Tragedi Pesta Halloween di Korsel
5 FAKTA Tragedi Halloween di Itaewon: Tewaskan 151 Orang, Penyebab Masih Diselidiki
Inilah lima fakta mengenai tragedi pesta Halloween di Itaewon yang menewaskan 151 korban. Pihak otoritas masih menyelidiki penyebab tragedi.
TRIBUNNEWS.COM - Pesta Halloween di kawasan hiburan malam dan "desa gay" Itaewon, Korea Selatan, berubah menjadi tragedi mematikan.
Itaewon adalah kota hiburan malam, termasuk bagi warga asing.
Foto dan video tragedi Itaewon Korea menyayat hati. Mayat bergelimpang. Orang-orang berdesak-desakan.
Halloween atau Hallowe'en adalah suatu perayaan yang dapat dijumpai di sejumlah negara pada tanggal 31 Oktober, yaitu malam Hari Raya Semua Orang Kudus di Kekristenan Barat, menurut Wikipedia.
Pesta Halloween di Itaewon termasuk pesta yang menarik turis manca negara. Inilah pesta terbesar setelah pandemi.
Hotel-hotel dan acara-acara bertiket di lingkungan itu pun telah dipesan 'full booking'.
Saksi mata tragedi Halloween Itaewon mengatakan mendengar banyak teriakan.
Sebanyak 151 orang meninggal dunia akibat berdesak-berdesakan dalam acara Halloween di satu ruas gang sempit di Itaewon (update jumlah korban Halloween Itaewon, Minggu (30/10/2022) pukul 18.06 WIB mencapai 153 orang, 20 orang di antaranya warga negara asing).
Sebagian besar korban tewas adalah remaja atau berusia 20-an dan 19 korban meninggal adalah warga negara asing (WNA).
Sementara itu, 82 orang dilaporkan mengalami luka-luka.
Dalam sebuah laporan dijelaskan, insiden dalam pesta Halloween ini terjadi dimulai di gang sempit ketika orang-orang di kerumunan terjatuh.
Korea Selatan berkabung.
Program acara hiburan di stasiun TV Korea Selatan digantikan dengan siaran berita pasca tragedi di Itaewon.
Warga Korea Selatan (Korsel) Ahn Yeon-seon menceritakan kali terakhir dirinya melihat putrinya sebelum tragedi maut pesta Halloween di Itaewon, Seoul.
Diceritakan Ahn Yeon-seon, ia melihat putrinya adalah pada Sabtu kemarin, 29 Oktober 2022, saat gadis berusia 19 tahun itu meminta uang agar bisa pergi keluar untuk merayakan pesta Halloween bersama kekasihnya.
Ribuan orang dilaporkan masih hilang.
Sejumlah warga asing juga dilaporkan masih hilang. Otoritas Korea Selatan berusaha keras mengidentifikasi para korban tewas, menemukan korban hilang, dan mengobati korban luka.
Baca juga: Cerita Kesaksian Pengunjung di Tragedi Halloween Itaewon: Saya Merasa Kecelakaan Pasti Akan Terjadi
Selengkapnya, inilah sejumlah fakta mengenai tragedi Halloween di Itaewon, dirangkum dari cnn.com:
1. Mengapa kerumunan begitu besar?
Itaewon telah lama menjadi tempat yang populer di Korea Selatan untuk merayakan Halloween.
Bahkan beberapa warga negara asing terbang ke Seoul untuk bergabung dalam perayaan Halloween di Itaewon.
Sayangnya, selama dua tahun terakhir, perayaan Halloween dihentikan akibat pembatasan pandemi.
Sabtu (29/10/2022) malam kemarin adalah pesta Halloween pertama sejak Korea Selatan mencabut pembatasan.
Artinya, banyak orang yang datang ke Seoul, baik warga negara asing maupun turis.
Baca juga: Reaksi Presiden AS Joe Biden atas Tragedi Pesta Halloween di Itaewon Korsel
2. Apa yang terjadi?

Seorang saksi mata mengatakan kepada CNN, sangat sedikit – jika ada – pengendalian massa sebelum perayaan Halloween itu berubah menjadi insiden mematikan.
Sejumlah video dan foto yang diposting ke media sosial menunjukkan orang-orang berdesakan, berdiri berdesak-desakan di sebuah jalan sempit.
Seorang saksi mata lainnya mengatakan butuh beberapa waktu bagi orang untuk menyadari ada sesuatu yang salah.
Teriakan panik dari orang-orang bersaing dengan musik yang menggelegar dari klub dan bar di sekitarnya.
Setelah panggilan darurat pertama datang sekitar pukul 22.24 waktu setempat, pihak berwenang bergegas ke tempat kejadian.
Namun banyaknya orang membuat petugas sulit untuk menjangkau mereka yang membutuhkan bantuan.
Video yang diunggah ke media sosial menunjukkan orang-orang melakukan cardiopulmonary resuscitation (CPR) pada pengunjung lainnya yang tergeletak saat menunggu bantuan medis.
Seorang saksi menggambarkan kondisi di mana seorang petugas polisi berteriak selama insiden.
Sayangnya, beberapa orang yang bersuka ria mengira dia sebagai pengunjung pesta lainnya.
Penyebab insiden masih dalam penyelidikan, meskipun para pejabat mengatakan tidak ada kebocoran gas atau kebakaran di lokasi.
Baca juga: Masa Berkabung Nasional Buntut Tragedi Itaewon hingga 5 November 2022, PNS Korsel Wajib Pakai Pita
3. Siapa saja yang menjadi korbannya?

Pihak berwenang mengatakan, sebagian besar korban berusia remaja atau berusia 20-an.
Di antara 151 orang tewas adalah 19 warga negara asing yang berasal Iran, Norwegia, China, Thailand dan Uzbekistan.
Menteri Dalam Negeri dan Keselamatan Korea Selatan, Lee Sang-min mengatakan, lebih dari 90 persen korban telah diidentifikasi.
"Sekitar 10 orang tidak dapat diidentifikasi, karena ada yang berusia di bawah 17 tahun dan lainnya adalah warga negara asing," katanya, Minggu (30/10/2022).
Mulai pukul 14.00 waktu setempat, otoritas Seoul telah menerima 3.580 laporan orang hilang.
Jumlah itu dapat mencakup beberapa laporan untuk orang yang sama atau laporan yang diajukan Sabtu malam untuk orang-orang yang telah ditemukan.
4. Apa tanggapan pemerintah?
Saat bencana terjadi Sabtu malam, lebih dari 1.700 pasukan tanggap darurat dikirim ke lokasi.
Termasuk lebih dari 500 petugas pemadam kebakaran, 1.100 petugas polisi, dan sekitar 70 pegawai pemerintah.
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol mengadakan pertemuan darurat dan mendesak para pejabat untuk mengidentifikasi korban tewas sesegera mungkin.
Di sisi lain, banyak korban dipindahkan ke fasilitas terdekat. Sementara korban meninggal dibawa ke beberapa kamar mayat di rumah sakit.
Presiden Yoon berjanji untuk menerapkan langkah-langkah baru untuk mencegah insiden serupa terjadi lagi.
"Pemerintah akan melakukan inspeksi darurat tidak hanya untuk acara Halloween, tetapi juga festival lokal dan mengelolanya secara menyeluruh sehingga dilakukan dengan tertib dan aman," kata Yoon.
Pemerintah juga akan memberikan perawatan psikologis dan santunan untuk keluarga yang meninggal dan terluka.
Pihak berwenang telah menyatakan masa berkabung nasional hingga 5 November.
Mereka juga menetapkan distrik Yongsan-gu, tempat Itaewon berada, sebagai daerah bencana khusus.
5. Cerita saksi mata
Suah Cho (23) sempat terjebak dalam kerumunan dan berhasil melarikan diri ke sebuah bangunan di sepanjang gang.
Ketika ditanya apakah melihat petugas yang mencoba membatasi jumlah orang yang memasuki gang, dia menjawab: "Sebelum kejadian, tidak sama sekali."
Saksi mata lain menggambarkan situasi menjadi semakin buruk saat mendengar orang-orang meminta bantuan untuk orang lain.
Sebab tidak ada cukup penyelamat yang dapat menangani semua itu.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)