Konflik Rusia Vs Ukraina
Tanggapi Protes Warga Rusia, Vladimir Putin Temui Ibu Tentara yang Dimobilisasi ke Ukraina
Tanggapi protes rakyat Rusia, Vladimir Putin temui para ibu dari tentara yang dimobilisasi ke Ukraina. Sebelumnya tersebar video dari garis depan.
Seorang ibu yang hadir di sana, telah kehilangan putranya yang meninggal di Ukraina.
"Kita semua fana, dan suatu hari nanti kita semua akan meninggalkan dunia ini," kata Vladimir Putin.
“Itu tidak bisa dihindari. Pertanyaannya adalah bagaimana kita hidup selanjutnya,” kata Putin.
“Beberapa mati dan bahkan tidak terlihat … Tapi putramu tetap hidup. Tujuannya telah tercapai. Dalam pengertian ini, tentu saja, hidupnya menjadi signifikan, dengan sebuah hasil.”
Baca juga: Pengamat Estonia Nilai Petualangan Putin di Ukraina adalah Penjajahan Gaya Baru
Beredar video tentara Rusia di garis depan
Dalam beberapa bulan terakhir, lusinan video yang direkam oleh tentara atau kerabat mereka telah muncul secara online.
Mereka mengutuk mobilisasi pasukan Rusia.
Beberapa video menunjukkan kondisi buruk yang dialami beberapa tentara di garis depan, dengan semangat rendah, peralatan buruk, dan kurangnya strategi yang jelas di medan perang.
Para prajurit ada yang mengaku ditinggalkan oleh para komandan dan dipaksa berkeliaran di hutan tanpa makanan atau bala bantuan, dikutip dari The Washington Post.
Beberapa tentara kontrak yang dipanggil lebih awal sebagai bagian dari pasukan reguler mengeluh bahwa mereka kelelahan dan tidak digilir selama berbulan-bulan.
Sebelumnya, pemerintah Rusia mengupayakan mobilisasi yang berlangsung selama sekitar satu setengah bulan.
Sejumlah 318.000 rekrutan tentara dilaporkan dikirim ke Ukraina ketika Rusia mencoba bertahan melawan serangan balasan Ukraina menjelang musim dingin.
Baca juga: Vladimir Putin Puji Kapal Pemecah Es Nuklir Baru yang Digadang-gadang Jadi Kekuatan Arktik Rusia
Kecaman dari istri dan ibu para tentara

Selain tersebarnya video tentara di garis depan, gelombang protes juga datang dari para istri tentara yang dimobilisasi ke garis depan.
Banyak istri dan ibu dari laki-laki yang direkrut menjadi tentara menuduh pihak berwenang gagal melatih atau memperlengkapi keluarga mereka secara memadai sebelum mengirim mereka ke garis depan.