Selasa, 30 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

AS Sebut Setengah dari Bom Israel yang Dijatuhkan di Gaza Tidak Terarah dan Bahayakan Warga Sipil

Menurut penilaian intelijen AS menyebut setengah dari bom Israel yang dijatuhkan ke Gaza tidak terarah dan membahayakan warga sipil Palestina.

MAHMUD HAMS / AFP
Gambar yang diambil dari Rafah menunjukkan kobaran api di tengah asap di atas Khan Yunis di Jalur Gaza selatan selama serangan Israel, pada 12 Desember 2023, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. Israel mengebom kota utama Khan Yunis di Gaza selatan pada 11 Desember, setelah Hamas memperingatkan bahwa tidak ada sandera Israel yang disandera pada serangan 7 Oktober yang akan meninggalkan wilayah itu dalam keadaan hidup, kecuali tuntutan pembebasan tahanan dipenuhi. 

Jajak pendapat yang dilakukan dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan dukungan yang sangat besar terhadap perang tersebut meskipun jumlah korban jiwa meningkat.

Enam warga Israel yang berbicara kepada Reuters pada hari Rabu mengatakan, sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk mundur, terlepas dari memudarnya simpati global yang tercermin dalam resolusi PBB pada hari Selasa.

Serangan Hamas pada 7 Oktober lalu telah menghidupkan kembali perasaan Israel sebelumnya ketika negara-negara Arab melancarakan serangan mendadak pada tahun 1973.

Ilmuwan politik dari Israel Democracy Institute, Tamar Hermann mengatakan, ketakutan muncul tentang serangan dari negara-negara tetangga dan musuh-musuh Israel dapat melenyapkan bangsa Yahudi secara bersamaan.

"Masyarakat berpendapat bahwa hal ini merupakan ancaman terhadap keberadaan Israel," ucap Hermann.

Baca juga: Video Aksi Tak Pantas Tentara Israel di Gaza Bermunculan, dari Bakar Makanan hingga Obrak-abrik Toko

Herman mengatakan, bahwa masyarakat bersiap menghadapi lebih banyak kematian tentara.

Berbicara di Yerusalem, pensiunan Ben Zion Levinger mengatakan musuh-musuh Israel akan memandang lambatnya upaya memerangi Hamas sebagai tanda kelemahan.

"Jika kita tidak mengakhiri perjuangan ini, maka besok pagi kita akan menghadapi pertempuran di utara, timur, selatan, dan mungkin Iran. Oleh karena itu, kita tidak punya pilihan," kata Levinger.

Meskipun kerugian yang ditimbulkan sangat besar, tujuan operasi militer tersebut adalah penghancuran total infrastruktur Hamas di Gaza, kata ketua Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset Yuli Edelstein dalam sebuah wawancara.

Hamas mengatakan pembunuhan tentara pada hari Selasa menunjukkan Israel tidak akan pernah mencapai tujuan perangnya di Gaza.

"Semakin lama Anda tinggal di sana, semakin besar pula kerugian dan kematian Anda, dan Anda akan keluar dari sana dengan membawa kekecewaan dan kehilangan, Insya Allah," tulis pernyataan Hamas.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved