Konflik Rusia Vs Ukraina
Ukraina Terancam Jalani Musim Dingin Tanpa Listrik Imbas Serangan Udara Rusia
Ukraina bersiap dengan kemungkinan terburuk yakni kekurangan listrik di musim dingin imbas serangan rudal Rusia ke pembangkit energi.
TRIBUNNEWS.COM - Ukraina terancam akan menjalani musim dingin tanpa listrik menyusul serangan bertubi-tubi yang dilancarkan Rusia terhadap pusat pembangkit energi.
Saat cuaca menjadi lebih dingin, jutaan warga Ukraina mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi musim dingin yang sulit.
Dilansir CNN, masyarakat berlomba memperbaiki rumah dan menyimpan bahan bakar yang cukup agar tetap bisa menghangatkan diri.
Pada Juli lalu, pemerintah Ukraina mengatakan lebih dari 800.000 rumah telah rusak dan hancur sejak invasi dimulai pada Februari.
Kondisi ini diperparah oleh rentetan serangan udara Rusia terhadap infrastruktur listrik dan pemanas Ukraina dalam beberapa pekan terakhir.
Permintaan listrik Ukraina telah turun sekitar 40 persen sejak invasi Rusia, menurut Badan Energi Internasional.
Baca juga: Setelah Doakan Elon Musk Sukses di Twitter, Loyalis Putin Ini Minta Starlink Cabut dari Ukraina
Badan Energi Ukraina mengatakan, pemerintah harus menerapkan pemadaman listrik darurat yang parah dan "belum pernah terjadi sebelumnya" di Kyiv, untuk menghindari "pemadaman total" karena ibu kota menghadapi defisit listrik 30 persen.
Warga diminta hemat listrik, terutama di pagi dan malam hari.
Lampu di luar kantor, restoran, dan pusat perbelanjaan juga diminta agar dimatikan.
Pemadaman tidak dapat diprediksi, artinya masyarakat harus siap setiap saat.
Komputer dan telepon harus segera diisi daya setiap kali ada kesempatan.
Beberapa lift di bangunan perumahan bertingkat di Kyiv dilengkapi kotak persediaan darurat yang berisi air, makanan ringan, tisu higienis, obat-obatan, dan tas untuk tempat sampah dan toilet darurat.
Untuk membantu masyarakat memanaskan suhu di rumah, pemerintah Ukraina meluncurkan toko kayu bakar online yang memudahkan orang menemukan pemasok lokal.
Seiring dengan ini, foto dan video orang mencoba memanaskan makanan dengan lilin beredar di media sosial.
Empat Jam Tanpa Listrik
Otoritas Ukraina memperingatkan warga di Kyiv soal pemadaman listrik yang lebih lama, kira-kira akan berlangsung lebih dari empat jam.
Dilansir BBC, pemadaman bergilir tidak hanya melanda Kyiv, tetapi juga wilayah tengah Ukraina, termasuk Kota Dnipro.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan sekitar empat juta orang terdampak pembatasan energi.
Bulan ini, Rusia meluncurkan puluhan rudal dan drone buatan Iran.
Infrastruktur energi Ukraina menjadi sasaran bombardir dari serangan udara tersebut.
Presiden Zelensky mengklaim sekitar sepertiga dari pembangkit listrik Ukraina telah hancur.

Pemadaman listrik tidak hanya berlaku untuk rumah-rumah penduduk, tetapi juga lampu jalan dan angkutan umum bertenaga listrik.
Uni Eropa dan sekutu Kyiv lainnya telah mengutuk penargetan terhadap infrastruktur sipil, serangan yang dilihat Ukraina sebagai kejahatan perang.
Kota kedua di Ukraina, Kharkiv, yang rusak berat akibat serangan Rusia, juga menghadapi pemadaman listrik yang lama, sama halnya dengan pusat Kota Zhytomyr, Poltava, dan Chernihiv.
Moskow meningkatkan serangan misilnya terhadap pembangkit listrik Ukraina dan infrastruktur sipil lainnya sebagai pembalasan atas pemboman di Jembatan Kerch, yang menyambungkan Krimea ke Rusia.
Presiden Vladimir Putin menyebut ledakan itu sebagai "tindakan terorisme" Ukraina.
Jembatan itu adalah simbol kampanyenya untuk menggabungkan sebagian besar Ukraina ke Rusia.
Seorang karyawan pembangkit listrik bernama Pavlo mengatakan, "kami dihadapkan pada kerusakan seperti ini untuk pertama kalinya".
Pusat pembangkit energi yang tidak disebutkan namanya itu telah dua kali menjadi sasaran rudal serta pesawat tak berawak "kamikaze" buatan Iran.
Jadi Kesempatan untuk Ukraina
Sementara banyak orang Ukraina takut akan musim dingin, analis militer mengatakan cuaca yang lebih dingin bisa menghadirkan peluang besar bagi militer Ukraina.
"Apa yang penting untuk diketahui tentang pertempuran di Ukraina adalah bahwa secara historis, itu musiman," kata George Barros, analis dan pemimpin tim geospasial di Institute for the Study of War, kepada CNN.
"Kami biasanya akan melihat intensifikasi pertempuran selama musim dingin dan jadi kami mengantisipasi peningkatan umum dalam tempo dalam pertempuran musim dingin ini," tambahnya.
Sebagian besar pertempuran darat terjadi di Ukraina timur, melintasi lahan pertanian yang luas, paya-paya dan rawa gambut.
Ketika tanah membeku, medan akan menjadi keras, sehingga akan lebih mudah bermanuver dengan mesin dan baju besi militer yang berat.
Begitu musim semi mulai mencairkan es, tanah menjadi lunak, tergenang air, dan berlumpur.
Orang Rusia menyebut periode waktu ini, ketika perjalanan melalui jalan darat menjadi lebih sulit, "rasputitsa" atau "Lumpur Umum."

Baca juga: Zelensky: Rusia Telah Luncurkan Lebih dari 8.000 Serangan Udara dan Tembakkan 4.500 Rudal ke Ukraina
Baca juga: Lawan Serangan Rusia, Australia Latih Pasukan Ukraina dan Kembali Kirim Kendaraan Lapis Baja
"Waktu untuk serangan balik Ukraina sedang berlangsung sekarang. Sudah sejak Agustus. Itu terus berlangsung sekarang. Dan kemungkinan akan berlanjut dan meningkat di musim dingin."
"Saya berharap pada saat kita mencapai musim semi, mungkin saat itulah kita akan melihat jeda operasional. Suhu mulai menghangat pada akhir Februari menuju Maret. Saat itulah musim lumpur dimulai," kata Barros.
Kondisi dingin yang membekukan tentu saja sulit bagi pasukan Rusia dan Ukraina, tetapi para ahli mengatakan Ukraina memiliki keuntungan psikologis.
Salah satunya karena memiliki pasukan sukarelawan yang mau berjuang, mengirim pakaian hangat, persediaan, bahkan membuat peralatan.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)