Selasa, 7 Oktober 2025

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

Donald Trump: Kim Jong Un Merindukanku, Dia Ingin Aku Kembali Jadi Presiden AS

Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yakin pemimpin Korea Utara Kim Jong-un ingin dirinya terpilih kembali jadi Presiden AS.

|
Editor: Hasanudin Aco
Brendan Smialowski / AFP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (Kiri) dan Presiden AS Donald Trump berjabat tangan selama pertemuan di sisi selatan Garis Demarkasi Militer yang membagi Korea Utara dan Selatan, di Area Keamanan Bersama (JSA) Panmunjom di zona Demiliterisasi (DMZ) pada tanggal 30 Juni 2019. 

Donald Trump: Kim Jong Un Merindukanku, Dia Ingin Aku Kembali

TRIBUNNEWS.COM, AS - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yakin pemimpin Korea Utara Kim Jong-un ingin dirinya terpilih kembali jadi Presiden AS.

Trump saat ini menjadi calon Presiden AS dari Republik dalam pemilihan Presiden AS pada akhir tahun ini.

Trump mengungkapkan hal tersebut ketika menerima nominasi partainya pada Konvensi Nasional Republik di Milwaukee, AS pada Kamis (18/7/2024).

"Saya akur dengannya (Kim Jong Un) dan kami menghentikan peluncuran rudal dari Korea Utara. Sekarang, Korea Utara mulai bertindak lagi, tetapi ketika kami kembali, saya akur dengannya," katanya.

"Dia juga ingin melihatku kembali. Kurasa dia merindukanku," imbuhnya, mengundang tawa penonton.

Pernyataan itu diungkapkan Trump karena ia menggambarkan dirinya sebagai sosok yang tepat untuk menghentikan perang.

Baca juga: Kasus Penembakan Donald Trump: Aparat Seharusnya Bisa Cegah Pelaku 6 Menit sebelum Menembak

Selain itu, ia mengaku dirinya mampu menangani kompleksitas geopolitik, yang melibatkan Korea Utara dan Rusia.

Hal itu berkaitan dengan hubungan dirinya bersama Kim Jong-un maupun Vladimir Putin, yang kerap digambarkannya sangat baik.

Pada pidatonya, Trump mengklaim bahwa selama masa kepresidenannya, pemerintahannya mampu menghentikan peluncuran rudal dari Korea Utara. Namun, kini Korea Utara kembali lagi memulai peluncuran rudalnya.

Korea Utara dituduh telah memasok senjata dan amunisi dari Rusia untuk mendukung Moskow dalam perangnya melawan Ukraina.

Pengiriman itu sebagai pertukaran dengan teknologi pertahanan dari Rusia kepada Korea Utara.

Pada awal kepemimpinannya saat menjadi presiden, Trump kerap menyebut Kim Jong-un sebagai “Little Rocket Man”, julukan yang menyoroti ambisi rudal dan nuklirnya.

Meski sempat panas awalnya, Trump kemudian mengganti pendekatan diplomatiknya dengan Kim Jong-un.

Trmp dan Kim Jong-un telah bertemu tiga kali, yang membuat sang miliuner menjadi Presiden AS pertama yang mengunjungi Korea Utara.

Namun, pertemuan itu gagal menghasilkan kesepakatan yang substansif.

Meski begitu, Trump dan Kim Jong-un dilaporkan meneruksan hubungan akrab secara personal.

Bahkan Trump menggambarkan dirinya kerap berkirim surat dengan Kim Jong-un, yang disebutnya surat cinta.

Bertemu Kim Jong Un 2018 Lalu

Pernyataan Donald Trump  muncul di tengah serangkaian spekulasi mengenai apakah ia akan melanjutkan diplomasi langsung dengan Kim jika terpilih kembali jadi presiden AS.

Waktu menjabat Presiden AS, Donald Trump pernah bertemu di  Singapura pada tahun 2018.

Meskipun pembicaraan denuklirisasi antara Washington dan Pyongyang telah terhenti sejak pertemuan puncak mereka yang tidak menghasilkan kesepakatan di Hanoi pada bulan Februari 2019.

Mengecam keamanan dan kebijakan luar negeri pesaingnya, Presiden Joe Biden, Trump memperhatikan memburuknya kondisi keamanan di Semenanjung Korea.

"Perang kini berkecamuk di Eropa dan Timur Tengah. Potensi konflik yang semakin besar menghantui Taiwan, Korea, Filipina, dan seluruh Asia, dan planet kita berada di ambang Perang Dunia III," katanya.

Menyoroti kredo kebijakannya "Amerika yang utama", Trump mengisyaratkan ia dapat membawa perubahan dalam pendekatan Washington terhadap aliansi jika terpilih kembali.

"Kita sudah lama dimanfaatkan oleh negara lain. Coba pikirkan. Sering kali, negara lain ini dianggap sebagai sekutu," katanya.

"Mereka telah memanfaatkan kami selama bertahun-tahun. Kami kehilangan pekerjaan, kami kehilangan pendapatan, dan mereka mendapatkan segalanya dan menghancurkan bisnis kami. ... Saya menghentikannya selama bertahun-tahun. ... Kami benar-benar siap untuk membuat perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya."

Sumber: Newsweek/AFP

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved