Selasa, 7 Oktober 2025

Toko buku Gunung Agung tutup, bagaimana retail yang 'berkontribusi' bagi literatur Indonesia sejak era pasca kemerdekaan ini kehilangan masa jayanya?

Sebagai penerbit buku-buku penting dalam sejarah literatur Indonesia, toko buku Gunung Agung sempat begitu berjaya. Namun era kejayaan…

Toko buku Gunung Agung, salah satu toko buku legendaris dan bersejarah di Indonesia, mengumumkan akan menutup seluruh gerainya pada akhir tahun ini, setelah beroperasi selama hampir 70 tahun.

Penutupan gerai ini disayangkan oleh pegiat literasi Wien Muldian, yang menyebut toko buku Gunung Agung telah “berkontribusi besar bagi dunia literatur Indonesia” sejak era pasca kemerdekaan.

Sebagai penerbit buku-buku penting dalam sejarah literatur Indonesia, toko buku Gunung Agung sempat begitu berjaya. Namun era kejayaan itu kini tenggelam begitu para pelanggannya tidak lagi menginjakkan kaki di gerai mereka.

Wien menilai itu terjadi karena toko buku Gunung Agung “gagal menyesuaikan" strategi bisnis mereka dengan perilaku konsumen yang berubah di era digital, di mana akses terhadap buku menjadi lebih luas dan mudah secara daring.

Sementara, biaya operasional untuk menjalankan gerai-gerai toko buku besar tentu tidak kecil pula.

Penggagas gerakan literasi dan toko buku indie, patjarmerah, Windy Ariestanty juga menilai tutupnya toko-toko buku besar dipicu oleh perubahan prilaku konsumen, bukan karena "tuduhan usang" seperti minat baca rendah.

"Faktanya zaman berubah, pengelola toko buku juga harus mengubah cara dia mengelola dan juga pola pikirnya," kata Windy.

"Kalau kita hanya punya bangunan dan berpikir dengan memajang buku orang-orang lantas akan datang, ya tentu ini tidak akan terjadi," sambungnya.

Direksi Toko Buku Gunung Agung mengatakan bahwa penutupan semua outlet yang tersisa dilakukan karena mereka “tidak dapat bertahan”.

Mereka mengklaim penjualan mereka "menurun seiring terus berkurangnya jumlah pembaca buku fisik".

"Keputusan ini harus kami ambil karena kami tidak dapat bertahan dengan tambahan kerugian operasional per bulannya yang semakin besar," kata Direksi PT Gunung Agung Tiga Belas melalui keterangan tertulis pada Minggu (21/05).

Baca juga:

Selama pandemi Covid-19, toko buku Gunung Agung juga telah menutup sejumlah gerai mereka di Bekasi, Bogor, Gresik, Jakarta, Magelang, Semarang, dan Surabaya demi mengatasi kerugian akibat biaya operasional yang “semakin membesar”.

“Dan tidak sebanding dengan pencapaian penjualan usaha setiap tahunnya, yang mana semakin berat dengan terjadinya wabah pandemi Covid-19 di awal tahun 2020,” jelas mereka.

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved