Konflik Palestina Vs Israel
Israel Siap Rundingkan Gencatan Senjata Baru dengan Hamas, Para Delegasi Bertemu di Kairo
Israel siap merundingkan gencatan senjata baru dengan Hamas, para delegasi telah terbang menuju Kairo. Apa yang terjadi selanjutnya?
TRIBUNNEWS.COM - Israel telah mengirimkan delegasi untuk memulai perundingan gencatan senjata tahap berikutnya.
Dialog digelar di Kairo, Mesir.
Peran Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat sangat krusial dalam proses mediasi perdamaian ini.
Delegasi Israel, yang telah tiba di Kairo, akan bernegosiasi dengan pihak-pihak terkait tentang tahap selanjutnya dari kesepakatan gencatan senjata Gaza.
Diskusi ini juga mencakup cara untuk memastikan penerapan kesepakatan yang sudah disepakati, serta bagaimana meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza untuk meringankan penderitaan penduduk di sana.
Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, dalam konferensi pers bersama mitranya dari Ceko, Jan Lipavsky, mengungkapkan delegasi Israel berangkat ke Kairo untuk menilai apakah pembicaraan gencatan senjata dapat dilanjutkan.
Saar menyatakan Israel siap memperpanjang kerangka kerja gencatan senjata bila itu bisa membebaskan lebih banyaks andera.
Lebih lanjut Saar mengatakan akan membahas rinciannya jika delegasi sudah kembali dari Kairo.
Meski ada perundingan baru terkait Gaza, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menegaskan militer Israel tidak akan mundur dari Jalur Gaza.
Pada Kamis (27/2.2025), Katz juga menyatakan militer Israel akan mempertahankan zona penyangga di Gaza, termasuk di Koridor Philadelphi, yang terletak di perbatasan antara Gaza dan Mesir.
Meskipun tidak ada bukti yang ditunjukkan, Katz mengklaim ia telah melihat adanya terowongan yang menembus perbatasan yang digunakan untuk penyelundupan senjata, VOA melaporkan.
Ia juga tidak mengungkapkan rencana lebih lanjut mengenai tindakan Israel di masa depan.
Baca juga: 157 Tentara Zionis Tewas Dihabisi Hamas dalam Waktu 3 Jam: Hasil Investigasi Operasi Banjir al-Aqsa
Respon Hamas dan Tahanan Palestina
Pada saat yang sama, Hamas menyatakan kesiapan mereka untuk melanjutkan perundingan gencatan senjata tahap berikutnya.
Hamas menegaskan satu-satunya cara bagi Israel untuk menjamin pembebasan sandera yang masih ditahan di Gaza adalah melalui negosiasi dan kepatuhan pada perjanjian gencatan senjata yang ada.
Kelompok pejuang Palestina itu juga mengungkapkan telah menyerahkan jenazah empat sandera Israel sebagai bagian dari pertukaran, sementara Israel diminta untuk membebaskan ratusan tahanan Palestina sebagai balasan.
Dari keterangan sumber Hamas, sekitar 2.000 tahanan Palestina akan dibebaskan dalam pertukaran ini.
Sementara itu, jumlah sandera yang masih ditahan Israel diperkirakan sekitar 59 orang.
Proses pembebasan tahanan Palestina ini telah dimulai dengan 445 pria, 24 wanita, dan sejumlah anak-anak yang dibebaskan, yang sebagian besar ditangkap di Gaza.
Mereka dibawa dengan bus dari penjara Ofer Israel di Tepi Barat menuju Ramallah, Palestina.
Tahap Pertama Gencatan Senjata yang Berakhir
Tahap pertama gencatan senjata ini berlaku sejak 19 Januari dan diharapkan berakhir pada 1 Maret, dilansir Reuters dan AFP melaporkan.
Tercatat banyak kemajuan yang dicapai dalam fase pertama.
Tapi masih terdapat ada kemunduran dalam pelaksanaan kesepakatan tersebut.
Salah satunya adalah ketidakjelasan mengenai apakah perpanjangan gencatan senjata yang dapat membebaskan lebih banyak sandera akan terjadi.
Setelah berhari-hari mengalami kebuntuan dalam negosiasi, mediator Mesir berhasil memastikan penyerahan jenazah empat sandera terakhir dari Israel.
Israel, diharapkan untuk membebaskan lebih dari 600 tahanan Palestina sebagai balasan.
Pada awalnya, Israel sempat menolak untuk membebaskan ratusan tahanan Palestina setelah Hamas menyerahkan enam sandera dalam 'upacara' yang dianggap memalukan.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.