Minggu, 5 Oktober 2025

Dua personel Angkatan Laut AS didakwa jadi mata-mata untuk China

Dua pria itu dituduh mengirimkan sejumlah foto, video, dan diagram kepada intelijen China.

BBC Indonesia
Dua personel Angkatan Laut AS didakwa jadi mata-mata untuk China 

Dua personel Angkatan Laut Amerika Serikat di California ditangkap atas tuduhan memberikan informasi militer yang sensitif kepada China.

Jinchao Wei, 22 tahun, seorang warga negara AS naturalisasi, dituduh bermufakat jahat untuk mengirim informasi pertahanan nasional ke agen Tiongkok.

Petty Officer (Kopral Kepala) Wenheng Zhao, 26 tahun, ditangkap atas tuduhan menerima uang sebagai imbalan sejumlah foto dan video sensitif.

Belum jelas apakah agen China telah menghubungi dua pria itu.

Mereka ditangkap pada Rabu (02/08) di California; Wei ditangkap saat dalam perjalanan ke tempat kerjanya di Pangkalan Angkatan Laut San Diego.

Jaksa mengumumkan dakwaan tersebut pada konferensi pers di San Diego pada hari Kamis (03/08).

Mereka berkata bahwa Wei, yang bertugas sebagai masinis di kapal serbu amfibi USS Essex, mengantongi izin keamanan dan memiliki akses ke informasi sensitif tentang kapal tersebut.

Dia diduga didekati oleh agen China pada Februari 2022 saat sedang menjalani proses menjadi warga negara AS.

Agen itu membayar Wei, yang juga menggunakan nama Patrick Wei, ribuan dolar untuk foto, video, manual teknis, serta cetak biru kapal, menurut dakwaan tersebut.

Pejabat Departemen Kehakiman mengatakan Wei juga memberikan detail tentang agen Marinir AS yang sedang menjalani latihan maritim.

"Ketika seorang tentara atau pelaut lebih memilih uang daripada negara dan menyerahkan informasi pertahanan nasional dalam tindakan pengkhianatan, kita harus siap untuk bertindak," kata Jaksa AS Randy Grossman.

China, sejauh ini, membantah kalau mereka mengetahui adanya dugaan aktivitas tersebut.

Liu Pengyu, juru bicara kedutaan China di Washington, dikutip oleh Wall Street Journal berkata: "Pemerintah dan media AS sering menggembar-gemborkan kasus 'spionase' yang terkait dengan China.

"China dengan tegas menentang fitnah tak berdasar dan kebohongan pihak AS terhadap China," dia menambahkan.

Zhao, yang juga dikenal dengan nama Thomas Zhao, bekerja di Pangkalan Angkatan Laut Ventura County dekat Los Angeles. Pada tahun 2021 dia diduga didekati oleh seorang agen Tiongkok yang menyamar sebagai peneliti yang mencari informasi untuk keputusan investasi.

Agen itu membayar Zhao hampir Rp228 juta untuk foto dan video beserta diagram dan cetak biru untuk sistem radar yang ditempatkan di pangkalan militer AS di Okinawa, Jepang, kata pihak berwenang.

Jika terbukti bersalah, Wei akan menghadapi 20 tahun hingga seumur hidup di penjara, sementara tuduhan terhadap Zhao diancam dengan hukuman maksimum 20 tahun.

Kedua pria itu didakwa dalam kasus terpisah.

Pihak berwenang menjabarkan dugaan spionase ini sebagai bagian dari usaha terkoordinasi oleh China untuk mendapatkan rahasia militer AS.

Sebuah balon mata-mata China yang melayang di atas Amerika Serikat awal tahun ini membuat hubungan antara kedua negara semakin tegang, meskipun pihak berwenang Amerika belakangan mengatakan balon tersebut tidak mengumpulkan informasi sensitif.

"Departemen Kehakiman akan terus menggunakan setiap cara yang kami punya untuk membalas ancaman dari China serta mencegah orang-orang yang membantu mereka melanggar hukum kami dan mengancam keamanan nasional kami," kata Asisten Jaksa Agung Matthew Olsen.

Belum jelas apakah Wei atau Zhao telah merekrut pengacara yang dapat berkomentar atas nama mereka.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved