Paus Fransiskus Wafat
Mengenang Paus Fransiskus saat Pimpin Misa Agung di Indonesia yang Penuh Kesederhanaan
Paus Fransiskus wafat pada hari ini di Vatikan dalam usia 88 tahun. Berikut kenangan terkait kesederhanaan dirinya saat lawatan ke Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin umat Katolik dunia, Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun, Senin (21/4/2025) pukul 07.35 waktu setempat.
Sebelum meninggal dunia, Paus sempat dirawat lantaran menderita penyakit bronkitis kronis.
Adapun dirinya keluar dari rumah sakit pada 23 Maret 2025 lalu.
"Kepada saudara sekalian, dengan kesedihan mendalam, saya harus mengumumkan meninggalnya Bapa Suci Paus Fransiskus, pada 07.35," kata Kardinal Farrell dalam siaran Vatican TV, yang dikutip Reuters.
Di sisi lain, Paus Fransiskus juga sempat datang ke Indonesia untuk perjalanan apostoliknya pada 3-5 September 2024 lalu.
Pada saat itu, dirinya memperlihatkan kesederhanaannya ketika enggan untuk menggunakan fasilitas mewah dalam lawatannya tersebut.
Contohnya, dia enggan untuk memakai jet pribadi dan lebih memilih untuk menggunakan pesawat komersial.
Adapun pesawat yang ditumpangi Paus Fransiskus beserta rombongan yaitu adalah pesawat komersial dari maskapai Alitalia yang kini dikelola oleh ITA Airways.
Dikutip dari laman ITA Airways, Aitalia memang dikenal kerap memberikan fasilitas penerbangan kepada Paus dengan nomor penerbangan AZ4000 atau yang lebih dikenal sebagai Shepherd One.
Baca juga: Sebelum Wafat, Paus Fransiskus Serukan Gencatan Senjata Gaza dalam Pidato Paskah
Tak sampai di situ, kesederhanaan Paus Fransiskus juga diperlihatkan ketika dia enggan menggunakan mobil mewah layaknya pejabat negara.
Bukan menumpangi mobil mewah seperti Mercedez Benz atau BMW yang harganya mencapai miliaran rupiah, Paus Fransiskus lebih memilih menumpangi Toyota Innova Zenix yang ditaksir hanya seharga Rp430 juta.
Bahkan, mobil tersebut tidak hanya digunakan untuk perjalanannya dari Bandara Soekarno-Hatta ke tempat penginapannya, tetapi dipakai selama lawatannya di Tanah Air.
Paus Fransiskus juga enggan untuk duduk di kursi tengah mobil dan lebih memilih duduk di sebelah sopir.
Hal ini dinilai sebagai bentuk penghilangan batas kelas antara pengemudi dan penumpang.
Kaul kemiskinan yang menjadi janjinya sebagai Imam di Gereja Katolik juga terlihat dari keenganannya untuk tidur di hotel mewah.
Hal ini dikonfirmasi oleh Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo.
Suharyo mengungkapkan Paus Fransiskus lebih memilih tidur di Kedubes Vatikan.
"Beliau memilih tinggal di Kedubes Vatikan di Indonesia. Yang di hotel rombongannya," kata Suharyo saat itu.
Isi Khotbah Paus Fransiskus saat Pimpin Misa Agung
Paus Fransiskus sempat memimpin Misa Agung yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat pada 5 September 2024 lalu dalam rangkaian perjalanan apostoliknya.
Pada homili tersebut, ia meminta kepada umat untuk memegang sabda Tuhan sebagai kompas untuk mengarungi kehidupan.
Paus Fransiskus juga berharap agar sabda Tuhan tersebut dapat masuk ke relung hati manusia.
Ia mengungkapkan bahwa sabda Tuhan juga mampu untuk membuat manusia tidak kecewa dengan kefanaan duniawi.
"Kita selalu membutuhkan sebuah terang yang datang dari atas untuk menyinari langkah-langkah kita; akan air kehidupan yang memuaskan dahaga padng gurun jiwa, akan sebuah penghiburan yang tidak mengecewakan karena ia berasal dari surga dan bukan dari hal-hal fana dunia ini."
"Di tengah kekacauan dan kefanaan kata-kata manusia, ada kebutuhan akan sabda Allah, satu-satunya kompas bagi perjalanan kita, yang di tengah begitu banyaknya luka dan kehilangan, mampu menuntun kita menuju arti kehidupan sejati," kata Paus Fransiskus.
Di sisi lain, Paus Fransiskus juga meminta agar sabda Tuhan tidak hanya dianggap sebagai gagasan abstrak dan diingat manusia sesaat saja.
Ia berharap umat manusia memegang sabda Tuhan dalam situasi apapun yaitu saat suka maupun duka.
Lantas, dia mencontohkan salah satu murid Yesus Kristus yaitu Simon Petrus yang tetap percaya kepada gurunya itu untuk menebar jala agar mendapatkan ikan meski sebelumnya tak mendapatkan apa-apa.

Simon Petrus, kata Paus Fransiskus, langsung menerima mukjizat berupa ditangkapnya ikan setelah percaya kepada Yesus Kristus.
"Tentu saja, selalu akan ada kesulitan-kesulitan dan alasan-alasan untuk mengatakan tidak. Tetapi, marilah kita melihat sekali lagi sikap Petrus: datang dari satu malam yang sulit ketika ia tidak menangkap apa-apa, lelah dan kecewa, tetapi, daripada tinggal seolah-olah dilumpuhkan di dalam rasa hampa atau terhalang oleh kegagalannya sendiri, ia berkata:
"Guru telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa. Tetapi atas perintah-Mu, aku akan menebarkan jala juga"
"Atas perintah-Mu aku akan menebarkan jala juga. Kemudian, sesuatu yang mengejutkan terjadi, yakni mukjizat penuhnya perahu dengan ikan sampai hampir tenggelam," kata Paus Fransiskus.
Berkaca dari kisah Simon Petrus itu, Paus Fransiskus juga mengajak kepada umat Katolik untuk tidak gampang menyerah.
Dia meminta agar selalu optimis dalam mengarungi kehidupan dan percaya akan Tuhan.
"Dengan kerendahan hati dan iman yang sama seperti Petrus, kita juga diminta unutk tidak tetap menjadi tawanan kegagalan kita, dan alih-alih tetap menatap jala kita yang kosong, untuk memandang Yesus dan percaya kepada-Nya."
"Kita selalu dapat mengambil risiko untuk bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jala lagi, bahkan ketika kita telah melewati malam kegagalan, masa kekecewaan di mana kita tidak menangkap apapun," ujar Paus Fransiskus.
Pada akhir homili, Paus Fransiskus mengajak masyarakat Indonesia untuk merajut perdamaian dan menaburkan kasih kepada sesama.
Dia berharap kasih yang ditabur tersebut terus dilakukan hingga tercapainya peradaban perdamaian di Indonesia.
"Dengan dibimbing oleh sabda Tuhan, saya mendorong Anda semua untuk menaburkan kasih, dengan penuh keyakinan menempuh jalan dialog, terus memperlihatkan kebaikan budi dan hati dengan senyum khas yang membedakan Anda untuk menjadi pembangun persatuan dan perdamaian," pungkas Paus Fransiskus.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.