Konflik Palestina Vs Israel
Terkuak, Yahya Sinwar Sudah Beri Tahu Hizbullah Setengah Jam sebelum Hamas Serang Israel
Hizbullah disebut diberi tahu tentang rencana serangan Hamas ke Israel setengah jam sebelum dimulai.
TRIBUNNEWS.COM – Yahya Sinwar, pemimpin Hamas di Jalur Gaza, merahasiakan rencana serangan Hamas ke Israel tanggal 7 Oktober lalu.
Disebutkan bahwa rencana itu hanya diketahui dua rekan dekatnya. Bahkan, pemimpin Hamas yang berada di luar Gaza tidak mengetahuinya.
Namun, menurut surat kabar asal Prancis, Le Figaro, Hasan Nasrallah yang menjadi pemimpin kelompok Hizbullah di Lebanon sempat diberi tahu tentang rencana serangan itu setengah jam sebelum dimulai.
Seorang pemimpin Hamas bernama Saleh al-Arouri yang tinggal di Beirut, Lebanon, diberi informasi mengenai serangan itu.
Al-Arouri kemudian menyampaikannya kepada Nasrallah. Nasrallah dilaporkan marah karena Iran tidak diberi tahu tentang rencana serangan itu.
Artikel dari Le Figaro itu terbit setelah ada laporan bahwa Sinwar dan kepala sayap militer Hamas, Mohammed Deif, marah lantaran Nasrallah tidak menggunakan kekuatan penuh Hizbullah setelah Hamas melancarkan serangan.
Baca juga: Israel Buka Opsi Deportasi Pemimpin Hamas Yahya Sinwar dan Mohammed Deif
Kepala biro politik Hamas, Ismail Haniye, bahkan terbang ke Iran untuk mendesak pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei, untuk ikut bergabung dalam perang itu. Namun, Khamenei menolak.
Hamas minta Hizbullah tak ikut berperang
Sementara itu, Nawaf al-Moussawi, seorang pejabat senior Hizbullah, mengklaim Hamas tidak meminta Hizbullah untuk ikut berperang melawan Israel.
Dalam sebuah wawancara dengan Al-Manar TV, al-Moussawi mengatakan Hizbullah telah mendekati Hamas setelah Hamas melancarakan serangan.
Hizbullah bertanya kepada Hamas apakah pihaknya harus turut berperang melawan Israel di perbatasan.
“Kami bertanya kepada saudara-saudara kami di Gaza, ‘Apa yang bisa kami lakukan?’ Jika kami memulai perang habis-habisan di Lebanon, apakah hal itu akan menghentikan perang di Gaza?” kata dia saat diwawancarai, dikutip dari Jerusalem Post.
“Jawab mereka: tidak, pertempuran di Gaza tidak akan berhenti. Pertempuran tidak akan berakhir. (Pertempuran akan berakhir) hanya dengan kemenangan atas Israel di Gaza,” katanya menambahkan.
Baca juga: Israel Ancam akan Bunuh Yahya Sinwar, Hamas: Tong Kosong, IDF Pamer Prestasi Palsu
Sejak perang di Gaza meletus, Hizbullah makin sering menyerang Israel di perbatasan Israel-Lebabon.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga melancarkan serangan untuk membalas serangan Hizbullah.
Serangan terbaru
Pada Selasa malam dan Rabu pagi, Hizbullah dan Israel kembali saling menyerang.
Serangan Israel dilaporkan menewaskan tiga orang di Lebanon, sedang di pihak Israel ada beberapa orang yang terluka.
Saat itu ketiganya berada di Kota Bint Jbeil yang berada di perbatasan Lebanon-Israel.
Dikutip dari The New Arab, dua orang korban tewas itu adalah warga sipil, sedangkan satu lainnya adalah anggota Hizbullah yang bernama Ali Bazzi.
Sementara itu, pada hari Selasa militer Israel mengatakan rudal antitank yang ditembakkan Hizbullah melukai sembilan tentara.
Baca juga: Sepak Terjang Yahya Sinwar Pemimpin Hamas: Dijatuhi 4 Hukuman Seumur Hidup pada Usia 26 Tahun
Sehari berselang radio Israel menyebut ada 18 roket yang ditembakkan di perbatasan Lebanon. Sebanyak 8 di antaranya bisa ditangkis.
Israel kemudian membalasnnya dengan melancarkan tembakan ke perbatasan.
Sudah ada lebih dari 150 orang di Lebanon yang tewas oleh serangan Israel sejak pertempuran di perbatasan dimulai tanggal 8 Oktober lalu.
AS ingin cegah perang Israel-Lebanon
Sementara itu, para pejabat Amerika Serikat (AS) khawatir konflik di perbatasan Israel-Lebanon bisa memunculkan perang baru.
Mereka kemudian mendesak para pejabat Israel untuk tidak memperluas konflik yang sudah hampir mencapai puncaknya itu.
Haaretz melaporkan penasihat Presiden AS Joe Biden sekaligus tangan kanannya, Amos Hochstein, tengah berupaya melakukan diplomasi guna mencegah munculnya perang baru itu.
Tahun lalu Hochstein juga menjadi juru damai dalam kesepakatan antara Israel-Lebanon perihal perbatasan laut.
Baca juga: Sosok Yahya Sinwar Pemimpin Hamas: Selalu Lolos dari Sergapan Israel, Dijuluki The Walking Dead
(Tribunnews/Febri)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.