Rentetan pembunuhan disertai mutilasi di Sleman, Tangerang hingga Bekasi, mengapa pelaku begitu 'sadis'?
Polisi telah menangkap pelaku yang memutilasi seorang perempuan di Kaliurang, Yogyakarta. Kasus pembunuhan diikuti mutilasi ini menjadi…
Polisi telah menangkap pelaku yang memutilasi seorang perempuan menjadi puluhan bagian di Kaliurang, Yogyakarta. Kasus pembunuhan diikuti mutilasi ini merupakan setidaknya yang ketiga dalam beberapa bulan terakhir.
Sebelumnya, beberapa hari lalu, polisi juga menangkap pelaku pembunuhan yang memutilasi korban menjadi empat bagian di sebuah apartemen di Tangerang, Banten, lalu dibuang di beberapa lokasi berbeda.
Di penghujung tahun lalu, polisi juga mengungkap pembunuhan yang diikuti mutilasi di apartemen Taman Rasuna, Jakarta.
Motif dari ketiga mutilasi tersebut beragam, mulai dari masalah ekonomi hingga hubungan asmara.
Dua kriminolog dari Universitas Indonesia menjelaskan, tindakan mutilasi yang disebut ‘sadis dan di luar akal logika’ itu dapat terjadi, karena pelaku mengedepankan ego mereka agar tidak tertangkap dengan cara menghilangkan barang bukti.
Sementara itu, sosiolog kriminalitas dari Universitas Gadjah Mada mengatakan, pelaku yang melakukan pembunuhan hingga mutilasi cenderung memiliki kecerdasan emosional yang rendah sehingga tidak mampu memahami dan mengendalikan diri dalam menghadapi tekanan hidup.
Rentetan kasus mutilasi yang ‘tidak akan pernah hilang’
Polda Yogyakarta telah menangkap pelaku pembunuhan yang diikuti mutilasi berinisial HP terhadap seorang ibu dua anak, A, di Kaliurang, Sleman, Minggu (19/03).
Polisi menyebut, pelaku yang bekerja di bidang jasa persewaan tenda itu memutilasi tubuh korban -dengan pisau hingga gergaji- menjadi 65 bagian.
Polisi mengatakan, pelaku yang memiliki hubungan asmara dengan korban melakukan pembunuhan untuk mendapatkan harta korban guna melunasi pinjaman online tersangka dari tiga aplikasi sebesar Rp8 juta.
Polisi juga menemukan surat di tempat tinggal tersangka, yang berisi, “kenapa aku melakukan ini karena aku sering berada di bawah tekanan akibat gengsi."
"Aku hanya punya waktu -+ 24 jam, dengan waktu segitu, aku akan memutuskan untuk menyerahkan [diri] ke polisi atau lari sebisa mungkin, atau lari dari kehidupan ini”.
Beberapa hari sebelumnya, polisi juga menangkap pelaku pembunuhan disertai mutilasi, DA, kepada korban berinisial R, di sebuah aparartemen di Cisauk, Tangerang.
Polisi menyebut, kedua laki-laki yang memiliki hubungan asmara itu terlibat pertengkaran hingga akhirnya DA membunuh R dengan pisau, lalu dipotong dengan gerinda.
Pelaku membuang potongan kepala dan kedua kaki korban ke sungai di Tangerang, sedangkan tubuh korban ditaruh dalam koper merah dan dibuang di kawasan Bogor.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.