Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

Iran Siaga Tinggi, Ancam Negara Tetangganya agar Tak Bantu Serangan AS, Trump Kirim B-2

Iran dilaporkan menyiagakan pasukannya untuk menghadapi kemungkinan serangan besar AS dalam waktu dekat.

IRGC/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS
LATIHAN MILITER - Panglima Tertinggi Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) Mayor Jenderal Hossein Salami meninjau peralatan militer selama latihan militer pasukan darat IRGC di wilayah Aras, provinsi Azerbaijan Timur, Iran, 17 Oktober 2022. 

TRIBUNNEWS.COMIran dilaporkan menyiagakan pasukannya untuk menghadapi kemungkinan serangan besar Amerika Serikat (AS).

Seorang pejabat Iran yang mengetahui hal itu berkata kepada Reuters bahwa Iran memperingatkan negara-negara tetangganya agar tidak membantu AS.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah mengirim sepucuk surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Trump meminta adanya pembicaraan mengenai penghentian program nuklir Iran.

Politikus kontroversial itu mengancam akan mengebom Iran jika kesepakatan baru tentang perjanjian nuklir tidak terwujud.

Di sisi lain, Iran sudah membantah ingin membuat senjata nuklir. Negara Timur Tengah itu menolak permintaan AS mengenai perjanjian nuklir karena tak punya arti.

“Jika kalian (AS) menginginkan negosiasi, apa tujuan kalian mengancam?” tanya Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dikutip dari Russia Today.

Minggu kemarin Aragchi menyebut Iran menginginkan pembicaraan yang para pesertanya punya peluang setara.

Dia menuding AS sebagai pihak yang terus mengancam menggunakan kekerasan yang melanggar piagam PBB.

PELURU ARTILERI - Angkatan bersenjata Iran melontarkan peluru artileri dalam sebuah latihan militer. Angkatan Darat Iran menyatakan siap merespons setiap ancaman yang datang seiring datangnya tekanan dari Amerika Serikat (AS) yang mendesak Iran untuk mau berunding soal program nuklirnya.
PELURU ARTILERI - Angkatan bersenjata Iran melontarkan peluru artileri dalam sebuah latihan militer. Angkatan Darat Iran menyatakan siap merespons setiap ancaman yang datang seiring datangnya tekanan dari Amerika Serikat (AS) yang mendesak Iran untuk mau berunding soal program nuklirnya. (Mna/tangkapan layar)

Lalu, seorang pejabat Iran mengklaim negaranya telah mengeluarkan peringatan kepada Irak, Kuwait Uni Emirat Arab, Qatar, Turki, dan Bahrain. Negara-negara itu diminta tidak mengizinkan pasukan AS lewat di langit karena hal itu akan dianggap sebagai tindakan permusuhan.

“Tindakan seperti itu akan punya dampak besar terhadap mereka,” kata pejabat itu secara anonim.

Di samping itu, dia mengatakan Khamenei telah meminta angkatan bersenta Iran untuk bersiaga tinggi.

Baca juga: Klaim Mampu Tembus Pertahanan Udara Israel, Komandan IRGC: Iran Siap untuk Perang Apa Pun

Sebenarnya, pada tahun 2015 Iran sudah menandatangani perjanjian untuk membatas aktivitas nuklirnya. Sebagai imbalannya, Iran akan mendapatkan keringanan sanksi.

Namun, Trump memilih menarik keluar AS dari perjanjian itu tahun 2017. Iran lalu meresponsnya dengan mengurangi kewajibannya dalam perjanjian tahun 2015.

Iran saat ini disebut tetap terbuka akan pembicaraan secara tidak langsung dengan cara ditengahi Oman.

Pembicaraan secara tidak langsung menawarkan peluang untuk mengevaluasi keseriusan AS mengenai solusi politik,” kata pejabat Iran di atas.

Pembicaraan bisa dimulai segera setelah AS mengeluarkan sinya-sinyal yang “nyata”.

Iran siap berperang

Panglima Tertinggi Korps Garda Revolusioner Islam Iran (IRGC) Mayjen Hossein Salami mengatakan Iran siap menghadapi perang apa pun.

“Kita sama sekali tidak khawatir tentang perang. Kita tidak akan memulai perang, tetapi siap menghadapi perang apa pun,” kata Salami saat rapat dengan para pembesar IRGC hari Sabtu lalu dikutip dari Press TV.

“Kita bersiap menghadapi skenario operasi psikologi musuh atapun aksi militer musuh. Namun, kita tidak akan mundur selangkah pun dalam menghadapi musuh.”

Dia mengatakan musuh Iran memaksa Iran untuk memilih salah satu dari dua pilihan, yakni konfrontasi atau menerima syarat-syarat dari musuh.

Kemudian, dia menegaskan Iran sudah punya cara untuk mengatasi musuh-musuhnya. Kata dia, Iran punya peralatan untuk mengalahkan rezim Israel yang didukung oleh AS.

Baca juga: Sambut Jet-Jet AS, Unit Pertahanan Udara IRGC Iran Diizinkan Tembak-Sesuka Hati ke Penyusup

“Kita sudah mengumpulkan kekuatan dan bisa menjangkau serta menargetkan musuh, dan kita siap menunjukkan kemampuan kita yang sebenarnya,” katanya.

Salami lalu menyinggung serangan Iran yang ke Israel tahun lalu yang menurutnya sukses. Dua serangan yang dinamai Operasi Janji Sejati I dan II itu menjadi contoh kemampuan militer Iran.

Dua operasi itu dilakukan dengan ratusan rudal balistik dan drone atau pesawat tanpa awak. Salami mengklaim ada 581 rudal Iran yang sukses mendarat di wilayah Israel.

Para pejabat Iran mengklaim negaranya baru menggunakan sedikit kekuatannya dalam dua serangan besar itu.

Dalam kesempatan yang sama, Salami turut memuji kekuatan front perlawanan yang menurutnya makin kuat. Front itu belum menunjukkan semua kekuatannya.

AS kerahkan pesawat siluman B-2

AS di bawah kepemimpinan Trump mengerahkan banyak pesawat pengebom siluman B-2 di pangkalan militer di Pulau Diego Garcia, Samudra India di tengah ketegangan dengan Iran.

B-2 dibutuhkan AS karena pesawat itu disebut sebagai satu-satunya pesawat yang bisa membawa bom GBU-57. Bom tersebut adalah salah satu dari sejumlah bom yang bisa menghancurkan fasilitas nuklir Iran di Natanz dan Fordow.

GBU-57 memiliki berat 12,3 ton dan dijuluki "Massive Ordnance Penetrator". Bom sebesar itu mampu menghancurkan fasilitas nuklir bahwa tanah.

Dikutip dari Associated Press, B-2 juga pernah digunakan untuk menyerang kelompok Houthi di Yaman yang dibekingi Iran.

B-2 bisa terbang sejauh 6.000 mil laut atau 11.112 kilometer tanpa harus mengisi ulang bahan bakarnya. Adapun ketinggian terbang maksimalnya mencapai 50.000 kaki atau 15.240 meter.

PESAWAT PENGEBOM - Pesawat pengebom B-2 Spirit milik Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) bersiap lepas landas dalam misi pengeboman yang dilaksanakan pada 2001 silam. Foto merupakan tangkapan layar dari situs militer DSA pada Kamis (27/3/2025).
PESAWAT PENGEBOM - Pesawat pengebom B-2 Spirit milik Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) bersiap lepas landas dalam misi pengeboman yang dilaksanakan pada 2001 silam. Foto merupakan tangkapan layar dari situs militer DSA pada Kamis (27/3/2025). (DSA/Tangkapan Layar)

Satu unit B-2 diperkirakan bernilai $1,1 miliar atau sekitar Rp18,2 triliun. 

Saat ini setidaknya ada enam B-2 yang dikerahkan di Diego Garcia yang berada di selatan India. Jumlah itu mencapai hampir sepertiga B-2 yang dimiliki AS.

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved