Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Donald Trump Presiden AS, Palestina Tambah Nelangsa, Perang Gaza Lanjut Sampai Israel Caplok Wilayah

Rantawi memprediksi Donald Trump akan memperluas ruang kepada pemerintahan Netanyahu dan kelompok ekstrem kanan Israel. 

khaberni/HO
Foto arsip khaberni yang menunjukkan Donald Trump memakai kopiah Yahudi, dengan Benjamin Netanyahu di belakangnya. 

Ia tidak pernah berbicara tentang penghentian perang, melainkan berbicara tentang hak Israel untuk mempertahankan diri dan menyelesaikan perang, serta hak Israel untuk melenyapkan Hamas.

Dia menunjukkan bahwa Trump tidak memiliki masalah (tidak keberatan) dengan ekspansi Israel di Tepi Barat dan Golan, dan mungkin juga di Gaza.

Hal itu terindikasi saat Trump berbicara terus terang bahwa Israel adalah negara kecil, dan perlu berkembang, karena Israel adalah negara kecil dibandingkan dengan negara-negara lain. negara-negara di wilayah tersebut.

Shneikat mengatakan kalau Trump akan terpengaruh oleh realitas militer dan operasional perang tersebut.

"Karena ia percaya akan adanya kekuatan, dan akan menghormati aturan ini jika Israel terkena dampak negatif perang tersebut," katanya.

Shneikat menyebut, sikap pro oleh Donald Trump ini akan dimanfaatkan Israel untuk berusaha melanjutkan perang sampai akhir dan menduduki Gaza, menetap di sana, dan mungkin menggusur penduduknya.

"Trump dekat dengan agenda sayap kanan Israel, dia tidak mengusulkan solusi dua negara. Sikap dan pembicaraannya tentang perdamaian bersifat ambigu, dan tidak ada indikasi bagaimana dia akan mengupayakan perdamaian dan stabilitas yang dia bicarakan," kata dia.

Donald Trump memakai kopiah Yahudi, dengan Benjamin Netanyahu
Foto arsip khaberni yang menunjukkan Donald Trump memakai kopiah Yahudi, dengan Benjamin Netanyahu di belakangnya.

Sikap Hamas Atas Terpilihnya Donald Trump

Adapun Kelompok perlawanan Palestina Hamas mengatakan pada Rabu kalau sikap mereka terhadap pemerintahan baru AS tergantung pada kebijakan negara sekutu utama Israel itu di Perang Genosida di Gaza.

Seperti diketahui, Donald Trump dari Partai Republik mengklaim kemenangan pada pemilihan umum AS 5 November setelah proyeksi bahwa ia telah mengalahkan calon dari Partai Demokrat Kamala Harris untuk menjadi presiden ke-47 negara itu.

“Kami mengkonfirmasi bahwa posisi (sikap) kami pada pemerintahan AS yang baru tergantung pada perilaku praktisnya terhadap rakyat Palestina, hak dan alasan mereka yang sah,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Hamas menyatakan semua pemerintahan AS sebelumnya telah mendukung pendudukan Israel.

“Klise politik dan militer AS untuk Israel “telah mengkonfirmasi perannya sebagai mitra penuh dalam pembunuhan puluhan ribu orang kami, termasuk anak-anak, wanita, dan orang tua,” kata kelompok pembebasan Palestina itu.

Kelompok Palestina itu juga mendesak pemerintah AS yang akan datang “untuk mendengarkan suara-suara publik AS, menolak pendudukan dan genosida (Israel), dan (AS) mendukung dan bias terhadap” Israel.

Selama masa jabatan pertamanya di Gedung Putih dari 2017 hingga 2021, Trump menawarkan dukungan yang tak tergoyahkan kepada Israel, termasuk memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem, dalam sebuah langkah yang diikuti oleh beberapa negara.

Israel terus melakukan serangan yang menghancurkan di Gaza sejak serangan Hamas pada Oktober. 7, 2023, menewaskan hampir 43.400 orang dan membuat daerah kantong itu hampir tidak dapat dihuni.

Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di daerah kantong yang diblokade.

 

(oln/khbrn/*)

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved