Senin, 6 Oktober 2025

Ratu Elizabeth II meninggal dunia, pemakaman kenegaraan diadakan Senin 19 September

Ratu Elizabeth II meninggal dunia di Balmoral, Skotlandia, dalam usia 96 tahun, setelah bertakhta selama 70 tahun. Pemangku takhta terlama dalam

Pemakaman Ratu Elizabeth II, pemangku takhta terlama dalam sejarah Inggris, yang meninggal dunia di Balmoral, Skotlandia Kamis (08/09), dalam usia 96 tahun, akan dilaksanakan pada Senin 19 September, kata Istana Buckingham.

Pemakaman kenegaraan Ratu Elizabeth II akan digelar pada pukul 11.00 di Westminster Abbey, London. Gereja bersejarah itu menjadi tempat penobatan raja dan ratu Inggris, dan tempat Ratu Elizabeth II menikah dengan Pangeran Philip pada 1947.

Dalam pernyataan setelah ibunya wafat, Putranya, Raja Charles III, mengatakan berpulangnya sang ibu tercinta adalah "momen kesedihan yang sangat mendalam" bagi dirinya dan bagi keluarganya.

Ia juga mengatakan, kepergian Ratu Elizabeth akan "sangat dirasakan" di seluruh dunia.

Anggota dekat keluarga kerajaan telah berkumpul di Balmoral sejak dikeluarkannya pengumuman tentang kondisi kesehatan Ratu pada Kamis siang (08/09).

Ratu naik takhta pada 1952 dan menjadi saksi perubahan sosial yang sangat besar.

Masa berkabung

Raja Charles mengatakan, "Kami sangat berduka dengan berpulangnya ratu yang sangat dihormati dan seorang ibu yang sangat dicintai. Saya tahu kepergiannya akan sangat dirasakan di seluruh penjuru negeri, di negara-negara Persemakmuran, dan di seluruh dunia."

Ia mengatakan pada masa berkabung ia dan keluarganya "akan terbantu oleh kenyataan bahwa Ratu mendapat penghormatan dan rasa cinta yang begitu dalam".

Dalam pernyataan, Istana Buckingham mengatakan, "Ratu meninggal dunia dengan tenang di Balmoral pada petang ini."

Raja dan istrinya, Camilla yang saat ini menjadi Permaisuri, kembali ke London Jumat (09/09), menurut Istana Buckingham dan berpidato.

Semua anak-anak Ratu bertolak ke Balmoral setelah para dokter menyatakan Ratu di bawah pengawasan medis.

Cucunya yang saat ini menjadi putra mahkota, Pangeran William dan adiknya Pangeran Harry juga berkumpul di Balmoral.

Perdana Menteri Liz Truss, yang diangkat oleh Ratu pada hari Selasa (06/09) mengatakan kerajaan adalah sumber kekuatan negara Inggris modern, yang "memberi kita stabilitas dan kekuatan yang sangat dibutuhkan".

Berbicara tentang raja yang baru, Truss berujar, "Kami loyal kepadanya, seperti kesetiaan yang ditunjukkan oleh ibundanya selama sekian lama."

Periode Ratu Elizabeth sebagai kepala negara ditandai dengan berbagai tonggak penting dalam sejarah Inggris, mulai dari masa-masa sulit setelah Perang Dunia II, transisi emporium ke Persemakmuran, berakhirnya Perang Dingin, masuknya Inggris ke Uni Eropa, dan juga keluarnya Inggris dari organisasi regional ini.

Selama ia memegang takhta dalam 70 tahun terakhir, Inggris memiliki 15 perdana menteri.

Mulai dari Winston Churchill, yang lahir pada 1874 hingga Liz Truss, yang lahir 101 tahun kemudian pada 1975.

Selama berkuasa, Ratu rutin bertemu dengan perdana menteri setiap pekan.

Di Istana Buckhingham, London, massa yang menunggu berita kondisi Ratu mulai menangis ketika mendengar kabar kematiannya.

Bendera di istana diturunkan setengah tiang pada pukul 18:30 waktu setempat (00:30 WIB Jumat) dan pengumuman resmi dipasang di luar istana.

Dengan kematian Ratu, Pangeran William dan istrinya, Catherine akan bergelar Duke dan Duchess of Cambridge dan juga Cornwall (gelar yang sebelumnya dipegang Charles).

Ratu terlahir dengan nama Elizabeth Alexandra Mary Windsor, di Mayfair, London, pada 21 April 1926.

Tak banyak yang memperkirakan kelak ia akan memegang tahta kerajaan Inggris, namun pada Desember 1936 pamannya, Edward VIII, melepas tahta untuk bisa menikah dengan warga Amerika Serikat, Wallis Simpson.

Ayah Elizabeth dinobatkan sebagai raja, dengan nama resmi Raja George VI, dan Lilibet -- demikian ia biasa disapa di lingkungan keluarga -- menjadi ahli waris kerajaan Inggris.

Hanya dalam waktu tiga tahun, Inggris terlibat perang dengan NAZI Jerman. Elizabeth dan adik perempuanya, Putri banyak menghabiskan waktu di Kastel Windsor setelah orang tuanya menolak saran agar keluarga kerajaan mengungsi ke Kanada.

Bertukar surat dengan Philip

Setelah menginjak usia 18 tahun, ia bergabung dengan layanan dinas militer dan belajar tentang mekanis dan mengemudi. "[Dari sini] saya mulai memahami semangat kebersamaan yang muncul di masa-masa sulit," kenangnya.

Saat perang, ia bertukar surat dengan Philip, yang bertugas di angkatan laut Inggris. Asmara merebak dan keduanya menikah di Westminster Abbey, London, pada 20 November 1947. Usai menikah Philip bergelar Duke of Edinburgh.

Elizabeth menggambarkan Philip "sebagai sumber kekuatan". Perkawinan ini bertahan selama 74 tahun sebelum Philip meninggal dunia pada 2021 dalam usia 99 tahun.

Anak pertama mereka, Charles, lahir pada 1948, disusul oleh Putri Anne pada 1950, Pangeran Andrew pada 1960, dan Pangeran Edward pada 1964.

Dari mereka, Ratu Elizabeth mendapatkan delapan cucu dan 12 cicit.

Putri Elizabeth tengah berada di Kenya pada 1952 untuk mewakili raja yang sakit, ketika Philip memberi tahu bahwa sang raja telah berpulang.

Ia langsung pulang ke London sebagai Ratu Inggris yang baru.

Atas kejadian ini, ia mengenang, "Semua terjadi tiba-tiba dan dalam waktu yang sangat cepat ... Anda harus bisa melakukan yang terbaik yang bisa dilakukan."

Elizabeth dinobatkan sebagai ratu Westminster Abbey pada 2 Juni 1953, pada usia 27 tahun, dalam acara yang disiarkan oleh televisi. Diperkirakan penobatannya ditonton oleh 20 juta orang.

Pada dekade-dekade kemudian, terjadi perubahan besar baik di dalam negeri maupun di emporium Inggris.

Elizabeth mereformasi kerajaan, mendekatnya ke publik melalui berbagai kegiatan. Ia juga aktif hadir di berbagai acara yang digelar anggota Persemakmuran.

Setidaknya ia berkunjung sekali ke setiap negara anggota organisasi ini.

Namun ada juga masa-masa kelam.

Pada 1992, terjadi kebakaran di Kastil Windsor, kediaman pribadi sekaligus istana yang sering dipakai sebagai tempat kerja.

Perkawinan tiga dari empat anaknya berakhir dengan perceraian.

Pada 1997, Ratu dikecam karena sepertinya enggan tampil di depan publik menyusul meninggalnya Putri Diana, istri Pangeran Charles dalam kecelakaan di Paris, Prancis.

Saat itu banyak pertanyaan soal relevansi kerajaan dengan masyarakat modern.

"Tidak ada lembaga… yang bisa bebas dari pengawasan orang-orang yang memberikan loyalitas dan dukungannya," kata Ratu ketika itu.

Pada usia 21 tahun, Elizabeth berjanji akan menghabiskan waktunya untuk menjalan tugas sebagai ratu.

Pada 1977, saat perayaan Silver Jubilee, ia mengatakan, "Janji itu memang saya ucapkan ketika saya masih belia, namun saya tak pernah menyesalinya. Saya juga tidak akan mencabut janji itu."

Komitmen yang sama kembali ia ucapkan 45 tahun kemudian dalam perayaan 70 tahun ia bertahta, Platinum Jubilee, pada Juni 2022.

Berbagai perayaan digelar di seantero negeri Juni lalu. Meski Ratu tidak hadir di semua acara penting, ia berujar, "Hatiku akan selalu bersamamu."

Raja Charles, 73, menjadi kepala negara di 14 negara Persemakmuran.

Ia bersama istri serta adik-adiknya, Putri Anne, Pangeran Andrew dan Edward berada di Balmoral. Demikian juga dua putranya Pangeran William dan Harry.

Keluarga Kerajaan Inggris kini memasuki masa berkabung selama satu minggu.

Para anggota parlemen akan mengungkap duka atas meninggalnya Ratu dan mengambil sumpah Raja Charles.

Pemakaman kenegaraan Ratu diperkirakan akan dilangsungkan dalam dua minggu ke depan.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved