Israel-Palestina: Saling serang terus berlanjut, lebih dari 1000 warga Palestina dan Israel tewas
Lebih dari 700 orang warga Israel tewas dalam serangan besar-besaran oleh kelompok militan Hamas yang dimulai Sabtu pagi, ujar pejabat…
Ada juga laporan yang belum dikonfirmasi di media Palestina bahwa sejumlah warga Israel telah disandera oleh kelompok milisi.
Pada saluran media sosialnya, Hamas merilis video yang menunjukkan warga Israel ditangkap oleh para anggotanya.
Dalam beberapa video yang tidak dapat diverifikasi, sejumlah warga sipil tampaknya disandera di wilayah Palestina - sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Juga beredar rekaman video warga Palestina di Gaza mengendarai kendaraan militer Israel.
Selama berjam-jam, saluran televisi Israel menayangkan wawancara langsung dengan orang-orang yang terjebak di rumah mereka setelah milisi Palestina memasuki kota dan desa mereka.
Sejumlah warga mengatakan mereka sudah lama tidak mengingat situasi seperti ini, sementara jalan-jalan di ibu kota Tel Aviv telah diblokir dan jalanan kosong.
"Restoran, kafe, semuanya ditutup dan ada perasaan terkejut, kaget, dan takut akan apa yang masih diperkirakan akan terjadi," kata penulis dan jurnalis asal Inggris, Gideon Levy, kepada BBC.
"Saat roket pertama jatuh, saya masih jogging di taman, suaranya sangat keras."
Pemimpin salah satu dewan regional di Israel selatan, Ofir Liebstein, tewas dalam baku tembak dengan milisi ketika dia pergi membela komunitasnya.
Sementara itu, serangan roket ke arah Israel berlanjut sepanjang Sabtu pagi. Rumah sakit di Kota Ashkelon dan pusat kota Beer Sheva merawat para korban.
"Warga Israel, kita sedang berperang, bukan dalam operasi atau serangan, tetapi dalam perang," kata Perdana Menteri Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
"Saya mengumpulkan para kepala badan keamanan dan memerintahkan - pertama-tama - untuk membersihkan komunitas yang telah disusupi oleh teroris. Hal ini sedang dilakukan.
"Pada saat yang sama, saya telah memerintahkan mobilisasi cadangan secara besar-besaran dan kami membalas tembakan dengan kekuatan yang belum diketahui musuh."
'Intelijen Israel tertidur'
Frank Gardner
Koresponden keamanan BBC
Peristiwa serangan Hamas adalah kegagalan intelijen luar biasa bagi Israel.
Israel memiliki salah satu jaringan intelijen terluas dan canggih di Timur Tengah, baik domestik maupun eksternal.
Mereka mempunyai informan yang tertanam dalam kelompok milisi tidak hanya di wilayah Palestina tetapi juga di Libanon, Suriah dan tempat lain.
Di masa lalu, mereka mampu membunuh para pemimpin milisi baik dengan serangan pesawat tak berawak atau bahkan ponsel yang dijadikan jebakan.
Namun hari ini, di penghujung hari raya Yahudi, nampaknya mereka tertidur.
Hamas telah mampu merencanakan dan melancarkan serangan yang terkoordinasi dengan hati-hati terhadap Israel yang tampaknya dilakukan secara sangat rahasia.
Bahwa Israel akan membalas dengan kekuatan besar adalah hal yang wajar. Namun Israel kini akan bertanya-tanya mengapa mata-mata Israel tidak menyadari hal ini dan memberikan peringatan kepada negaranya.
Seorang komandan senior militer Hamas mengumumkan dimulainya operasi serangan dalam siaran di media Hamas, menyerukan warga Palestina di mana pun untuk berperang.
"Ini adalah hari pertempuran terbesar untuk mengakhiri pendudukan terakhir di Bumi," kata Mohammed Deif.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas - saingan politik Hamas - memimpin pertemuan darurat, dan menegaskan hak rakyat Palestina untuk membela diri melawan "teror pemukim dan pasukan pendudukan".
Investigasi besar-besaran telah dilakukan mengenai bagaimana intelijen Israel gagal melihat serangan Hamas yang terkoordinasi dengan baik, kata pejabat pemerintah Israel kepada BBC.
Ada kecaman keras dari dunia internasional terhadap serangan Hamas. Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly mengatakan bahwa Inggris "dengan tegas mengutuk serangan mengerikan yang dilakukan Hamas terhadap warga sipil Israel" dan "Inggris akan selalu mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri".
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menggambarkan serangan itu sebagai "terorisme dalam bentuknya yang paling keji" sementara Amerika Serikat mengutuk kekerasan tersebut dan mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dari tindakan pembalasan.
Iran mendukung serangan Palestina, dengan mengatakan pihaknya mengucapkan selamat kepada para anggota milisi tersebut. Adapun Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan bahwa Israel yang bertanggung jawab atas meningkatnya kekerasan yang sedang berlangsung.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.