Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Xi Jinping Sebut Perang Rusia Vs Ukraina sebagai Alarm Kemanusiaan

Presiden China Xi Jinping menyebut perang Rusia dan Ukraina telah membunyikan alarm bagi kemanusiaan.

Alexei Druzhinin / Sputnik / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping berfoto selama pertemuan mereka di Beijing, pada 4 Februari 2022. Dalam pernyataan yang Xi utarakan selama pembukaan forum KTT ke-14 negara-negara BRICS, Xi menyebut perang Rusia dan Ukraina telah membunyikan alarm bagi kemanusiaan. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden China, Xi Jinping, menyebut perang Rusia dan Ukraina telah membunyikan alarm kemanusiaan.

Tetapi, Xi tidak menyinggung indikasi bagaimana konflik tersebut dapat diselesaikan.

Dilansir Al Jazeera, sampai saat ini Beijing tidak mengecam invasi Moskow ke Ukraina dan mengkritik sanksi Barat terhadap Rusia.

Meski demikian, Beijing masih mempertahankan hubungannya dengan Ukraina.

Baca juga: Konsumsi Listrik Melonjak, China Terancam Mengalami Pemadaman Massal

KTT BRICS virtua_Xi Jinping
File foto ini diambil pada 10 September 2021 menunjukkan layar besar yang menampilkan program berita yang menampilkan Presiden China Xi Jinping berbicara melalui video pada pembukaan KTT BRICS virtual yang diselenggarakan oleh India, di sebuah jalan di Beijing.

"Krisis Ukraina kembali membunyikan alarm bagi kemanusiaan," ucap Xi menurut media pemerintah.

"Banyak negara pasti akan berakhir dengan masalah keamanan jika mereka menaruh kepercayaan buta pada posisi kekuatan mereka, memperluas aliansi militer, dan mencari keselamatan mereka sendiri dengan mengorbankan orang lain," imbuh Xi.

Pernyataan tersebut diungkapkan Xi pada pembukaan forum bisnis yang diadakan secara virtual menjelang KTT ke-14 negara-negara BRICS; Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

Brasil, India, dan Afrika Selatan juga tidak secara terbuka mengutuk Moskow atas invasinya ke Ukraina.

Baca juga: Warga Negara Asing di Tangerang Raya Sebagian Besar Berasal dari China dan Korea Selatan

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping berfoto selama pertemuan mereka di Beijing, pada 4 Februari 2022.
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping berfoto selama pertemuan mereka di Beijing, pada 4 Februari 2022. (Alexei Druzhinin / Sputnik / AFP)

Sanksi digambarkan sebagai bumerang dan pedang bermata dua

Dikutip Ap News, Xi menggambarkan sanksi sebagai “bumerang dan pedang bermata dua”.

Menurutnya, sanksi “hanya akan berakhir dengan merugikan kepentingan sendiri serta orang lain, dan menimbulkan penderitaan pada semua orang”.

Seiring dengan AS, Inggris dan Uni Eropa, negara-negara termasuk Jepang, Korea Selatan dan Singapura telah menjatuhkan sanksi akibat perang.

Komentar Jair Bolsonaro

Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengambil nada diplomatik dalam pidato singkatnya yang direkam di forum tersebut, membicarakan hasil pemerintahannya tanpa menyebut nama negara lain.

“Konteks internasional saat ini menjadi perhatian karena risiko arus perdagangan dan investasi terhadap stabilitas rantai pasokan energi dan investasi,” kata Bolsonaro.

“Tanggapan Brasil terhadap tantangan ini bukanlah untuk menutup diri. Sebaliknya, kami telah berusaha untuk memperdalam integrasi ekonomi kami.”

Baca juga: Ratusan Orang di China Mengungsi karena Banjir, 2 Provinsi Laporkan Curah Hujan Tertinggi Sejak 1961

Baca juga: 29 Pesawat China Masuk Zona Pertahanannya, Taiwan Kerahkan Jet Tempur

Presiden Brasil Jair Bolsonaro memberi isyarat selama upacara untuk para atlet Olimpiade dan Paralimpiade yang berpartisipasi dalam Pertandingan Olimpiade Tokio 2020, di Istana Planalto di Brasilia, pada 6 Oktober 2021.
Presiden Brasil Jair Bolsonaro memberi isyarat selama upacara untuk para atlet Olimpiade dan Paralimpiade yang berpartisipasi dalam Pertandingan Olimpiade Tokio 2020, di Istana Planalto di Brasilia, pada 6 Oktober 2021. (AFP)

Seruan mengurangi ketergantungan dunia pada China

Kebijakan luar negeri China yang semakin tegas dan dorongan untuk mendominasi pasar global telah mendorong reaksi balik di AS, Eropa dan di tempat lain, meningkatkan seruan untuk menggantikan pemasok China dan mengurangi ketergantungan dunia pada ekonomi China.

Xi, yang telah membangun hubungan dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, menyerukan negara-negara untuk bekerja sama dalam masalah tersebut.

Dia mengatakan upaya untuk "membangun halaman kecil dengan tembok tinggi" tidak ada kepentingan siapa pun.

“Globalisasi ekonomi adalah persyaratan objektif untuk pengembangan kekuatan produktif dan tren sejarah yang tak tertahankan,” kata presiden China.

“Mundur dalam sejarah dan mencoba menghalangi jalan orang lain hanya akan menghalangi jalan Anda sendiri pada akhirnya,” katanya.

Xi juga mengatakan China akan berusaha untuk mengurangi kerusakan pada rantai pasokan internasional yang disebabkan oleh pandemi COVID-19.

China menghadapi gelombang Covid-19 dengan kebijakan penguncian dan karantina garis keras, meskipun jumlah kasus berkurang dan biaya ekonomi meningkat.

Berita lain terkait dengan Xi Jinping

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved