Senin, 6 Oktober 2025

Geram Polisi Ukraina Sibuk Urusi Kasus Porno, Parlemen Usul Legalkan Pornografi untuk Danai Militer

Parlemen Ukraina berencana melegalkan pornografi karena polisi terlalu sibuk memburu pelaku konten porno hingga 700.000 orang, daripada kasus lain.

Editor: Nuryanti
Anatolii STEPANOV / AFP
Artileri Ukraina dari batalion Aidar bekerja dengan peluru artileri di posisi garis depan dekat Bakhmut, wilayah Donetsk, pada 22 April 2023, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. Parlemen Ukraina geram karena polisi Ukraina terlalu sibuk memburu kasus pornografi daripada lainnya. 

TRIBUNNEWS.COM - Anggota parlemen Ukraina atau yang disebut Verkhovna Rada (Dewan Tertinggi Ukraina) mengusulkan untuk melegalkan pornografi di negara itu.

Langkah ini dalam upaya untuk menghentikan polisi Ukraina yang menghabiskan terlalu banyak waktu untuk memburu gadis-gadis yang terlibat konten pornografi.

Pada Jumat (18/8/2023), mereka mengatakan telah mengumpulkan cukup tanda tangan untuk RUU yang akan mendekriminalisasi produksi konten pornografi.

Anggota parlemen, Yaroslav Zheleznyak, berpendapat melegalkan pornografi dapat membantu mengumpulkan dana untuk militer.

RUU itu akan mengubah Pasal 301 KUHP Ukraina, yang disebut Yaroslav Zheleznyak sebagai "kebodohan".

Di bawah Undang-undang Ukraina saat ini, setiap orang dapat dipenjara hingga tiga tahun karena mengimpor, memproduksi, mendistribusikan atau menyimpan konten pornografi, mengirim atau menerima foto telanjang.

Baca juga: Pernah Bikin Heboh di Bali, Bintang Film Dewasa Asal Rusia Eva Elfie Kini Jadi Buronan Ukraina

“Kami bahkan tidak berbicara tentang OnlyFans, tetapi tentang mengonsumsi konten ini secara umum,” katanya kepada Kiev Post.

Ia berpendapat, mengirim seseorang ke penjara hingga delapan tahun karena mengirim atau menerima foto porno adalah warisan Soviet.

RUU yang diusulkan itu tidak mengubah pasal yang berkaitan dengan pornografi anak, perdagangan manusia, atau prostitusi.

Polisi Ukraina 'Berburu' Kasus Pornografi

ilustrasi pornografi
ilustrasi pornografi (ist)

Yaroslav Zheleznyak juga berpendapat, polisi Ukraina memiliki hal-hal yang lebih baik untuk dilakukan daripada memburu gadis-gadis yang terlibat konten pornografi.

Ia mengutip statistik yang menunjukkan 85.500 jam kerja para polisi Ukraina yang didedikasikan untuk kasus porno pada tahun 2021.

Menurutnya, jumlah itu sama dengan satu tahun kerja harian, tanpa hari libur, selama 41 tahun penyelidikan.

Yaroslav Zheleznyak mencatat, lebih dari 700.000 orang menerima panggilan pengadilan pada tahun 2022 untuk dakwaan berdasarkan Pasal 301.

Parlemen Ukraina Usulkan Pornografi untuk Danai Militer

Para penjinak ranjau dari Layanan Darurat Ukraina membawa ranjau anti-tank dan bahan peledak lainnya yang ditemukan di kota Bucha untuk meledakkannya di lokasi militer di wilayah Kyiv pada 13 April 2023. Sergei SUPINSKY / AFP
Para penjinak ranjau dari Layanan Darurat Ukraina membawa ranjau anti-tank dan bahan peledak lainnya yang ditemukan di kota Bucha untuk meledakkannya di lokasi militer di wilayah Kyiv pada 13 April 2023. (Sergei SUPINSKY / AFP)

Baca juga: Loyalis Putin: Setelah Perang Ukraina Selesai, Kami akan Datangi Negara-negara yang Membakar Alquran

Ribuan orang Ukraina secara aktif bekerja dalam produksi pornografi.

Menurut Yaroslav Zheleznyak, negara menerima lebih dari 34 juta hryvnia ($920.000) dalam bentuk pajak pada paruh pertama tahun 2023 dari situs-situs seperti OnlyFans, yang pemilik mayoritasnya adalah pengusaha Ukraina-Amerika, Leonid Radvinsky.

Sebuah badan amal yang menggunakan konten pornografi untuk mengumpulkan dana bagi militer Ukraina juga telah membantu inisiatif tersebut.

Disebut 'Teronlyfans', grup tersebut memberi penghargaan kepada mereka yang menyumbang ke angkatan bersenjata atau pengungsi dengan foto porno.

“Ini adalah representasi yang baik dari peran tubuh dalam perang. Sebagai warga negara Ukraina, tanggung jawab utama kami adalah menyediakan semua yang dibutuhkan tentara kami,” kata eksekutif Teronlyfans, Anastasia Kuchmenko, kepada Kiev Post.

Meskipun grup tersebut berurusan dengan "konten erotis dan bukan pornografi", Anastasia Kuchmenko mengakui mereka dapat dituntut jika pemerintah tidak menutup mata terhadap aktivitas mereka.

Warga Ukraina Tidak Setuju

Seorang demonstran menampilkan plakat bertuliskan
Seorang demonstran menampilkan plakat bertuliskan "Rusia Pulanglah" ketika yang lain mengibarkan bendera Ukraina selama protes di Gerbang Brandenburg Berlin pada 30 Januari 2022. (AFP/JOHN MACDOUGALL)

Baca juga: Belarusia: Jika Perang Berlanjut, Ukraina Kehilangan Wilayah, AS tetap Untung

Meskipun RUU itu sudah memiliki sponsor bersama yang diperlukan untuk melakukan pemungutan suara, beberapa warga Ukraina tidak senang dengan hal itu.

Satu komentar di saluran Telegram Yaroslav Zheleznyak mengatakan pornografi lebih buruk daripada alkoholisme.

"Orang yang sama yang mendukung legalisasi LGBT juga mendukung legalisasi pornografi dan ini akan menyebabkan masalah besar dan degradasi bangsa," komentar netizen Ukraina lainnya.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved