Gempa di Turki
Takut dan Panik, Orang-orang di Suriah Akui Trauma Saat Kembali Rasakan Gempa dengan Magnitudo 6,4
Ketakutan dan kepanikan dirasakan sebagian besar korban gempa dua minggu lalu setelah gempa susulan magnitudo 6,4 guncang Turki-Suriah.
TRIBUNNEWS.COM - Gempa baru dengan magnitudo 6,4 mengguncang Turki dan Suriah pada Senin (20/2/2023) malam.
Ketakutan dan kepanikan dirasakan sebagian besar korban gempa dua minggu lalu.
Sedikitnya enam orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka di kedua negara.
"Banyak yang terluka karena terinjak-injak, panik, dan bahkan melompat dari gedung," papar Juru bicara Pertahanan Sipil Suriah, White Helmets, Oubadah Alwan kepada Al Jazeera.
Kelompok penyelamat memperkirakan lebih dari 190 orang cedera di negara bagian yang dikuasai oposisi tersebut.
"Warga sipil kebanyakan tidur di luar dan menolak kembali ke rumah mereka meski cuaca dingin," imbuhnya.
Baca juga: Pesawat Pembawa Bantuan Kemanusiaan Indonesia Tiba di Adana Turki
"Orang-orang trauma," ucapnya.
Cerita Ismail Abu Raas
Di sebuah tempat penampungan di pinggiran Idlib, Ismail Abu Raas (40) menuturkan kepada Al Jazeera, begitu merasakan getaran, ia berlari keluar dari kediamannya bersama istri dan lima anaknya.
Keluarganya tetap berada di luar selama empat sampai lima jam sebelum kembali ke tempat pengungsian.
"Terlalu taku tuntuk pulang," bebernya.
"Kami beralih dari penderitaan ke penderitaan lain, dari pemogokan pemerintah hingga ini (gempa)," ucapnya.
Baca juga: Momen Saat Presiden Erdogan Terima Perwakilan INASAR di Antakya Turki

Cerita Khadija Ali Omar
Khadija Ali Omar yang berusia 70 tahun juga menceritakan ketakutannya ketika gempa susulan terjadi.
Omar mengaku merasa ngeri ketika potongan langit-langit rumah runtuh, tepat saat ia bersama putrinya yang difabel melarikan diri dari rumah.
"Bagaimana kami bisa keluar, saya tidak tahu," katanya.
Bangunan di Atareb, Salqin, Jandaris rusak
Manajer program Asosiasi Medis Ekspatriat Suriah, Wassel Aljerk mengatakan banyak bangunan runtuh di Atareb, Salqin, dan Jandaris.
Baca juga: VIDEO Saat Menhan Prabowo Dampingi Presiden Jokowi Lepas Bantuan Kemanusiaan untuk Turki dan Suriah
"Kami mendengar banyak korban luka karena orang-orang berhamburan keluar dari apartemen, khawatir mereka tidak akan bisa melarikan diri tempat waktu," terang Aljerk dalam sebuah pernyataan.
Perhimpunan Medis Amerika Suriah, yang menjalankan rumah sakit di Suriah utara, mengatakan telah merawat beberapa orang yang menderita serangan jantung yang disebabkan oleh rasa takut.
Gempa susulan berpusat di Antakya
Menurut Pusat Seismologi Mediterania Eropa (EMSC), gempa berpusat di dekat kota Antakya di Turki selatan dan terasa di Suriah, Mesir, hingga Lebanon.
Sebelum gempa M 6,4 mengguncang Turki, Amerika Serikat melalui Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengunjungi Turki untuk memberikan bantuan jangka panjang.
"Sangat sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata," ucap Blinken.
Baca juga: Total 4 WNI Meninggal Akibat Gempa Turki-Suriah, Dua Korban Akan Dimakamkan di Indonesia
"Anda melihat bangunan masih berdiri dan kemudian bangunan runtuh, atap hancur dan tepat di sebelahnya,” kata Blinken.
"Ketika Anda melihat tingkat kerusakan, jumlah bangunan, jumlah apartemen, jumlah rumah yang hancur, akan membutuhkan upaya besar-besaran untuk membangun kembali, tetapi kami berkomitmen untuk mendukung Turki dalam upaya itu,” sambungnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.