Selasa, 7 Oktober 2025

Serangan udara Israel ke RS Indonesia di Gaza, sedikitnya 10 orang tewas

Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza terkena serangan udara Israel, setidaknya 10 orang tewas.

BBC Indonesia
Serangan udara Israel ke RS Indonesia di Gaza, sedikitnya 10 orang tewas 

Sedikitnya 10 orang tewas dalam serangan udara Israel di Rumah Sakit Indonesia, Gaza, kata Direktur Rumah Sakit Dr Marwan Al-Sultan kepada BBC.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina di bawah kendali Hamas di Gaza mengatakan bahwa 12 orang tewas.

Juru bicara Kementerian Kesehatan, Ashraf al-Qudra juga mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa puluhan orang terluka akibat serangan udara tersebut.

Menyusul serangan tersebut, tank-tank Israel telah bergerak ke Rumah Sakit Indonesia yang berlokasi di Gaza utara.

Beberapa waktu lalu, Dokter Marwan menuturkan kepada BBC bahwa tentara Israel sudah ada sekitar 20 meter dari gedung tersebut.

Dia mengaku mendengar suara tembakan di sekitarnya, serta unit perawatan pascaoperasi di rumah sakit tersebut telah diserang.

Namun pernyataan terbaru militer Israel tidak menyinggung penyerbuan di dekat rumah sakit tersebut.

“Pasukan IDF terus beroperasi di Jalur Gaza, mengarahkan pesawat untuk menyerang teroris, infrastruktur teroris, dan menemukan lokasi senjata dan peralatan militer," bunyi pernyataan IDF.

Tiga komandan Hamas disebut telah terbunuh, menurut klaim IDF.

Sejak pekan lalu, Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza lumpuh setelah pasokan bahan bakar dan persediaan obat-obatan habis, kata Kepala Presidium MER-C Dr Sarbini Abdul Murad.

Kendati begitu para tenaga medis tidak akan meninggalkan rumah sakit meskipun telah berkali-kali nyaris terkena serangan roket oleh militer Israel.

Itu mengapa dia dan pengamat Timur Tengah, Tia Mariatul Kibtiah, meminta pemerintah Indonesia lebih aktif melakukan diplomasi ke negara-negara yang 'menyokong' kedua belah pihak agar melakukan gencatan senjata demi kemanusiaan.

Sebab bagaimanapun, menurut Tia, rumah sakit tersebut adalah simbol wajah Indonesia sebagai negara yang tak boleh diperlakukan semena-mena.

Adapun Presiden Jokowi dijadwalkan terbang ke Arab Saudi untuk berunding dengan negara-negara OKI sebelum menemui Presiden AS, Joe Biden, untuk mendesak penghentian perang.

Beroperasi di tengah pemadaman listrik

Kepala Presidium MER-C, Dr Sarbini Abdul Murad, mengatakan serangan kembali dilancarkan militer Israel ke area sekitar RS Indonesia pada Kamis (09/11) malam.

Serangan udara jet tempur itu membuat beberapa plafon bangunan ambruk. Jendela dan lemari yang terbuat dari kaca juga pecah.

"Bangunan rumah sakit masih utuh, hanya bagian dalam yang rusak karena getaran roket militer Israel sangat kencang," ujarnya kepada BBC News Indonesia, Jumat (10/11).

Sasaran dari serangan tersebut, lanjut Sarbini, adalah kamp-kamp pengungsian yang jaraknya tak lebih dari 100 meter dari rumah sakit.

Ia menduga serangan berkali-kali ini dimaksudkan untuk meneror warga yang berlindung di rumah sakit agar pindah. Dengan begitu militer Israel bisa 'mengeksekusi' RS Indonesia -yang diklaim sebagai tempat berlindung kelompok Hamas.

"Tapi karena masyarakat berlindung di sana, nggak bisa diserang sebab akan banyak sekali jatuh korban. Jadi mereka [militer Israel] melakukan serangan dan teror ke area yang paling dekat dengan rumah sakit."

Saat ini RS Indonesia tak hanya diisi oleh pasien yang membutuhkan perawatan, tetapi warga sekitar yang mencari perlindungan. Mereka memadati tiga lantai rumah sakit beserta halaman depan.

Para dokter dan perawat, menurut Sarbini, tak mungkin mengusir mereka lantaran rumahnya sudah tidak aman.

Sementara untuk merawat korban luka, dokter di sana hanya bisa berbuat seadanya.

"Contoh kalau ada yang luka dibersihkan dengan air seadanya, bukan cairan khusus, lalu ditutup perban. Jadi bukan standar normal dijahit. Tidak memenuhi standar dan dilakukan dengan keterbatasan," ungkapnya.

"Banyak pasien infeksi karena [perawatan] tak sesuai standar."

Dia juga mengatakan pasokan bahan bakar yaitu solar sudah habis. Begitu juga dengan persedian obat-obatan, makanan, minuman menipis.

Para staf medis, kata Sarbini, terpaksa melakukan penghematan yang luar biasa.

Situasi seperti ini membuat rumah sakit lumpuh.

"Ya lumpuh, pasokan bahan bakar untuk listrik tidak ada, obat ludes... tapi mereka tetap mencoba melakukan yang terbaik. Kalau tidak ada lampu, pakai senter atau dilakukan di siang hari."

RS Indonesia sudah berkali-kali kena serangan

Sebagai gambaran, RS Indonesia yang terletak di Bait Lahiya, Kegubernuran Gaza Utara, Jalur Gaza, Palestina adalah salah satu yang terbesar.

Sarbini menyebut rumah sakit ini setara dengan RS Fatmawati di Jakarta.

Bangunannya memang dirancang tebal sehingga kuat terhadap guncangan.

Bangunan RS Indonesia terdiri dari lima lantai dan mampu menampung 130 pasien. Jumlah tenaga medis yakni dokter dan perawatnya sekitar 800 orang.

RS Indonesia ini dibangun pertama kali pada Mei 2011 dari sumbangan masyarakat Indonesia yang digalang oleh MER-C. Dana yang terkumpul mencapai Rp126 miliar.

Pada 2015 rumah sakit ini diresmikan oleh mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, dan menjadi tumpuan bagi warga Palestina selain RS Al-Shifa.

"RS Indonesia sangat penting keberadaannya, dalam kondisi normal dan tidak pun. Dulu masyarakat kalau berobat harus ke Al-Shifa yang lokasinya jauh. Sekarang cukup ke RS Indonesia dengan fasilitas terbaik."

"Perlengkapannya bukan kaleng-kaleng."

Karenanya, dia mengatakan kalau sampai RS ini kolaps akibatnya sangat fatal. Sebab rumah sakit ini satu-satunya tumpuan setelah RS milik negara lain hancur lebur kena serangan.

Sebelumnya, RS Indonesia pernah mengalami beberapa kali penyerangan dan pengeboman yang mengakibatkan dua orang tewas dan sejumlah orang lain luka-luka pada November 2011.

Pada tahun 2021, RS Indonesia kembali mendapat serangan dari serbuan Israel ke Gaza. Untungnya, serangan Israel tidak melukai staf medis dan pasien.

Bantuan tak bisa masuk ke Gaza

Sarbini berkata bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina maupun rumah sakit sebetulnya ada, namun dicegat Israel sehingga tak bisa masuk ke wilayah utara Gaza.

Pasalnya pintu perbatasan di Rafah sudah ditutup sehingga pergerakan tertahan.

Dia berharap kedua belah pihak mau melakukan gencatan senjata demi kemanusiaan. Tanpa itu, maka korban akan semakin berjatuhan.

Dalam perkembangan terbaru sejak konflik pecah Oktober lalu, RS Indonesia mencatat jumlah korban meninggal yang dilarikan ke sana mencapai 1.784 orang dan 4.666 orang dirawat.

Hingga kini, masih ada ratusan orang dirawat inap di RS Indonesia.

RS Indonesia adalah wajah pemerintah

Pengamat Timur Tengah yang juga Dosen Hubungan Internasional Universitas Bina Nusantara, Tia Mariatul Kibtiah, berkata RS Indonesia adalah wajah pemerintah Indonesia yang tak boleh diperlakukan semena-mena.

Karena meskipun dibangun dari sumbangan masyarakat, tapi banyak kalangan internasional menganggapnya bantuan pemerintah. Apalagi memakai nama negara.

Itu mengapa, menurut Tia, pemerintah tidak cukup hanya mengeluarkan pernyataan 'mengecam atau mengutuk' serangan yang dilancarkan militer Israel ke area sekitar RS Indonesia.

"RS Indonesia digempur mau ditaruh dimana muka Indonesia? Ini persoalan kehormatan negara, harusnya bersikap yang tegas," ujar Tia kepada BBC News Indonesia, Jumat (10/11).

"Saya kecewa luar biasa kepada pemerintah Indonesia, kalau mengutuk doang nggak didengar," sambungnya

"Saya ingin pemerintah setidaknya berkontribusi nyata lah. Jangan hanya bersuara di PBB, kalau RS Indonesia digempur apa yang akan dilakukan? Mengecam saja?"

Tia meminta pemerintah Indonesia untuk melakukan negosiasi dengan negara-negara yang menyokong kedua belah pihak agar mau menghentikan 'bantuan' mereka dan melaksanakan gencatan senjata.

Misalnya menggunakan pertemuan Presiden Jokowi dengan Presiden AS, Joe Biden, nanti untuk memaksa AS menghentikan perang.

Sebab jika RS Indonesia lumpuh menandakan posisi Kota Gaza semakin lemah dan akan makin mustahil terjadi dialog antara kedua belah pihak.

Dia juga memperkirakan eskalasi konflik semakin panas. Kota Gaza akan digempur habis-habisan.

"Saat 2007, pihak Israel tidak ada korban jatuh saja, korban di Gaza ribuan. Sekarang di Israel ada korban seribuan lebih kebayang kan balasannya akan seperti apa?"

Apa sikap pemerintah?

Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Lalu Muhammad Iqbal, menyatakan Indonesia mengutuk keras serangan yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.

"Indonesia sekali lagi mengutuk serangan-serangan biadab terhadap warga dan objek sipil, khususnya fasilitas-fasilitas kemanusiaan di Gaza," tuturnya.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Arab Saudi.

KTT itu disebut akan membahas konflik Israel dengan Hamas.

Jokowi akan terbang ke Arab Saudi terlebih dahulu pada Jumat (10/11). Di sana, ia akan berunding dengan negara-negara OKI sebelum menemui Presiden AS, Joe Biden untuk mendesak penghentian perang.

"Dari hasil OKI nanti saya akan diutus untuk menyampaikan kepada Presiden Joe Biden agar perang di Hamas-Israel bisa disetop, bisa segera dihentikan," kata Jokowi di Purwakarta, Kamis (9/11).

Kendati begitu, dia belum mau membeberkan poin-poin yang akan disampaikan ke Biden. Namun, ia memastikan posisi Indonesia yang akan selalu membela Palestina.

Adapun soal bantuan kemanusiaan untuk Palestina, katanya, akan dikirim secara estafet.

"Mungkin nanti kedua, ketiga, keempat, kelima saya kira terus akan kita ajak masyarakat untuk membantu saudara kita yang ada di Palestina, di Gaza utamanya," ujarnya.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved