Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Rudal Rp31 M vs Drone Rp30 Juta, Pentagon Cemas Keuangan AS Jeblok karena Serangan Houthi

AS gunakan rudal yang mahal untuk menghalau serangan drone murah Houthi di Laut Merah. Masalah biaya jadi ancaman tersendiri.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Febri Prasetyo
AFP
USS Carney dikerahkan ke Laut Merah untuk pengamanan di wilayah tersebut. AS gunakan rudal yang mahal untuk menghalau serangan drone murah Houthi di Laut Merah. Masalah biaya jadi ancaman tersendiri. 

TRIBUNNEWS.COM - Kapal-kapal perang Amerika Serikat (AS) saat ini berusaha menghalau serangan drone dan rudal Houthi di Laut Merah.

Para pejabat Pentagon tidak hanya mengkhawatirkan pasukan angkatan laut AS dan pelayaran internasional, tetapi juga biaya untuk melindungi kapal-kapal tersebut, POLITICO melaporkan.

Para pemimpin Houthi mengatakan serangan mereka ke Laut Merah adalah bentuk dukungan terhadap Palestina.

Mereka tidak akan berhenti sampai Israel menghentikan operasinya di Gaza.

Pada hari Senin (18/12/2023), Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengumumkan koalisi maritim internasional baru untuk melindungi pelayaran dan melawan serangan Houthi.

Biaya penggunaan rudal angkatan laut AS yang mahal, yang bisa mencapai $2,1 juta per tembakan, untuk menghancurkan drone Houthi yang tidak terlalu canggih, yang diperkirakan hanya mencapai beberapa ribu dolar, semakin mengkhawatirkan, menurut tiga pejabat Kementerian Pertahanan lainnya.

Baca juga: Lebih dari 20 Negara Gabung Koalisi Laut Merah Bentukan AS, Lawan Ancaman Houthi Yaman

“Penggantian biaya tidak ada di pihak kami,” kata pejabat tersebut tanpa menyebutkan namanya.

Para ahli mengatakan ini adalah masalah yang perlu diatasi, dan mendesak Departemen Pertahanan untuk mulai mencari opsi pertahanan udara yang berbiaya lebih murah.

Pejabat Departemen Pertahanan itu tidak akan mengkonfirmasi jenis senjata apa yang digunakan, dengan alasan keamanan operasional.

Namun, mantan pejabat dan pakar Departemen Pertahanan mengatakan hanya satu senjata yang masuk akal untuk bisa melakukan tugas itu, yakni Standard Missile-2.

Standard Missile-2 merupakan senjata pertahanan udara jarak menengah yang dapat mencapai hingga 92 atau 130 mil laut, tergantung variannya.

Varian terbaru, Block IV, berharga $2,1 juta per tembakan atau sekitar Rp31 miliar.

Semakin dekat senjata Houthi ke kapal, semakin besar risiko dampaknya.

Sebaliknya, para ahli memperkirakan drone serangan satu arah Houthi, yang sebagian besar buatan Iran, hanya berharga $2.000 atau sekitar Rp 30 juta.

Shahed-136 yang lebih besar diperkirakan berharga $20.000, kata Shaan Shaikh, peneliti Proyek Pertahanan Rudal di Pusat Studi Strategis dan Internasional.

“Saat ini, AS tampaknya tidak memiliki pilihan yang lebih baik selain apa yang mereka gunakan,” kata Samuel Bendett, penasihat di Center for Naval Analyses, sebuah wadah pemikir untuk Angkatan Laut dan Korps Marinir AS yang didanai pemerintah federal.

Seorang anggota penjaga pantai Yaman yang setia kepada pemerintah yang diakui secara internasional menaiki kapal patroli di Laut Merah di lepas pantai kota Mokha yang dikuasai pemerintah di provinsi Taiz barat, dekat Selat Bab al-Mandab yang strategis, pada 12 Desember 2023. Angkata Bersenjata Yaman yang terafiliasi kelompok Ansarallah Houthi memblokade Laut Merah bagi kapal-kapal entitas Israel.
Seorang anggota penjaga pantai Yaman yang setia kepada pemerintah yang diakui secara internasional menaiki kapal patroli di Laut Merah di lepas pantai kota Mokha yang dikuasai pemerintah di provinsi Taiz barat, dekat Selat Bab al-Mandab yang strategis, pada 12 Desember 2023. (Khaled ZIAD / AFP melalui Getty Images)

Baca juga: Ancaman Houthi Bikin Satpam Bersenjata Panen Emas di Laut Merah, AS Tawarkan Jasa Marinir Terlatih?

Bendett menyamakan kemampuan Kementerian Pertahanan AS dengan Ukraina, ketika mereka menembak jatuh drone Rusia.

“Jelas, ini adalah bidang yang berbeda – menembak drone Houthi di laut mungkin merupakan tugas yang berbeda, namun tampaknya menurunkan biaya pertahanan semacam itu sangat penting dalam jangka panjang,” kata Bendett.

Menjaga kelancaran perdagangan internasional adalah salah satu misi utama Angkatan Laut AS.

Austin mengindikasikan bahwa ia menanggapi krisis ini dengan serius.

Pentagon telah mengirimkan sejumlah besar armada ke wilayah tersebut, termasuk dua kelompok kapal induk penyerang: Gerald R. Ford di Mediterania timur dan Dwight D. Eisenhower di Teluk Aden.

Setidaknya empat kapal perusak dan sebuah kapal penjelajah kini berpatroli di dekat pos pemeriksaan Bab al-Mandab.

Bab al-Mandab merupakan selat antara Arab (timur laut) dan Afrika (barat daya) yang menghubungkan Laut Merah (barat laut) dengan Teluk Aden dan Samudera Hindia (tenggara).

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved