Konflik Palestina Vs Israel
AS-Inggris vs Militan Yaman di Laut Merah, Siapa Target Houthi dan Senjata Apa yang Digunakan?
Houthi kembali menegaskan bahwa segala bentuk serangannya bertujuan sebagai bentuk solidaritas untuk Palestina yang berperang melawan Israel di Gaza.
TRIBUNNEWS.COM - Perselisihan antara Amerika Serikat-Inggris dengan kelompok militan Houthi, yang menguasai Yaman masih berlangsung di Laut Merah.
Houthi kembali menegaskan segala bentuk serangannya bertujuan sebagai bentuk solidaritas untuk Palestina yang berperang melawan Israel di Gaza.
Awalnya, Houthi hanya menyerang kapal-kapal yang memiliki hubungan dengan Israel di Laut Merah, namun kemudian memperluas serangan mereka hingga mencakup kapal-kapal Inggris.
Houthi mengklaim itu adalah tanggapan terhadap agresi yang dilakukan oleh AS-Inggris terhadap militan yang menguasai Yaman.
Pada Sabtu (3/2/2024) kemarin, Washington dan London melancarkan puluhan serangan yang menargetkan kelompok bersenjata di Irak dan Suriah.
Lalu, siapa yang menjadi target Houthi dan senjata apa yang digunakan?
Dikutip dari Al Jazeera, rentetan serangan AS-Inggris terhadap wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman berlangsung Sabtu (3/2/2024).
Sementara juru bicara militer Houthi Yahya Saree mengatakan ibu kota, Sanaa, termasuk di antara tempat yang diserang dalam serangan hari Sabtu itu.
Sejauh ini belum ada laporan adanya korban jiwa.
Dalam serangan terpisah, Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan pihaknya menyerang rudal antikapal Houthi di Laut Merah pada hari Minggu (4/2/2024) .
AS dan Inggris mengatakan mereka menargetkan 36 posisi Houthi di 13 lokasi di Yaman.
Baca juga: Satu Dunia Kacau Jika Houthi Putus Kabel Internet Global Bawah Laut, Pembenaran AS Bombardir Yaman?
Sasarannya termasuk fasilitas penyimpanan bawah tanah, pusat komando dan kendali, sistem rudal, lokasi penyimpanan dan operasi drone, radar, dan helikopter, menurut CENTCOM.
Seperti banyak serangan sebelumnya di Yaman sejak dimulainya perang di Gaza, militer AS menahan diri untuk mengungkapkan rincian lebih lanjut.
Ini adalah operasi gabungan besar ketiga melawan Houthi dalam dua minggu terakhir.
AS juga telah mengumumkan serangan terhadap beberapa rudal jelajah anti-kapal yang dikatakannya merupakan ancaman terhadap kapal militer dan kapal komersialnya yang melakukan perjalanan melalui perairan dekat Yaman.
Militer kelompok Yaman, juga dikenal sebagai Ansarallah, mengatakan mereka menjadi sasaran 48 serangan di beberapa provinsi, termasuk 13 di Sanaa dan sekitarnya, 11 di Taiz, sembilan di Hodeidah, tujuh di al-Bayda, tujuh di Hajjah, dan tujuh di Hajjah. satu di Saada.
Dilaporkan tidak ada korban jiwa.
Senjata apa yang digunakan dalam serangan di Yaman?
Sasaran Houthi diserang oleh jet tempur dan kapal militer militer AS, serta pesawat tempur dari angkatan udara Inggris.
Jet tempur F/A-18 dari kapal induk USS Dwight D Eisenhower, pesawat tempur British Typhoon FGR4, dan kapal perusak Angkatan Laut AS USS Gravely dan USS Carney berpartisipasi dalam serangan tersebut, menurut pejabat AS dan otoritas Kementerian Pertahanan Inggris yang dikutip oleh Associated Press.
"Kapal-kapal AS menembakkan rudal Tomahawk dari Laut Merah," papar otoritas Kementerian Pertahanan Inggris.
Serangan tersebut terjadi ketika Houthi terus melancarkan serangan rudal, drone, dan perahu terhadap kapal komersial terkait Israel serta kapal militer AS dan Inggris di Laut Merah dan Teluk Aden hampir setiap hari.
Kelompok Houthi mengatakan serangan-serangan tersebut, yang telah mengganggu perdagangan global, akan berhenti ketika Israel menghentikan tembakan di Gaza.
Peristiwa terkini perang Israel-Hamas
- Para pejabat Mesir mengatakan mereka telah menerima tanggapan “positif” Hamas terhadap perjanjian gencatan senjata.
Sebelumnya, kantor Perdana Menteri Israel mengatakan bahwa tanggapan Hamas “sedang dievaluasi secara menyeluruh”. - Juru Bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Jens Laerke, mengatakan kepada wartawan bahwa “pengeboman tanpa pandang bulu di daerah padat penduduk dapat dianggap sebagai kejahatan perang”.
Badan tersebut menyatakan keprihatinannya atas peningkatan operasi Israel di Rafah dan Jalur Gaza.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.