahwa kekerasan hanya akan dijadikan alasan oleh pemerintah untuk memperkuat tindakan represif.

Pernyataan dari Presiden Trump 

Presiden Trump pada hari Selasa membela keputusannya dengan retorika keras. 

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved