Selasa, 7 Oktober 2025
Deutsche Welle

Natal yang Muram di Betlehem Akibat Perang Israel-Hamas

Kota Betlehem yang merupakan tempat kelahiran Yesus Kristus biasanya ramai selama momen Natal. Namun, tahun ini sebagian besar perayaan…

Deutsche Welle
Natal yang Muram di Betlehem Akibat Perang Israel-Hamas 

Prosesi Natal tahun ini di Betlehem jauh lebih kecil dari biasanya. Para pemimpin gereja memutuskan untuk membatalkan dekorasi dan perayaan karena perang Israel dan Hamas.

Seorang guru Bahasa Inggris di Beit Sahour, Nuha Tarazi, menyebut penantian Natal selalu menjadi hal yang paling menyenangkan. Namun, tahun ini menjadi berbeda, tidak ada dekorasi Natal di rumahnya.

"Kami selalu menantikan Hari Raya setiap tahunnya," kata Tarazi, kepada DW. Sudah hampir enam tahun Tarazi tidak mendapatkan izin dari otoritas Israel untuk dapat mengunjungi saudara di kampung halamannya, di Kota Gaza.

"Siapa yang masih mau memikirkan perayaan Natal saat ini, dengan apa yang terjadi di Gaza?" ujarnya.

Biasanya saat Natal, saudaranya yang berasal dari Kota Gaza diperbolehkan untuk mendatangi Tarazi di Tepi Barat, wilayah yang diduduki Israel. Tarazi sendiri lahir di Gaza, tapi dia sudah bermukim selama berpuluh tahun di Beit Sahour, sebuah kota tetangga Betlehem. Banyak masyarakat di sini yang masih memiliki keluarga dan teman di Jalur Gaza, lantaran masih ada komunitas Kristen kecil di sana.

Untuk perayaan seperti Paskah atau Natal, biasanya otoritas Israel memberikan surat izin keluar yang diperlukan oleh kelompok Kristen Palestina di Jalur Gaza, yang telah dikuasai oleh Hamas sejak 17 tahun silam.

Perayaan Natal yang beda

Walau begitu, tidak ada kepastian surat izin tersebut akan diberikan, atau terkadang tidak semua anggota keluarga diperbolehkan untuk berangkat. Beberapa tahun terakhir, izin keluar itu menjadi terbatas akibat situasi politik. Namun, setidaknya masih ada harapan untuk saling bertemu saat momen perayaan dan menghabiskan waktu bersama.

Sekarang semuanya menjadi berbeda lagi. Perlintasan perbatasan Erez, di Israel, telah ditutup sejak serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober ke kawasan selatan Israel, hingga konflik yang terjadi setelahnya. Artinya, rute ke Tepi barat yang diduduki Isarel dan ke Yerusalem juga ikut ditutup.

Tanbahan lagi, Tarazi juga sedang berkabung lantaran saudara perempuannya tewas akibat serangan Israel pada sebuah bangunan di halaman Gereja Ortodoks Yunani Porphyrius di Kota Gaza pada Oktober 2023 silam. Menurut sebuah pernyataan dari Patriarkat Ortodoks Yunani, 18 orang tewas akibat serangan itu, banyak dari mereka yang tengah mencari perlindungan di tempat tersebut.

"Saya sendirian di sini, dan tidak tahu bagaimana menghadapinya. Pikiran saya hanya seputar apa yang terjadi di Gaza," ujar Tarazi sambil berusaha untuk tetap tenang. Dia menambahkan, dirinya juga tak dapat menghadiri pemakaman saudaranya tersebut.

Kekhawatiran tanpa henti tentang saudara dan keluarga membuat Tarizi sibuk sepanjang siang dan malam, hal ini juga disebabkan oleh sulitnya komunikasi. "Satu-satunya yang membantu adalah berkebun, melihat bunga dan merawatnya," ungkap dia.

Tak ada perayaan Natal

Tarazi bukan satu-satunya yang merasa tidak merayakan Natal tahun 2023 ini. Di Betlehem, tempat kelahiran Yesus sendiri, juga tidak ada perayaan Natal.

Alun-alun Manger, di depan Gereja Kelahiran, yang biasanya dipadati oleh masyarakat lokal dan turis asing selama perayaan Natal, tahun ini terlihat kosong. Kota itu juga tidak memajang pohon Natal besar atau pajangan tempat kelahiran Yesus. Selain itu, dekorasi Natal dan lampu hias juga tidak terlihat.

"Tidak ada suasana gembira, tidak ada perayaan karena apa yang terjadi di Palestina, di Gaza," kata penjual ayam panggang di Jalan Star Street, tempat bersejarah yang mengarah ke Alun-alun.

"Biasanya ramai pengunjung dari seluruh dunia, dan dari berbagai macam agama, tetapi kali ini tidak ada suasana Natal sama sekali," kata penduduk Betlehem, Yara Alama. "Rasanya, Anda tidak dapat bergembira karena ada perang dan apa yang terjadi pada warga Gaza."

Halaman
12
Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved