Kamis, 2 Oktober 2025

Kecelakaan Kereta di India

Disangka Tewas, Pria Ini Ditemukan Masih Hidup di Bawah Tumpukan Mayat Kecelakaan Kereta di India

Pria bernama Biswajit ditemukan masih hidup di bawah tumpukan mayat kecelakaan kereta di India. Ia disangka telah tewas dan dibawa ke kamar mayat.

Editor: Sri Juliati
AFP/PUNIT PARANJPE
Seorang polisi membantu seorang pria untuk mengidentifikasi jenazah anggota keluarganya di taman bisnis yang digunakan sebagai kamar mayat sementara bagi orang mati yang ditemukan dari reruntuhan gerbong tabrakan tiga kereta di dekat Balasore, di negara bagian Odisha, India timur, pada 4 Juni 2023. Pihak berwenang berebut pada 4 Juni untuk memahami penyebab tabrakan tiga kereta di India yang menewaskan sedikitnya 288 orang, mengklaim bahwa "tidak ada yang bertanggung jawab" akan terhindar. Dalam panas terik, banyak mayat dipindahkan ke pusat yang lebih besar dan pejabat menyarankan beberapa hanya dapat diidentifikasi dengan tes DNA. (Photo by Punit PARANJPE / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Pria India bernama Biswajit ditemukan masih hidup di bawah tumpukan mayat korban kecelakaan kereta di negara bagian Odisha, India.

Awalnya, ayah Biswait, Helaram Mallik melakukan perjalanan sejauh 230 kilometer dari Balasore ke lokasi penampungan mayat korban kecelakaan kereta itu.

Ia ingin melihat putranya yang menjadi satu dari ratusan korban.

Helaram Mallik menemukan putranya berada di bawah tumpukan mayat di dalam kamar mayat sementara di SMA Bahanaga, Odisha.

Rupanya, Biswait secara keliru ditempatkan bersama mayat korban kecelakaan kereta.

Helaram Mallik kemudian mengeluarkan putranya dan membawanya ke Rumah Sakit Balasore sebelum dibawa ke Rumah Sakit SSKM Kolkata.

Biswajit menderita beberapa luka di anggota tubuhnya dan menjalani dua operasi di unit perawatan trauma Rumah Sakit SSKM Kolkata.

Baca juga: India: Kesalahan Sinyal Picu Tabrakan Kereta setelah Keluar Jalur, 275 Orang Tewas

Setelah menemukan putranya, Helaram Mallik menceritakan kejadian ini kepada media lokal, ANI.

"Putra saya naik Coromandel Express dan sedang melakukan perjalanan ke Chennai dari Santragachi untuk bekerja," katanya.

"Sekitar pukul 7.30 pagi, dia menelepon dan memberi tahu saya bahwa kereta telah mengalami kecelakaan. Dia menelepon menggunakan HP orang lain karena ia kehilangan HP-nya," kata Helaram.

"Dia memberi tahu saya bahwa dia terluka parah, sebelum jatuh pingsan. Tumpukan mayat diletakkan di atasnya karena tim SAR mengira dia sudah mati," katanya.

"Ketika dia sadar kembali, dia melambaikan tangannya untuk menunjukkan bahwa dia masih hidup," lanjutnya.

Jenazah terlihat di sebuah sekolah menengah yang digunakan sebagai kamar mayat sementara untuk mengidentifikasi jenazah yang ditemukan dari reruntuhan gerbong tabrakan tiga kereta di dekat Balasore, di negara bagian Odisha, India timur, pada 4 Juni 2023. Di kamar mayat sementara di sebuah sekolah India , pasangan memindai foto mayat yang cacat sebelum mencondongkan tubuh untuk melihat lebih dekat yang mereka pikir adalah putra mereka yang berusia 22 tahun. Pihak berwenang berusaha keras pada 4 Juni untuk memahami penyebab tabrakan tiga kereta di India yang menewaskan sedikitnya 288 orang, mengklaim bahwa
Jenazah terlihat di sebuah sekolah menengah yang digunakan sebagai kamar mayat sementara untuk mengidentifikasi jenazah yang ditemukan dari reruntuhan gerbong tabrakan tiga kereta di dekat Balasore, di negara bagian Odisha, India timur, pada 4 Juni 2023. Di kamar mayat sementara di sebuah sekolah India , pasangan memindai foto mayat yang cacat sebelum mencondongkan tubuh untuk melihat lebih dekat yang mereka pikir adalah putra mereka yang berusia 22 tahun. Pihak berwenang berusaha keras pada 4 Juni untuk memahami penyebab tabrakan tiga kereta di India yang menewaskan sedikitnya 288 orang, mengklaim bahwa "tidak ada yang bertanggung jawab" akan selamat. (Photo by DIBYANGSHU SARKAR / AFP) (AFP/DIBYANGSHU SARKAR)

Baca juga: Kesaksian Korban Kecelakaan Kereta di India: Jeritan Minta Tolong Saling Bersahutan

Helaram Mallik mengatakan kecelakaan itu sangat memilukan baginya, karena berpikir akan kehilangan putranya untuk selamanya.

Ia mengatakan, putranya selama ini tinggal di wilayah lain yang jauh dari rumah.

"Insiden itu sangat menyakitkan bagi kami karena dia kembali ke rumah setelah 2 tahun, ia tinggal selama 15 hari, dan pergi lagi. Apakah dia akan pergi lagi atau tidak akan menjadi pilihannya, sebagai seorang ayah saya hanya akan menyarankan dia untuk tidak pergi," katanya, dikutip dari NDTV.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved