Konflik Rusia Vs Ukraina
Pemerintah Trump Yakin Ukraina Akan Teken Kesepakatan Tambang Mineral Tanah Langka Minggu Ini
Pemerintah Presiden Donald Trump yakin Ukraina akan menandatangani kesepakatan tambang mineral tanah langka pekan ini meski sebelumnya sempat ragu.
TRIBUNNEWS.COM - Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, memperkirakan Ukraina akan segera menandatangani perjanjian tambang mineral tanah langka minggu ini.
Witkoff menyebutkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya sempat ragu, tetapi setelah menerima pesan langsung dari Presiden Trump, ia mulai yakin untuk melanjutkan dan menandatangani kesepakatan tersebut.
"Zelensky sadar bahwa perjanjian ini harus segera diselesaikan," kata Witkoff, Ukrainska Pravda melaporkan.
Pada Minggu (23/2/2025), AS dan Ukraina kembali menggelar perundingan mengenai kesepakatan mineral tanah langka Ukraina.
Negosiasi ini berlangsung hingga Jumat (21/2/2025) pagi.
Presiden Zelensky mengungkapkan ada masalah rumit dalam draf perjanjian yang sedang dibahas, yang mengakibatkan penundaan.
Witkoff optimistis kesepakatan mengenai eksploitasi sumber daya mineral Ukraina dapat tercapai pada minggu ini.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menjelaskan tujuan kesepakatan ini adalah untuk menciptakan kemitraan saling menguntungkan antara AS dan Ukraina, dikutip dari Time.
"Kami menghasilkan uang jika rakyat Ukraina menghasilkan uang," ujar Bessent.
Rencana Kesepakatan
Sebelumnya, pemerintahan Trump mengusulkan untuk membagi keuntungan senilai 500 miliar dolar Amerika dari eksploitasi mineral langka Ukraina sebagai imbalan atas dukungan AS terhadap Ukraina selama perang.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1097: 3 Tahun Invasi Rusia, Zelensky Kini Siap Mundur demi Gabung NATO
Usulan ini telah dibatalkan oleh Zelensky.
Ia menegaskan kesepakatan yang mencakup membagi keuntungan sebesar 500 miliar dolar Amerika tidak akan diterima.
Zelensky juga menyampaika Ukraina tidak akan menganggap bantuan tersebut sebagai utang yang harus dibayar, karena hal tersebut berisiko menciptakan preseden yang bisa mengharuskan Ukraina untuk mengganti rugi kepada semua pendukungnya.
Ia juga menegaskan pentingnya jaminan keamanan dalam perjanjian untuk melindungi Ukraina dari ancaman Rusia di masa depan.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.