Konflik Rusia Vs Ukraina
Pertama Kali sejak Invasi, Kapal Gandum Ukraina Masuk Turki dan Bersiap ke Lebanon
Kapal gandum Ukraina telah melewati pemeriksaan di Turki dan sedang dalam perjalanan ke Lebanon. Menjadi yang pertama sejak awal invasi Rusia.
Dikatakan inspektur memperoleh informasi dari kru Razoni tentang perjalanannya melalui koridor kemanusiaan maritim Laut Hitam.
Pusat Koordinasi Gabungan sedang menyesuaikan prosedur, katanya.
Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan bahwa PBB memperkirakan lebih banyak "gerakan keluar dalam beberapa hari ke depan."
"Kami sangat realistis, kami perlu mengambil sesuatu satu hari pada satu waktu ... ada lebih dari 25 kapal di pelabuhan Ukraina yang perlu keluar," kata Stephane Dujarric kepada Al Jazeera dari markas besar PBB di New York.
“Tetapi, semuanya berjalan dengan baik dan mereka bekerja dengan baik hari ini dan kami hanya dapat tergerak oleh gambar-gambar yang telah kami lihat keluar dari Istanbul hari ini.”
Seorang pejabat senior Turki dikutip oleh kantor berita Reuters mengatakan tiga kapal dapat meninggalkan pelabuhan Ukraina setiap hari setelah keberangkatan Razoni.
Baca juga: Rusia Tuding Ukraina Ingin Ciptakan Bencana Nuklir Dengan Menyerang Reaktor PLTN
Sementara, menteri infrastruktur Ukraina mengatakan 17 kapal lagi telah dimuat dengan produk pertanian dan sedang menunggu untuk berangkat, tetapi belum ada belum ada kabar kapan mereka bisa berlayar.
Pada hari Rabu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menolak pentingnya pengiriman ekspor biji-bijian pertama dari negaranya sejak Rusia menginvasi, dengan mengatakan kapal itu membawa sebagian kecil dari hasil panen yang harus dijual Kyiv untuk membantu menyelamatkan ekonominya yang hancur.
“Terima kasih kepada PBB dalam kemitraan dengan Turki, kami memiliki kapal pertama dengan pengiriman biji-bijian, tetapi masih belum apa-apa."
"Tapi kami berharap kecenderungan itu akan terus berlanjut,” ujarnya kepada mahasiswa di Australia melalui video.
Dia mengatakan Ukraina harus mengekspor minimal 10 juta ton biji-bijian untuk segera membantu menurunkan defisit anggarannya yang mencapai $5 miliar per bulan.
Harapan Turki bahwa kesepakatan biji-bijian dapat membantu membangun kepercayaan dan mengarah pada pembicaraan gencatan senjata sejauh ini telah mengecewakan.
(Tribunnews.com/Yurika)