Rabu, 1 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Tolak Serangan di Gaza, Pendiri Es Krim Ben & Jerry’s Ditangkap Saat Aksi Unjuk Rasa

pendiri merek es krim ternama Ben & Jerry's, Ben Cohen, ditangkap setelah melayangkan protes kepada pemerintah AS demi membela rakyat Gaza

Tangkap layar siaran NBC News
BEN COHEN DITANGKAP - Tangkap layar siaran NBC News, diambil pada Kamis (15/5/2025), BEN COHEN, salah satu pendiri merek es krim ternama Ben & Jerry's, ditangkap setelah melayangkan protes kepada pemerintah Amerika Serikat demi membela rakyat Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Ben Cohen, salah satu pendiri merek es krim ternama Ben & Jerry's, ditangkap bersama enam aktivis lainnya, setelah melayangkan protes kepada pemerintah Amerika Serikat pada Rabu (14/5/2025).

Mengutip dari Al Jazeera, penangkapan Ben terjadi saat Menteri Kesehatan AS, Robert F. Kennedy Jr., memberikan kesaksian kepada anggota parlemen mengenai restrukturisasi lembaga kesehatan federal.

Namun di tengah berlangsungnya persidangan, Cohen dan para demonstran lainnya melakukan interupsi dengan meneriakkan kalimat "Kongres mengirim bom yang membunuh anak-anak di Gaza dan membayarnya dengan pemotongan dana Medicaid."

Tak hanya itu, ia turut mendesak para senator AS untuk menekan Israel agar mengizinkan makanan sampai ke "anak-anak yang kelaparan" saat ia dibawa pergi.

Buntut kegaduhan ini, Cohen ditahan oleh Polisi Capitol AS dengan tuduhan "mengganggu, menghalangi, atau menyebabkan ketidaknyamanan".

Cohen adalah salah satu dari tujuh pengunjuk rasa yang dipaksa keluar dari sidang Senat.

Dia didakwa dengan pelanggaran ringan berupa membuat kerumunan dan penghalang, terancam dihukum hingga 90 hari penjara, serta dijatuhi denda 500 dolar AS.

Cohen Pernah Ditangkap Buntut Kritik Pemerintah AS

Cohen dikenal sebagai kritikus vokal terhadap kebijakan Israel, terutama yang berkaitan dengan pendudukan wilayah Palestina dan konflik di Gaza.

Aktivismenya bukan hal baru, melainkan telah berlangsung selama bertahun-tahun dan konsisten dengan pandangan progresif yang ia anut bersama rekannya, Jerry Greenfield.

Bahkan tahun lalu ia bahkan bergabung dengan tokoh-tokoh Yahudi terkemuka dalam sebuah surat terbuka yang menentang lobi pro-Israel AIPAC.

Baca juga: Rencana Israel untuk Pindahkan Warga Palestina Keluar dari Gaza Ilegal, Kata Norwegia dan Islandia

Sikap tersebut membuat Cohen menjadi figur yang dipuji di kalangan aktivis pro-Palestina.

Namun juga dikritik oleh pihak-pihak yang mendukung kebijakan Israel.

Meski demikian, ia tetap konsisten menggunakan platform dan ketenarannya untuk menyoroti isu-isu kemanusiaan dan keadilan sosial.

Adapun penangkapan seperti ini bukan kali pertama yang dialami Cohen, sebelumnya ia pernah ditangkap karena demonstrasi yang mendukung kebebasan pers dan memprotes kebijakan militer AS.

Penangkapan terjadi pada 6 Juli 2023, di mana saat itu Cohen ditangkap di luar Departemen Kehakiman AS di Washington DC selama protes terhadap penuntutan pendiri WikiLeaks Julian Assange.

Selain melakukan protes, Cohen turut membakar tanda bertuliskan "Freedom of the Press", yang menyatakan, "Kebebasan pers akan lenyap dalam asap".

Imbas tindakan itu, Cohen didakwa dengan tuduhan masuk secara tidak sah setelah menolak meninggalkan tempat tersebut.

Ia kemudian ditahan selama sekitar tiga jam sebelum dibebaskan.

Update Kondisi Gaza

Terpisah, konflik antara Israel dan Hamas yang semakin memanas membuat 93 persen penduduk Gaza menghadapi kekurangan pangan akut.

Dalam laporan yang dirilis Integrated Food Security Phase Classification (IPC), mengungkapkan seluruh penduduk Gaza kini mengalami kekurangan pangan akut. 

Bahkan, sekitar 244.000 jiwa atau 12 persen dari total populasi saat ini berada dalam kondisi “bencana”, kategori tertinggi dalam skala kelaparan.

“Sebanyak 1,95 juta orang, atau 93 persen dari populasi Gaza, menghadapi kekurangan pangan akut,” tulis IPC.

Adapun krisis ini terjadi akibat blokade ketat yang diberlakukan oleh Israel lantaran membatasi aliran masuk barang, makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.

Meski upaya ini dikecam karena memperdalam krisis kemanusiaan dan memicu peringatan tentang risiko kelaparan yang makin memburuk di Gaza.

Namun Israel berdalih langkah itu dimaksudkan untuk menekan Hamas agar menerima perjanjian gencatan senjata berdasarkan persyaratan Israel.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved