Mantan PM Jepang Shinzo Abe Ditembak
SOSOK Pelaku Penembakan Mantan PM Jepang Shinzo Abe, Tetsuya Yamagami Eks Pasukan Bela Diri Maritim
Pelaku penembakan mantan PM Jepang, Shinzo Abe, adalah pria bernama Tetsuya Yamagami yang merupakan warga Nara.
Foto Abe terbaring usai ditembak viral di media sosial, memperlihatkan pria kelahiran Tokyo itu mendapat pertolongan pertama.
Pascapenembakan Abe, Perdana Menteri Fumio Kishida yang tengah berada di Prefektur Yamagata, langsung terbang kembali ke Tokyo.
Begitu pula dengan para menteri, yang kebanyakan berada di luar Tokyo untuk kampanye pemilihan, turut dipanggil kembali, kata Kepala Sekretaris Kabinet, Hirokazu Matsuno.
“Tindakan barbar seperti ini tidak bisa ditoleransi dengan alasan apapun, dan kami mengutuknya dengan tegas,” kata Matsuno.
"Kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan."
Terkait insiden ini, pemerintah mengatakan tidak ada rencana untuk menunda pemilihan, tapi sebagian besar partai menghentikan kampanye mereka.
Kekerasan politik jarang terjadi di Jepang, negara dengan peraturan senjata yang ketat.
Pada 2007, Mayor Nagazaki ditembak dan dibunuh oleh gangster Yakuza.
Lalu, Ketua Partai Sosialis Jepang dibunuh saat berpidato pada 1960 oleh seorang pemuda sayap kanan menggunakan pedang pendek samura.
Baca juga: Shinzo Abe Dilarikan ke Rumah Sakit Usai Ditembak Saat Pidato di Nara
Sekilas tentang Shinzo Abe

Shinzo Abe lahir di Tokyo, Jepang pada 21 September 1954.
Abe menjadi pemimpin Jepang terlama di era pascaperang, sebelum akhirnya mengundurkan diri pada 2020.
Ia pertama kali menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang pada 2006 hingga 2007.
Abe kemudian terpilih kembali menjadi PM Jepang pada 2012 hingga 2020 dirinya mengundurkan diri karena kesehatannya memburuk.
Ia juga dikenal dengan Abenomics karena kebijakan ekonomi khasnya yang dibangun di atas pelonggaran moneter, stimulus fiskal, dan reformasi struktural.
Langkah-langkah itu menyebabkan pertumbuhan ekonomi selama masa jabatan pertamanya.
Namun, di tahun-tahun berikutnya justru mengalami perlambatan hingga menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas Abenomics.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)