Konflik Palestina Vs Israel
Netanyahu Ungkap 3 Tujuan Perang, Salah Satunya Menumpas Hamas
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu merilis sebuah pernyataan di X, dulunya Twitter, terkait tujuannya pada awal perang.
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, merilis sebuah pernyataan di X, dulunya Twitter, terkait tujuannya pada awal perang.
Ia juga menegaskan tiga tujuan itu tetap sama sampai saat ini.
"Pada awal perang, saya menetapkan tiga tujuan: menumpas Hamas, mengembalikan semua orang yang disandera, dan memastikan bahwa Gaza tidak akan pernah lagi menjadi ancaman bagi Israel," tulisnya pada Kamis (30/11/2023).
Ia juga mengklaim pihaknya berhasil mencapai tujuan mengembalikan sandera.
"Dalam minggu terakhir kami mencapai pencapaian yang sangat besar - kembalinya puluhan tawanan yang diculik. Seminggu yang lalu hal ini mungkin terdengar khayalan, namun kami berhasil mencapainya," tambahnya.
Baca juga: Gencatan Senjata Israel Hamas di Gaza Diupayakan Diperpanjang 2 Hari Lagi, Upaya Negosiator di Mesir
Bahkan, Netanyahu menegaskan pihaknya akan kembali berperang setelah fase pemulangan para sandera selesai.
"Dalam beberapa hari terakhir saya mendengar sebuah pertanyaan - apakah Israel akan kembali berperang setelah fase pemulangan para tawanan kami selesai? Jadi jawaban saya tegas - ya."
"Tidak mungkin kami tidak akan kembali berperang sampai akhir. Ini adalah kebijakan saya, seluruh kabinet berdiri di belakangnya, seluruh pemerintah berdiri di belakangnya, para prajurit berdiri di belakangnya, rakyat berdiri di belakangnya - dan itulah yang akan kami lakukan," tulisnya.
Seperti yang kita ketahui, pemulangan sandera disepakati bersamaan dengan adanya gencatan senjata sementara sejak 7 Oktober 2023.
Berikut adalah rincian waktu gencatan senjata:
- 4 hari (24-27 November 2023)
- Kemudian ada perpanjangan gencatan senjata selama 2 hari (28-29 November 2023)
- Perpanjangan gencatan senjata lagi selama 1 hari yakni hari ini, Kamis (30/11/2023).
Kini, Mesir dan Qatar tengah mendesak perpanjangan gencatan senjata selama 2 hari.
Menurut pernyataan dari Layanan Informasi Negara (SIS) Mesir, para mediator mendorong lebih banyak pembebasan tahanan dan peningkatan pengiriman bantuan kemanusiaan.
"Mesir akan terus mengerahkan upaya maksimalnya untuk memastikan berlanjutnya aliran bantuan kemanusiaan ke utara dan selatan Jalur Gaza," katanya, dikutip dari Al Jazeera.
(Tribunnews.com, Widya)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.