Selasa, 30 September 2025
Deutsche Welle

Krisis Ekonomi Akibat Perang, Myanmar Genjot Produksi Ilegal Narkoba

Ketika ekonomi Myanmar ambruk akibat perang saudara, produksi narkotika dan obat-obatan terlarang justru menjadi sumber pendapatan…

Deutsche Welle
Krisis Ekonomi Akibat Perang, Myanmar Genjot Produksi Ilegal Narkoba 

Menurut Abuza, organisasi negara-negara Asia Tenggara, ASEAN, dan masyarakat internasional perlu berbuat lebih banyak untuk meredam industri narkoba ilegal di Myanmar. Pencegahan bisa mencakup pemberlakuan sanksi terhadap perdagangan bahan kimia prekursor yang dibutuhkan untuk memproduksi narkoba seperti heroin, sabu dan ketamin.

"ASEAN sama sekali tidak melakukan tindakan konstruktif apa pun terkait Myanmar saat ini," katanya.

"Selama negara-negara ASEAN, serta Cina dan India, tidak melarang penjualan bahan kimia prekursor, saya tidak melihat akan berakhirnya produksi di Myanmar. Masyarakat internasional seharusnya prihatin dengan pertumbuhan pesat pasar gelap di Myanmar, karena ekonomi secara keseluruhan terus merosot," tambahnya.

Myanmar adalah satu-satunya negara di Asia Timur yang belum memulihkan ekonominya ke tingkat sebelum pandemi, dengan pertumbuhan PDB hanya 1 persen pada tahun 2024, menurut laporan Bank Dunia.

Aung Thu Nyein, seorang analis politik dari Myanmar, mengatakan kepada DW bahwa kemerosotan ekonomi telah memengaruhi kehidupan sehari-hari di seluruh negeri.

"Konsumen di seluruh Myanmar selama tiga tahun terakhir telah menghadapi inflasi harga yang kuat untuk barang-barang penting seperti bahan bakar, minyak sawit, beras, dan obat-obatan," katanya kepada DW. "Banyak rumah tangga di Myanmar sekarang menghadapi kesulitan yang semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan hidup," tambahnya.

rzn/yf

Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved