Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ukraina Klaim Rusia Gunakan Rudal Jelajah Kh-55 untuk Lemahkan Pertahanan Udara

Ukraina klaim Rusia gunakan Rudal Jelajah Kh-55 untuk lemahkan pertahanan udara Ukraina. Rudal ini berfungsi mengalihkan fokus Ukraina.

AFP/JAY BEECHER
Pengambilan video ini diambil dan dirilis pada 10 Oktober 2022 dari rekaman UGC yang menunjukkan asap membubung dari langit Kyiv setelah beberapa serangan Rusia menghantam ibu kota Ukraina, dengan polisi melaporkan sejumlah korban jiwa. Kepresidenan negara itu mengatakan serangan menghantam banyak kota, sehari setelah Moskow menyalahkan Ukraina atas ledakan di jembatan yang menghubungkan Krimea ke Rusia. (Photo by JAY BEECHER / various sources / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Militer Ukraina telah mengklaim Rusia menggunakan rudal berkemampuan nuklir dengan hulu ledak non-eksplosif terhadap pertahanan udara Ukraina.

Pejabat militer Mykola Danyliuk menunjukkan pecahan dari benda yang ia klaim sebagai rudal jelajah Kh-55 buatan Soviet yang dirancang untuk penggunaan nuklir.

“Ini adalah pengganti muatan terpandu termo-nuklir,” katanya, Jumat (2/12/2022).

Danyliuk mengatakan Kh-55 belum digunakan oleh Rusia di Ukraina sebelum 31 Oktober.

Ia menambahkan, potongan-potongan itu telah diuji dan tidak menunjukkan tingkat radioaktivitas yang tidak normal, seperti diberitakan WIO News.

Baca juga: Setelah Ukraina, Menlu Rusia Tuduh Amerika dan Sekutu Kini Mulai Provokasi di Laut China Selatan

Ukraina sebut Rusia mulai kehabisan persenjataan misil

Menurut para pakar militer di Ukraina, kemungkinan besar Rusia telah menghabiskan persenjataan misilnya yang luas dengan melakukan gelombang demi gelombang serangan besar-besaran terhadap infrastruktur energi kritis Ukraina.

Oleh karena itu, Rusia sekarang menggunakan proyektil tumpul yang masih menyebabkan kehancuran.

“Penggunaan rudal semacam itu dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian sistem pertahanan udara Ukraina dan membuatnya lelah,” kata Danyliuk, seperti diberitakan Times Now.

Danyliuk juga mengatakan,semua rudal Kh-55 yang telah ditemukan telah dicoret nomor serinya.

Sementara itu, Inggris mengatakan rudal itu dirancang secara eksklusif sebagai sistem pengiriman nuklir.

Namun, Ukraina mengatakan militer Rusia melepas hulu ledak nuklir dan menggantinya dengan sistem inert sebelum menembakkannya.

"Meskipun sistem lembam seperti itu masih akan menghasilkan beberapa kerusakan melalui energi kinetik rudal dan bahan bakar yang tidak terpakai, itu tidak mungkin mencapai efek yang dapat diandalkan terhadap target yang dimaksud."

Danyliuk mencatat, rudal tersebut dapat menyebabkan kerusakan yang parah karena energi kinetik dan residu bahan bakarnya, meski rudal ini memiliki hulu ledak non-ledakan.

"Ini dibuktikan dengan serangan terbaru ketika rudal Kh-55 menghantam sebuah bangunan tempat tinggal," katanya, dikutip dari BBC Internasional.

Baca juga: Jepang, Korea Selatan, AS Beri Sanksi ke 3 Pejabat Korea Utara atas Uji Coba Rudal Balistik

Seorang wanita mendorong sepedanya melewati jalan melewati tanda bertuliskan
Seorang wanita mendorong sepedanya melewati jalan melewati tanda bertuliskan "Stop-Mines" di dekat desa Makariv, sebelah barat Kyiv, Ukraine pada 22 November 2022, di tengah Invasi Rusia ke Ukraina. (Genya SAVILOV / AFP)

Rudal jelajah Kh-55

Rudal jelajah Kh-55 juga dikenal sebagai AS-15 oleh NATO.

Kh55 Rusia dirancang sebagai sistem strategis yang mampu mengirimkan hulu ledak nuklir sejauh 2.500 km. 

Pecahannya pernah ditemukan di wilayah Lviv dan Khmelnytsky.

Rudal ini dirancang selama masa Uni Soviet untuk mencapai sasaran strategis dengan koordinat yang telah ditentukan.

Baca juga: Ukraina Minta Uni Eropa Berikan Sanksi untuk Rusia Terkait Produksi Rudal

Peringatan Udara di Ukraina

Pada hari Kamis (1/12/2022), peringatan udara diberlakukan sebentar di seluruh Ukraina.

Peringatan itu dibunyikan setelah laporan pesawat perang Rusia mungkin bersiap untuk melakukan gelombang baru serangan rudal.

Walikota Kyiv pada Kamis (1/12/2022), memperingatkan penduduk tentang pemadaman listrik total yang disebabkan oleh serangan Rusia.

Pemerintah meminta warga untuk menimbun air, makanan, dan pakaian hangat selama satu minggu ke depan.

Vitali Klitschko mengatakan, dalam skenario seperti itu, suhu bisa turun drastis di ibu kota Ukraina, dan penduduk mungkin harus dievakuasi.

Unit daya di beberapa pembangkit listrik di seluruh Ukraina harus melakukan pemadaman darurat minggu ini setelah serentetan serangan rudal Rusia, dikutip dari The Week.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved