Konflik Rusia Vs Ukraina
Profil Dan Rice, Penasihat Militer yang Sarankan Ukraina Pakai Tank Usang Soviet Lawan Ranjau Rusia
Meksi tank era Soviet sudah usang, tapi itu bisa menekan risiko habisnya stok tank-tank terbaru yang disuplai Barat dalam menaklukkan ribuan ranjau
Profil Dan Rice, Penasihat Militer yang Sarankan Ukraina Pakai Tank Usang Soviet Lawan Ranjau Rusia
TRIBUNNEWS.COM - Ukraina disarankan untuk memakai kendaraan tempur usang peninggalan Soviet untuk melawan barikade ranjau darat yang dipasang Rusia guna membentengi wilayah yang mereka duduki.
Saran itu dilontarkan Dan Rice, pengamat dan pakar militer yang pernah menjadi penasihat militer saat diwawancarai Newsweek yang diterbitkan Selasa (22/8/2023).
Dan Rice menyarankan Ukraina untuk memakai kendaraan lapis baja era Soviet untuk menerobos garis pertahanan pertama Rusia.
Baca juga: Taktik Ukraina Bikin Vladimir Putin Kaget: Tentara Diumpankan ke Ranjau Buat Dibombardir Artileri
Meski peralatan tempur era Soviet sudah ketinggalan zaman, tapi itu bisa menekan risiko habisnya stok tank-tank terbaru yang disuplai Barat dalam menaklukkan ribuan ranjau Rusia.
Dan Rice, mengatakan ladang ranjau Rusia yang luas merupakan salah satu kendala utama yang dihadapi pasukan Ukraina.
Sebagai catatan, Rice sebelumnya bekerja sebagai konsultan dan penasihat militer Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, Valery Zaluzhny.
Saat ini Dan Rice diketahui menjabat sebagai rektor American University di Kiev.
"Tank-tank yang lebih tua seperti T-64 era Soviet “lebih mudah dibuang” ketika menembus perimeter pertahanan luar Rusia, kata mantan penasihat tersebut.
Dan Rice juga menyarankan Ukraina untuk memakai Leopard buatan Jerman dan M1 Abrams rancangan AS setelah dapat menembus berlapis-lapis area ranjau yang dipasang Rusia.
Setelah itu, tank-tank Ukraina itu bisa memecahan garis pertahanan Rusia.
Sejauh ini, meskipun pihak Ukraina baru bisa mengandalkan Tank Leopard dalam pertempuran melawan Rusia lantaran tank Abrams diperkirakan baru akan tiba di Ukraina pada awal musim gugur.
“Anda tidak akan mengambil risiko tank terbaik Anda menghancurkan ladang ranjau yang diketahui," jelas Dan Rice.

Leopard Rontok, Pelajaran Pahit Bagi Ukraina
Mengomentari taktik pertempuran Kiev, Marina Miron, seorang peneliti pasca-doktoral di departemen studi perang di King's College London, mengatakan kepada Newsweek bahwa Ukraina mencoba menerobos ladang ranjau menggunakan Tank Leopard dan justru terjebak.
"Ini adalah pelajaran pahit bagi pasukan Ukraina,” kata dia.
Ukraina melancarkan serangan balasan terhadap posisi Rusia pada awal Juni setelah diperkuat oleh ratusan tank berat dan persenjataan Barat lainnya.
Namun, menurut pihak Moskow, serangan balasan Ukraina sejauh ini gagal memperoleh wilayah yang signifikan.
Pada awal Agustus, Kementerian Pertahanan Rusia memperkirakan kerugian Ukraina mencapai lebih dari 43.000 personel militer sejak dimulainya serangan.
Ukraina juga menderita kerugian besar dalam peralatan militer.
Moskow mengklaim telah menghancurkan hampir 5.000 unit, termasuk setidaknya 25 kendaraan tempur infanteri Leopard dan 21 kendaraan tempur infanteri Bradley dari pihak Ukraina.
Pada pertengahan Juli, New York Times melaporkan bahwa Ukraina telah kehilangan sekitar 20 persen peralatannya yang dikirim ke medan perang.
Sebuah laporan Wall Street Journal, yang diterbitkan pada waktu yang hampir bersamaan, mengatakan para pendukung Kiev “terkejut” dengan tingkat kerugian yang terjadi.
Para pejabat di Kiev telah mengakui kesulitan dalam serangan balasan, merujuk pada perlawanan keras Rusia.
Kurangnya kekuatan udara, keterlambatan pengiriman senjata Barat, dan pertahanan serta ladang ranjau yang tangguh yang mampu dibangun Moskow pada minggu-minggu sebelum serangan balasan, menjadi sejumlah faktor kenapa counter-offensive Ukraina belum berhasil sejauh ini.

Profil Dan Rice
Dari situs thayerleadership, Dan Rice adalah lulusan Akademi Militer AS di West Point pada tahun 1988.
Dia juga merupakan Co-Presiden Thayer Leadership.
Selain itu, Dan Rice merupakan Rektor American University Kyiv, yang didukung oleh Arizona State University, Universitas terakreditasi Amerika pertama di Ukraina.
Dan tercatata pernah menjadi Penasihat Khusus Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina Jenderal Valeriy Zaluzhnyi dan telah melakukan perjalanan antara Washington, DC dan Kyiv selama perang.
Dia secara teratur muncul di CNN bersama Erin Burnett untuk berbicara tentang invasi Rusia ke Ukraina dan sering menerbitkannya melaluiSmall Wars JournaldanNewsmax.
Pada tahun 2010, Dan ikut mendirikan Thayer Leadership bersama empat lulusan West Point lainnya dengan misi membawa dunia ke West Point dan membawa kepemimpinan West Point ke dunia.
Selama 13 tahun terakhir, Thayer telah berkembang dengan mantap, menjadi salah satu dari 40 perusahaan pengembangan pemimpin teratas di dunia menurut Industri Pelatihan.
Sebagai pembelajar seumur hidup, ia telah memperoleh tiga gelar Master dan baru saja menyelesaikan kelas Doktoralnya.
Dia adalah lulusan Sekolah Lintas Udara, Penjaga Hutan, dan Hutan; dan melayani dua tur 1 tahun di Timur Tengah.
Setelah menyelesaikan komitmen Angkatan Daratnya, Dan memasuki sektor swasta di mana dia menjabat sebagai Chief Marketing Officer untuk produsen peralatan medis senilai $500 juta; Managing Director sebuah perusahaan investasi senilai $10 miliar; Salah satu Pendiri perusahaan ekuitas swasta di Irak, dan Salah Satu Pendiri perusahaan hibrida tenaga surya di Afghanistan.
Pada tahun 2004, Dan secara sukarela bergabung dengan Garda Nasional New York sebagai Kapten Infanteri untuk ditempatkan di Irak, di mana ia bertugas selama 1 tahun sebagai Petugas Urusan Sipil di Pangkalan Operasi Depan Bahaya di Tikrit.
Dia dianugerahi Medali 'Purple Heart' yang direkomendasikan oleh komandan brigadenya karena “keberanian di medan pertempuran.”
(oln/RT/NW/*)
Konflik Rusia Vs Ukraina
Ekspor BBM Rusia Anjlok ke Level Terendah Gegara Ukraina Serang Besar-besaran Kilang Minyak Moskow |
---|
Mantan Duta Besar AS untuk NATO: Drone Rusia ke Polandia Adalah Tindakan Disengaja |
---|
Jerman dan Swedia Kerahkan Jet Tempur Cegat Pesawat Pengintai IL-20M Rusia di Atas Laut Baltik |
---|
Moskow Diguyur Serangan Drone Besar-besaran Ukraina, Kilang Gazprom Kena Hantam 2 Kali dalam Sepekan |
---|
Kemenkeu Rusia Usulkan Kenaikan PPN Jadi 22 Persen untuk Danai Perang Ukraina |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.