Konflik India dan Pakistan
AS hingga China Rilis Travel Warning, Larang Warganya Liburan ke India dan Pakistan
Pemerintah AS, China, Australia hingga Inggris merilis travel warning, melarang warganya untuk berlibur ke India dan Pakistan yang sedang berkonflik
TRIBUNNEWS.COM - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengeluarkan peringatan perjalanan atau travel warning, melarang warganya untuk berlibur ke India dan Pakistan.
Peringatan serupa turut dirilis Kedutaan Besar dan Konsulat AS di Pakistan.
Dalam peringatan keamanan bertajuk 'Aktivitas Militer dan Wilayah Udara Tertutup', mereka mengimbau Warga AS agar tidak bepergian' ke wilayah di sekitar perbatasan India-Pakistan.
“Warga negara AS diingatkan tentang peringatan jangan bepergian untuk wilayah di sekitar perbatasan India-Pakistan dan Garis Kontrol karena terorisme dan potensi konflik bersenjata,” ujar laporan Kedubes AS di Pakistan, sebagaimana dikutip dari Mint.
“Kami juga mengetahui bahwa wilayah udara telah ditutup, dan banyak penerbangan telah dibatalkan.” imbuhnya.
Selain melarang warganya liburan dan bepergian ke wilayah konflik itu, Kedutaan Besar AS juga menyarankan warga negara Amerika untuk segera angkat kaki meninggalkan kedua wilayah konflik itu.
“Warga negara Amerika diminta segera meninggalkan wilayah konflik aktif, atau berlindung di tempat aman karena wilayah udara Pakistan telah ditutup, dan banyak penerbangan telah dibatalkan,” tegas Kedubes AS di Pakistan.
China, Australia, Inggris Terbitkan Travel Advisory
Menyusul AS, sejumlah negara turut mengeluarkan Travel Advisory, memperingatkan warganya agar tak mengunjungi India dan Pakistan.
Menyusul adanya risiko keselamatan akibat ketegangan politik dan ketidakstabilan di kawasan tersebut.
Terbaru Kementerian luar negeri China menyarankan warga China untuk menghindari pergi ke daerah yang dekat dengan zona konflik.
Langkah serupa juga turut dilakukan pemerintah Inggris yang memperingatkan warganya agar menghindari semua perjalanan dalam jarak 10 kilometer dari perbatasan India-Pakistan.
Baca juga: Mengapa India dan Pakistan Sering Terlibat Konflik di Terkait Kashmir, Bagaimana Awal Mula Konflik?
Menyusul yang lainnya, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT), juga mendesak para pelancong untuk "sangat berhati-hati" di India.
Melalui situs web Smart Traveller, DFAT turut memperingatkan Warga Australia untuk "mempertimbangkan kembali" perjalanan ke Pakistan setelah India menembakkan rudal melintasi perbatasan pagi ini.
Maskapai Global Putar Arah Hindari Wilayah Konflik
Sementara itu merespons ketegangan yang memuncak antara India dan Pakistan, sejumlah maskapai internasional mulai mengalihkan rute untuk menghindari wilayah udara konflik Pakistan dan India.
Dalam keterangan resminya Lufthansa Group menyatakan bahwa seluruh maskapai di bawah naungannya akan menghindari wilayah udara Pakistan hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Imbas keputusan ini beberapa rute ke Asia, seperti Delhi, Bangkok, dan Ho Chi Minh City akan mengalami waktu tempuh yang lebih lama.
Langkah serupa juga dilakukan oleh maskapai Air France.
Mengutip dari CNA, Air France mengumumkan penangguhan penerbangan melalui Pakistan, dengan alasan perkembangan ketegangan terkini antara India dan Pakistan.
Dengan adanya penangguhan rute, maskapai ini harus menyesuaikan jadwal dan rencana penerbangan untuk tujuan-tujuan tertentu. Alhasil sejumlah rute akan mengalami waktu tempuh yang lebih lama dari biasanya.
Sementara Penerbangan Lufthansa LH760 dari Frankfurt ke New Delhi memilih untuk mengambil rute yang lebih panjang, menempuh waktu hampir satu jam lebih lama demi menghindari wilayah konflik.
Update Konflik Pakistan VS India
Sebagai informasi sejak merdeka dari Inggris tepatnya pada tahun 1947, India dan Pakistan telah berperang tiga kali.
Terakhir kali kedua pihak hampir terlibat perang besar-besaran pada tahun 2019, ketika seorang pengebom bunuh diri menewaskan 40 anggota pasukan keamanan India.
Namun konflik ini kembali pecah usai sebuah serangan mematikan menewaskan 26 orang turis asing di wilayah Kashmir, perbatasan kedua negara.
India menuduh kelompok militan yang didukung Pakistan bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Merespons tudingan India, Pakistan dengan tegas membantah keterlibatannya dan menyerukan penyelidikan independen.
Buntut konflik ini India mulai bersikap keras, Pada Rabu (7/5/2025) sekitar pukul 01.00 waktu setempat (20.00 GMT Selasa), India melancarkan serangan rudal ke enam lokasi di Pakistan.
Empat di antaranya berada di Provinsi Punjab, termasuk Ahmedpur Sharqia, Muridke, dan Shakar Garh.
Dua lokasi lainnya berada di wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan, yakni Muzaffarabad dan Kotli.
Tak lama setelah serangan, Pakistan langsung merespons dengan mengerahkan jet tempur.
Pemerintah Pakistan mengklaim telah menembak jatuh lima pesawat tempur India, termasuk tiga jet Rafale.
Tak sampai di situ untuk membalaskan serangan India, Perdana Menteri Pakistan Muhammad Shehbaz Sharif memberikan izin kepada pasukan militernya untuk melakukan serangan balasan.
"Angkatan Bersenjata Pakistan telah diberi wewenang untuk melakukan tindakan yang sesuai terkait ini," kata Sharif, seperti dikutip The Times.
Sharif berdalih tindakannya diambil sebagai respons atas "Operasi Sindoor” militer India hingga mengenai area sipil dan menyebabkan korban jiwa di kalangan masyarakat sipil.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.