Virus Corona
Episentrum Covid-19 China Kini Bergeser ke Guangzhou Saat Wabah Meluas
Otoritas Kesehatan China menyampaikan infeksi Covid-19 secara nasional tercatat mengalami kenaikan menjadi 7.475 kasus per 7 November 2022.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Otoritas Kesehatan China mengatakan bahwa episentrum Covid-19 kini telah bergeser ke kota Guangzhou, menyusul tingginya lonjakan kasus Covid-19 dalam beberapa hari terakhir.
Berdasarkan data dari Otoritas Kesehatan China, infeksi Covid-19 secara nasional tercatat mengalami kenaikan menjadi 7.475 kasus per 7 November, dari yang sebelumnya sekitar 5.496 kasus yang tercatat pada 6 November dan Guangzhou menyumbang hampir sepertiga dari infeksi tersebut.
Seperti diketahui, China sendiri telah memberlakukan pembatasan dan penguncian ketat akibat meningkatnya kasus Covid-19 dalam beberapa hari terakhir. Hal itu tentu saja akan berdampak langsung pada sektor perekonomian China.
Baca juga: Kasus Covid-19 Mulai Naik, Kemenkes Ingatkan untuk Waspada
Dilansir dari Reuters, Rabu (9/11/2022) seorang ekonom di Hwabao Trust, Nie Wen, telah memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi China untuk kuartal keempat menjadi 3,5 persen, dari yang sebelumnya berkisar antara 4 hingga 4,5 persen.
Sementara itu, China pada kuartal ketiga mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,9 persen.
Guangzhou, ibu kota provinsi Guangdong, melaporkan 2.377 kasus infeksi baru untuk 7 November, naik dari 1.971 pada hari sebelumnya.
Banyak distrik Guangzhou, termasuk Haizhu tengah, telah memberlakukan berbagai tingkat pembatasan dan penguncian.
Tetapi sejauh ini, kota tersebut belum memberlakukan penguncian seperti yang dilakukan di Shanghai awal tahun ini.
"Kami telah bekerja dari rumah selama beberapa hari terakhir," kata Aaron Xu, yang menjalankan sebuah perusahaan di Guangzhou.
"Hanya beberapa kompleks yang mengalami penguncian sejauh ini. Sebagian besar kami melihat gangguan dalam bentuk layanan angkutan umum yang ditangguhkan dan keamanan kompleks yang membatasi kurir dan pengiriman makanan. Dan kami harus melakukan tes PCR setiap hari,” pungkasnya.