Rheinmetall Bangun Pabrik Badan Pesawat Tempur F-35 di Jerman
Produsen alutsista Jerman, Rheinmetall, memulai pembangunan pabrik untuk memproduksi badan pesawat tempur generasi kelima, F-35. Nantinya,…
Pabrik pembuatan badan pesawat F-35 dibangun di Weeze, di dekat perbatasan Belanda.
Peletakan batu pertama dilakukan pada Selasa (1/8) dan menjadi investasi terbesar pertama Rheimetall di bidang kedirgantaraan.
Rheinmetall selama ini dikenal sebagai produsen kendaraan lapis baja atau sistem peluru kendali.
Kini, perusahaan yang bermarkas di Düsseldorf itu bekerja sama dengan produsen F-35 asal AS, Lockheed Martin dan Northtop Grumman.
Perdana Menteri negara bagian Nord Rhein-Westfallen, Hendrik Wüst, yang menghadiri upacara peletakkan batu pertama, mengatakan "pabrik yang sangat modern akan dibangun di sini dan menjamin lapangan kerja selama beberapa dekade ke depan.”
Pabrik tersebut direncanakan akan dibangun seluas 60.000 meter persegi dan menelan biaya 219 juta Euro. Diharapkan, fasilitas produksi akan sudah mulai beroperasi selambatnya pada 2025.
Sebanyak 450 pegawai akan memproduksi badan pesawat untuk setidaknya 400 unit F-35.
Setidaknya 35 unit pesawat sudah dipesan oleh militer Jerman dengan nilai 8,3 miliar Euro.
Jet tempur generasi kelima itu merupakan bagian dari paket modernisasi militer Jerman senilai 100 miliar Euro yang dicanangkan setelah invasi Rusia di Ukraina.
Selain produksi di dalam negeri, pemerintah juga diyakini akan membeli F-35 dari negara NATO lain demi menepati tenggat operasi pada tahun 2026.
Polemik di Eropa
Pembelian F-35 oleh Jerman memicu kekhawatiran di Prancis terhadap masa depan proyek bersama untuk membangun Sistem Pertempuran Udara Masa Depan (FCAS).
Proyek itu diharapkan bisa menggantikan jet tempur Eurofighter di Jerman dan Rafale di Prancis pada 2040.
"Apakah Jerman masih akan membutuhkan FCAS? Atau F-35 mungkin bukan solusi transisi, tapi jangka panjang?,” kata Paul Maurice, peneliti keamanan di Institut Hubungan Internasional di Paris.
Pemerintah di Berlin menegaskan F-35 hanya dibeli untuk menggantikan pesawat Tornado yang kini menua.
Awal tahun 2023 silam, Kementerian Pertahanan Jerman menjamin pihaknya masih memiliki dana untuk mendorong pengembangan FCAS.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.