Minggu, 5 Oktober 2025

Teror di Rusia

'Prediksi' Kedubes AS di Rusia soal Serangan Teroris di Moskow, Ungkap Rencana Ekstremis

Jauh sebelum serangan di Moskow, Kedubes AS di Rusia telah memprediksi soal adanya rencana para teroris.

STRINGER / AFP
Pemandangan yang menunjukkan gedung konser Balai Kota Crocus yang terbakar setelah insiden penembakan di Krasnogorsk, di luar Moskow, pada 22 Maret 2024. Orang-orang bersenjata melepaskan tembakan di gedung konser di pinggiran kota Moskow pada 22 Maret 2024, menyebabkan tewas dan terluka sebelum kebakaran besar menyebar ke seluruh gedung, wali kota Moskow dan kantor berita Rusia melaporkan. 

TRIBUNNEWS.com - Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Rusia, sempat memperingatkan soal potensi serangan teroris di Moskow.

Peringatan itu disampaikan Kedubes dan Konsulat AS di Rusia lewat laman resmi mereka.

Meski disampaikan lebih dari dua minggu yang lalu, peringatan itu telah memprediksi sebagian besar serangan di Moskow yang terjadi pada Jumat (22/3/2024) malam.

"Peringatan bahaya: Hindari pertemuan besar selama 48 jam mendatang," bunyi peringatan awal Kedubes AS di Rusia, Kamis (7/3/2024).

Dalam pengumuman selanjutnya, Kedubes AS di Rusia mengaku mendapat laporan soal adanya ekstremis yang berencana menargetkan pertemuan besar di Moskow, termasuk kegiatan konser.

Karena itu, Kedubes AS di Rusia menyarankan warga negaranya untuk menghindari pertemuan besar selama 48 jam ke depan.

"Kedutaan Besar memantau laporan bahwa para ekstremis mempunyai rencana untuk menargetkan pertemuan besar di Moskow, termasuk konser."

"Warga AS disarankan untuk menghindari pertemuan besar selama 48 jam ke depan," kata Kedubes AS di Rusia.

Lebih lanjut, Kedubes AS memberikan saran tindakan-tindakan yang harus dilakukan warga AS di Rusia.

"Tindakan yang harus dilakukan: hindari keramaian, pantau media lokal untuk pembaruan, dan waspadai lingkungan sekitar Anda," tutup peringatan tersebut.

Diketahui, setidaknya 133 orang tewas dan 100 lebih lainnya terluka dalam serangan teroris di gedung konser Balai Kota Crocus, tepi Barat Moskow pada Jumat malam.

Baca juga: Pengakuan Tersangka Teroris di Rusia, Tak Mengenal Siapa Dalangnya

ISIS Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan di Moskow

Sementara itu, ISIS telah mengaku bertanggung jawab atas serangan di Balai Kota Crocus.

Klaim itu termuat dalam sebuah pernyataan singkat yang diterbitkan kantor berita yang berafiliasi dengan ISIS, Amaq, di Telegram, Jumat.

Meski demikian, dikutip dari CNN, pernyataan itu tidak memberikan bukti yang mendukung.

Di sisi lain, Presiden Rusia, Vladimir Putin, menuding Ukraina terlibat dalam serangan tersebut.

Ia mengatakan Ukraina telah menyiapkan jalan kabur bagi para pelaku usai melakukan serangan.

"Mereka (pelaku) mencoba bersembunyi dan bergerak menuju Ukraina."

"Di mana menurut data awal, jalan pintas telah disiapkan bagi mereka di sisi Ukraina untuk melintasi perbatasan negara," ujar Putin dalam pidatonya yang disiarkan di televisi, dilansir Reuters.

Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyebut pernyataan Putin itu adalah pengalihan kesalahan yang biasa dilakukan Putin dan "penjahat lain".

Serangan di Balai Kota Crocus menjadi serangan teror paling mematikan di Moskow dalam beberapa dekade terakhir.

Serangan itu terjadi seminggu setelah Vladimir Putin memenangkan pemilu Rusia.

Baca juga: Benarkah Teror di Rusia Didalangi ISIS? Ini Fakta-faktanya: Pelaku Dibayar Untuk Membunuh

Penegak hukum Rusia diketahui telah mengamankan 11 orang terkait serangan tersebut.

Dikutip dari Anadolu Agency, empat di antaranya merupakan eksekutor.

Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) saat ini tengah berupaya mengidentifikasi basis kaki tangan para pelaku.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved