Konflik India dan Pakistan
Kashmir Mencekam: Sekolah dan Bandara Ditutup, Warga Mengungsi Massal Usai India Bombardir Pakistan
Sekolah di tiga distrik Kashmir ditutup, sementara penerbangan sejumlah maskapai di beberapa bandara ditangguhkan imbas serangan India ke Pakistan
TRIBUNNEWS.COM – Beberapa sekolah dan perguruan tinggi di tiga distrik Kashmir ditutup sesuai dengan arahan resmi pemerintah setempat mulai Rabu (7/5/2025).
"Mengingat situasi saat ini, lembaga pendidikan, sekolah, perguruan tinggi di Baramulla, Kupwara, dan Gurez akan ditutup hari ini," kata Komisaris Divisi Kashmir, Vijay Kumar Bidhuri, mengutip Livemint.
Penutupan serupa juga diberlakukan lembaga pendidikan di lima distrik perbatasan Jammu dan wilayah perbatasan Ferozepur, Pathankot dan Amritsar di Punjab di tengah meningkatnya ketegangan antara India dan Pakistan.
Imbasnya semua ujian di Universitas Kashmir yang dijadwalkan pada 7 Mei 2025 harus ditunda.
Situasi mencekam ini terjadi tepat setelah India melancarkan serangan udara besar-besaran ke Pakistan dalam operasi militer yang disebut Operasi Sindoor.
Serangan ini diklaim sebagai balasan atas serangan di Pahalgam, Kashmir, yang menewaskan 26 wisatawan pada 22 April 2025.
India menuduh kelompok militan yang didukung Pakistan bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Merespon tudingan India, Pakistan dengan tegas membantah keterlibatannya dan menyerukan penyelidikan independen.
Buntut konflik ini India mulai bersikap keras, Pada Rabu (7/5/2025) sekitar pukul 01.00 waktu setempat (20.00 GMT Selasa), India melancarkan serangan rudal ke enam lokasi di Pakistan.
Empat di antaranya berada di Provinsi Punjab, termasuk Ahmedpur Sharqia, Muridke, dan Shakar Garh.
Dua lokasi lainnya berada di wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan, yakni Muzaffarabad dan Kotli.
Tak lama setelah serangan, Pakistan langsung merespons dengan mengerahkan jet tempur.
Baca juga: Operasi Sindoor: Rudal Scalp-Bom Hammer Jadi Kunci Serangan AU-AD-AL-India dalam Gelap ke Pakistan
Pemerintah Pakistan mengklaim telah menembak jatuh lima pesawat tempur India, termasuk tiga jet Rafale.
Akibat aksi saling serang ini, militer Pakistan mengatakan sedikitnya dua orang tewas dan 12 lainnya terluka akibat serangan India.
Sementara itu Islamabad melaporkan rudal menghantam sebuah masjid di kota Bahawalpur, Punjab, hingga menewaskan seorang anak dan melukai dua warga sipil.
Warga Kelimpungan Cari Tempat Aman
Pasca insiden baku tembak memanas, Penduduk Kashmir yang dikelola Pakistan seperti Muzaffarabad dan Neelum Valley mulai berlarian meninggalkan rumah mereka.
Mereka kelimpungan mencari tempat berlindung, bahkan sebagian dari mereka warga melarikan diri ke perbukitan setelah India melancarkan serangan rudal.
Pengeras suara masjid saling bersahutan memberi tahu orang-orang untuk mencari perlindungan saat tanah bergetar berulang kali dan suara ledakan bergema akibat tembakan militer India.
"Kami keluar. Lalu ledakan lain terjadi. Seluruh rumah bergerak. Semua orang ketakutan, kami semua mengungsi, membawa anak-anak dan naik ke atas bukit,” ujar Muhammad Shair Mir, penduduk Muzaffarabad mengutip dari Reuters.
Situasi serupa juga terjadi di kawasan garis kontrol (LoC) yang berada di wilayah Jammu dan Kashmir, India.
Warga yang tinggal di dekat garis kontrol (LoC) berbondong-bondong membersihkan bunker bawah tanah untuk berlindung dari tembakan artileri Pakistan.
Namun, banyak bunker yang tidak terawat dan tidak layak huni, sehingga meningkatkan ketidakamanan bagi warga .
Situasi ini menambah penderitaan warga Kashmir yang telah lama hidup dalam ketegangan akibat konflik berkepanjangan antara India dan Pakistan.
Bandara Ditutup, Penerbangan Dialihkan
Lebih lanjut, pasca serangan udara India ke Pakistan memanas menyebabkan penutupan sejumlah bandara di kedua negara, mengganggu aktivitas penerbangan regional dan internasional.
Pemerintah Pakistan menangguhkan operasi penerbangan sipil di beberapa bandara utama, termasuk di Lahore, Multan, Faisalabad, Sialkot, dan Islamabad, sebagai langkah keamanan setelah serangan udara India.
Selain itu, Bandar Udara Internasional Bacha Khan di Peshawar juga ditutup sementara untuk penerbangan komersial demi memastikan keselamatan penerbangan di tengah ketegangan yang meningkat.
Menyusul langkah Pakistan, pemerintah India memerintahkan agar sembilan bandara di wilayah utara, termasuk Srinagar dan Jammu ditutup untuk penerbangan sipil pada 7 Mei 2025.
Penutupan ini dilakukan sementara untuk memastikan keselamatan penumpang dan kru sebagai respons terhadap serangan udara India dan untuk mengantisipasi potensi ancaman dari Pakistan.
Imbas penutupan ini, sejumlah maskapai lokal dan internasional mengalami gangguan signifikan pada rute penerbangan internasional.
Hingga mereka harus mengalihkan penerbangan untuk menghindari wilayah udara yang terdampak.
Selain itu, beberapa maskapai domestik India juga terpaksa membatalkan atau mengalihkan penerbangan mereka, membuat maskapai harus memperpanjang durasi penerbangan dan merogoh kocek lebih dalam akibat meningkatkan biaya operasional.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.