Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Greta Thunberg dan Aktivis Internasional Berlayar dari Italia ke Gaza, Nekat Tembus Blokade Israel

Kapal bantuan dengan Greta Thunberg berangkat dari Italia menantang blokade laut Israel untuk kirim bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Kolase Tribunnews/Instagram Greta Thunberg @gretathunberg
KAPAL BANTUAN GAZA. Gambar merupakan kolase dari tangkap layar Instagram Greta Thunberg @gretathunberg, Senin (2/6/2025). Greta dan rombongan aktivis internasional berlayar menuju Gaza dengan kapal The Madleen dari Italia. Aktivis itu menulis di video yang dia unggah di Story Instagram: "The Madleen is moving #alleysondeck @gazafreedomflotilla". 

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah kapal bantuan berawak, membawa 12 aktivis internasional, termasuk aktivis iklim Greta Thunberg, berangkat dari pelabuhan Catania, Sicilia, Italia, pada Minggu (1/6/2025).

Kapal bernama Madleen tersebut dioperasikan oleh Freedom Flotilla Coalition (FFC).

FFC merupakan sebuah organisasi nirlaba internasional yang berlayar dalam misi menentang blokade laut Israel atas Jalur Gaza.

Kapal Madleen dari Italia menuju Gaza membawa bantuan kemanusiaan terbatas namun simbolik, dikutip dari Reuters dan BBC News.

Selain itu, misi ini juga menjadi bentuk protes non-kekerasan terhadap blokade laut Israel yang telah berlangsung bertahun-tahun.

Tak hanya Greta Thunberg, di dalam kapal juga terdapat aktor asal Irlandia Liam Cunningham dan anggota Parlemen Eropa asal Prancis-Palestina, Rima Hassan, yang sebelumnya dilarang masuk ke Israel.

Perjalanan kapal Madleen ini diperkirakan akan memakan waktu sekitar tujuh hari.

Jika kapal tidak dihentikan di tengah laut, tujuannya adalah Gaza.

Keberangkatan misi ini menyusul serangan drone yang menimpa kapal lain milik FFC, Conscience, di luar perairan Malta awal Mei lalu.

Organisasi ini menuduh Israel sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan drone tersebut, meski Israel belum memberikan komentar resmi.

Dalam konferensi pers sebelum keberangkatan, Greta Thunberg menyatakan, “Kami tetap berusaha walau segala rintangan menghadang, karena berhenti berjuang sama saja kehilangan kemanusiaan kita.”

Baca juga: Fans PSG Bentangkan Spanduk Dukung Palestina: Hentikan Genosida Gaza hingga Kami Anak-anak Gaza

Dia juga menegaskan bahwa risiko misi ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan bahaya diamnya dunia menyaksikan genosida yang dialami warga Gaza.

FFC menegaskan misi ini bukan sekadar pengiriman bantuan.

Misi ini juga merupakan aksi langsung menentang blokade laut Israel yang dianggap ilegal dan bagian dari kejahatan perang yang meluas.

Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan kelompok bantuan internasional, pengiriman bantuan ke Gaza sangat sulit akibat blokade.

Kondisi keamanan yang memburuk, serta kerusuhan dan penjarahan yang meluas juga menghambat bantuan internasional menjangkau Gaza.

Situasi kemanusiaan di Gaza dikabarkan berada pada titik terburuk sejak perang antara Israel dan Hamas yang telah berlangsung selama 19 bulan.

Meskipun Israel mulai melonggarkan blokade secara terbatas sejak 19 Mei 2025, pengiriman bantuan masih sangat terbatas dan di bawah pengawasan ketat PBB.

Israel juga mendukung pembentukan Gaza Humanitarian Foundation yang bekerjasama dengan Amerika Serikat.

Llembaga kemanusiaan besar menolak karena dinilai tidak netral dan dapat memaksa perpindahan warga Palestina.

Aktivis dari Brasil, Thiago Avila, mengatakan bahwa misi kapal Madleen ini adalah bagian dari strategi yang lebih luas, termasuk upaya menembus blokade darat melalui aksi Global March to Gaza yang dijadwalkan berlangsung di perbatasan Rafah pada Juni mendatang.

“Kami memecah blokade Gaza lewat laut, tapi ini bagian dari mobilisasi global yang juga akan menantang blokade lewat darat," katanya.

Konflik yang meletus pada Oktober 2023, ketika Hamas melancarkan serangan besar-besaran ke Israel.

Baca juga: Israel Berondong Peluru ke Kerumunan Warga Gaza di Lokasi Distribusi Bantuan GHF: Puluhan Roboh 

Perang Israel vs Hamas sejauh ini telah menewaskan lebih dari 1.200 orang di Israel dan puluhan ribu warga Palestina, menurut klaim masing-masing pihak.

Hingga Minggu (1/6/2025)malam, Israel belum memberikan tanggapan resmi terkait keberangkatan kapal Madleen ini.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved