Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Buntut Larangan Israel, UNRWA Terus Beroperasi di Tepi Barat, tapi Situasinya Sangat Tidak Pasti

Israel melarang UNRWA beroperasi, sehingga klinik dan sekolah yang dikelola UNRWA di tepi barat kini situasinya menjadi tidak pasti.

rntv/tangkap layar
ISRAEL LARANG UNRWA - Asap mengepul setelah ledakan di lingkungan Al-Damaj di kamp pengungsi Jenin, Sabtu (31/8/2024) antara milisi Palestina di Tepi Barat dan Tentara Israel. Dua Undang-undang Israel secara efektif melarang UNRWA. 

TRIBUNNEWS.COM - Klinik dan sekolah yang dikelola oleh badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) terus beroperasi di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur, tetapi situasinya masih 'sangat tidak pasti'.

Hal ini karena dua Undang-undang Israel yang secara efektif melarang UNRWA.

"Undang-undang pertama melarang operasi UNRWA di wilayah yang dianggap Israel sebagai wilayah kedaulatannya – di sini kita berbicara tentang Yerusalem Timur yang tentu saja di mata hukum internasional, Mahkamah Internasional, dan sebagainya sebenarnya adalah wilayah pendudukan," kata Juru bicara UNRWA, Jonathan Fowler kepada Al Jazeera, Senin (3/2/2025).

Fowler menambahkan, Undang-undang kedua melarang semua kontak antara pejabat Israel dan UNRWA.

"Hal ini menimbulkan potensi masalah yang sangat besar," tambahnya.

Ia lantas menyebutkan pembongkaran blok perumahan di Jenin oleh tentara Israel sebagai contoh.

“Biasanya, kami akan tahu bahwa operasi militer akan datang dan kami akan dapat memastikan bahwa anak-anak sekolah aman, tetapi kami tidak memiliki kemungkinan untuk berkoordinasi."

“Kami tidak diberitahu sebelumnya, jadi selalu ada risiko bagi penduduk dan populasi yang kami layani – baik itu pasien maupun anak sekolah," papar Fowler.

Di Yerusalem Timur, UNRWA menyediakan perawatan kesehatan untuk 70.000 orang yang termasuk anggota masyarakat paling rentan.

“Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki alternatif layanan kesehatan yang terjangkau," imbuhnya.

Israel Dituduh Lakukan 'Pembersihan Etnis' di Tepi Barat

Sementara itu, kantor presiden Palestina Mahmoud Abbas pada hari Senin mengecam operasi militer Israel yang sedang berlangsung di Tepi Barat yang diduduki sebagai "pembersihan etnis" dan mendesak Amerika Serikat untuk campur tangan.

Baca juga: Israel Melarang Pengiriman Barang Penting ke Gaza Hampir Dua Minggu Setelah Gencatan Senjata

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Nabil Abu Rudeineh mengatakan kepresidenan "mengecam perluasan perang menyeluruh oleh otoritas pendudukan terhadap rakyat Palestina di Tepi Barat untuk melaksanakan rencana mereka yang bertujuan menggusur warga dan pembersihan etnis."

Dilansir Arab News, militer Israel meledakkan beberapa bangunan di Tepi Barat yang diduduki pada Minggu (2/2/2025) dalam serangkaian ledakan simultan yang menurut kantor berita negara Palestina telah meratakan sekitar 20 bangunan di kamp pengungsi Jenin.

Awan tebal terlihat naik dari kota Palestina tempat pasukan Israel telah melakukan operasi besar-besaran selama hampir dua minggu yang menurut militer Israel ditujukan pada militan lokal, termasuk menyita persediaan senjata.

Ketika ditanya tentang pembongkaran bangunan di Jenin secara serentak, seorang juru bicara militer mengatakan "beberapa bangunan yang digunakan sebagai infrastruktur teroris" telah dibongkar.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan